Jakarta (Lampost.co)–Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari ke semua negara terdampak. Kecuali China yang justru dinaikkan menjadi 125%.
Poin Penting:
- kebijakan taris resiprokal AS sejatinya berlaku 9 April 2025
- Trump ingin melindungi industri domestik Amerika Serikat terhadap serbuan produk murah dari luar negeri.
- Hanya China yang tarifnya lebih AS perbesar kareba kepentingan lainnya juga.
Sejatinya kebijakan tarif AS itu berlaku 9 April 2025 waktu setempat. Namun tertunda, kecuali buat China yang malah ada penambahan prosentasinya.
Sedangkan Indonesia juga menjadi satu dari 57 negara yang terkena tarif resiprokal Trump dengan besaran 32%. Melalui penundaan ini, untuk sementara Indonesia hanya akan kena tarif dasar sebesar 10% seperti negara lainnya.
Baca Juga: AS Resmi Terapkan Tarif Resiprokal Hari Ini, Indonesia Pilih Jalur Negosiasi
Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.
Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan terubah.
Keputusan ini setelah lebih dari 75 negara menghubungi perwakilan AS untuk menegosiasikan solusi terkait perdagangan. Termasuk hambatan perdagangan, manipulasi mata uang, dan tarif non-moneter. Trump menyatakan bahwa negara-negara tersebut, atas sarannya, tidak melakukan tindakan balasan terhadap AS.
Negosiasi
Langkah ini memberikan waktu bagi negara-negara mitra dagang AS untuk merundingkan perjanjian perdagangan baru.
Sementara itu, tarif yang lebih tinggi untuk China mencerminkan ketegangan yang meningkat dalam hubungan perdagangan antara kedua negara tersebut.
Selain itu, Trump yang menunda sebagian besar tarif, kecuali terhadap Tiongkok, mencerminkan tekanan dari berbagai pihak. Termasuk pemimpin bisnis dan negara-negara mitra dagang, yang mengkhawatirkan dampak negatif dari kebijakan tarif yang agresif.
Berikut daftar 57 negara dan kawasan yang kena tarif resiprokal oleh AS
Aljazair 30%
Angola 32%
Bangladesh 37%
Bosnia dan Herzegovina 35%
Botswana 37%
Brunei Darussalam 24%
Kamboja 49%
Kamerun 11%
Chad 13%
China 125% (dikecualikan)
Pantai Gading 21%
Republik Demokratik Kongo 11%
Equatorial Guinea 13%
Uni Eropa 20%
Kepulauan Falkland 41%
Fiji 32%
Guyana 38%
India 26%
Indonesia 32%
Irak 39%
Israel 17%
Jepang 24%
Yordania 20%
Kazakhstan 27%
Laos 48%
Lesotho 50%
Libya 31%
Liechtenstein 37%
Madagaskar 47%
Malawi 17%
Malaysia 24%
Mauritius 40%
Moldova 31%
Mozambik 16%
Myanmar 44%
Namibia 21%
Nauru 30%
Nikaragua 18%
Nigeria 14%
Makedonia Utara 33%
Norwegia 15%
Pakistan 29%
Filipina 17%
Serbia 37%
Afrika Selatan 30%
Korea Selatan 25%
Sri Lanka 44%
Swiss 31%
Suriah 41%
Taiwan 32%
Thailand 36%
Tunisia 28%
Vanuatu 22%
Venezuela 15%
Vietnam 46%
Zambia 17%
Zimbabwe 18%
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News