SATUAN Tugas Penanganan Covid-19 Pusat bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengentaskan persoalan pembelajaran selama pandemi. Dalam program tersebut Satgas Covid-19 bersama Kemendikbud melibatkan langsung mahasiswa.
Salah satu mahasiswa yang terlibat program itu adalah Joni Setiawan. Ia adalah mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan angkatan 2017.
Ia mengikuti seleksi karena melihat banyak pelajar yang kesulitan belajar akibat pandemi. Hal itu karena pemerintah melarang kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Menurutnya, mahasiswa memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Tentu, program tersebut menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengabdikan diri.
Ia mengajar dengan mengumpulkan sejumlah anak secara terbatas di Musala Nurul Islam, Telukbetung Selatan. Selain mengajar mata pelajaran sekolah, ia juga menanamkan kepada setiap anak untuk disiplin mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
“Sebelum memberikan materi pelajaran sekolah, saya berikan dulu apa saja yang harus dilakukan selama pandemi seperti 3M,” ujarnya, Minggu (1/11).
Mahasiswa lainnya yang juga mendapat kesempatan tersebut adalah Ainis Assyarifah mahasiswa Pendidikan Konseling FTK UIN Raden Intan. Berbeda dengan Joni, Ainis mengajar anak di lingkungannya dengan berkeliling.
Ia menjelaskan metode door to door dilakukan untuk mencegah adanya kerumunan. Sebab, menurutnya, murid SD sulit diatur agar tetap menjaga protokol kesehatan.
Tidak hanya itu, dengan metode itu ia jadi langsung bertemu dengan wali murid. Sehingga bisa melakukan sharing dengan orang tua tentang pembelajaran selama pandemi.
“Jadi kalau door to door saya bisa langsung sharing dengan wali murid, bisa langsung memberikan pemahaman protokol kesehatan kepada keluarga,” kata dia. (CR1/S1)