PROVINSI Lampung berpotensi terhadap bencana dan semua pihak perlu waspada bencana. Indonesia memiliki potensi bencana yang perlu penanganan serius. Apalagi Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Begitupun Provinsi Lampung yang memiliki Indeks Resiko Bencana Indonesia dalam kategori kelas resiko yang tinggi.
Dalam kajian Risiko Bencana Indonesia (RSI) oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada beberapa pemetaan bencana di Provinsi Lampung. Ada daerah berpotensi gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor. Kemudian, kekeringan, resiko kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi serta banjir bandang.
Mencermati berbagai bencana alam yang terjadi saat ini, anggota Komisi IV DPRD Lampung dari Fraksi PKS, Vittorio Dwison mengingatkan kepada seluruh pihak, utamanya para pemangku kepentingan di Provinsi Lampung agar meningkatkan kewaspadaannya di waktu-waktu ini. Apalagi saat ini cuaca sedang buruk. Beberapa daerah di Provinsi Lampung yang seringkali mengalami longsor pada saat curah hujan tinggi, antara lain Lampung Barat dan Tanggamus.
“Tidak hanya longsor namun juga gempa dan banjir yang kerap melanda di berbagai wilayah di Lampung. Terakhir di Kabupaten Pringsewu, awal bulan ini,” kata Vittorio melalui pesan singkatnya, Sabtu, 16 Januari 2021.
Koordinasi
Oleh karena itu, menurut mantan presiden BEM Universitas Lampung tersebut, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Lampung terkait perlu berkoordinasi dengan Pemda Kabupaten / Kota. Hal yang perlu dilakukan diantaranya adalah mengecek kesiapan tanggap darurat, mengecek sarana-prasarana yang diperlukan dalam menghadapi situasi bencana. Namun, yang terpenting adalah preventif yang holistik atau menyeluruh, untuk menyasar sumber masalah bencana yang sering terjadi di Sai Bumi Ruwa Jurai.
“Tentu ini perlu bergandengan lintas sektoral, lintas batas kewenangan dan kewilayahan, sehingga mampu menuntaskan permasalahan di hulu, sebagai sumber dari problem tahunan di Lampung,” kata Vittorio wakil rakyat yang menggantikan Ahmad Mufti Salim, Dapil Lampung Tengah ini
Kemudia ia berharap bahwa atas berbagai ujian yang menimpa bangsa Indonesia yakni wabah Covid-19 yang terus meningkat beserta implikasinya yang makin meluas (utamanya implikasi ekonomi), bencana alam, penting kiranya kebersamaan seluruh elemen bangsa. “Perlu empati, kerja sama, sinergi dan kolaborasi semua pihak,” tutupnya.
Gempa Tektonik
Pada bagian lain, Wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera tepatnya di Pesisir Barat terjadi gempa tektonik berkekuatan 5,4 magnitudo pada Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.26.43 WIB. Namun, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,49 LS dan 103,82 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 145 km arah Selatan Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung pada kedalaman 43 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menyampaikan jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault).
Guncangan
Guncangan gempa bumi ini terasa di daerah Liwa, Pesawaran, Tanggamus, Bandar Lampung II-III MMI ( Getaran terasa nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan truk berlalu ), Teluk Betung II MMI (Getaran terasa oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang bergoyang ). Namun, hingga kini belum ada laporan dampak kerusakan yang timbul akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.
“Hingga hari Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ).” katanya dalam siaran resminya.
Kemudian ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu dengan kebenaran yang tidak pasti. Setiyo juga meminta masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya.
triyadi@lampungpost.co.id