Penyidikan Kasus SPN Berlanjut

KESIMPULAN hasil autopsi kematian Advent Pratama Telaumbanua karena gagal jantung . Polda Lampung tetap melanjutkan penyelidikan kematian siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling tersebut. Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah Astutik, mengungkapkan meski sudah ada kesimpulan dari hasil autopsi, proses penyelidikan tetap berjalan. Hal itu guna mendalami dugaan yang masih belum terjawab. Terlebih keluarga sudah menyampaikan laporan ke Polda Lampung, beberapa waktu. Untuk itu, kepolisian wajib menyelidiki atas laporan dan bukti-bukti yang disampaikan keluarga. BACA JUGA: Usut Tuntas Dugaan Kekerasan di SPN Polda Lampung "Keluarga sudah menyampaikan laporan, jadi kami wajib melakukan penyelidikan," ujarnya saat gelar perkara di Polda Lampung, Senin (28/8). Dia menyebutkan dari hasil pemeriksaan forensik tim kepolisian tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. Advent meninggal karena gagal jantung tipe aritmia maligna yang saat diperiksa dalam kondisi membengkak. BACA JUGA: Presiden Jokowi Pacu Infrastruktur KSPN Ahli jantung Pusdokkes Polri, Kompol dr Haris, mengungkapkan aritmia maligna merupakan serangan jantung yang terjadi sangat cepat. Ketika terjadi gangguan bisa menyebabkan penderita meninggal dunia. Tipe gagal jantung itu juga memiliki sifat tidak terdeteksi. Hal itu membuat penyakit yang diderita Advent tidak ketahuan ketika mengikuti seleksi. "Penyakit ini muncul ketika stres berlebihan atau terjadi permasalahan di jantung," ujarnya. BACA JUGA: Anak Petani Siswa Terbaik SPN Kemiling Tim Forensik RS Adam Malik, Medan, dr Nasib Situmorang, menjelaskan dari hasil pemeriksaan ada luka di punggung tangan, dagu, bibir, kening yang merupakan luka baru. Luka tersebut karena bersentuhan benda dengan permukaan kasar. Selain itu juga ditemukan luka di punggung tangan kanan dan kiri, pinggang belakang, dan punggung luka. Namun, ia menyebut luka tersebut merupakan luka lama dan sudah mengalami proses penyembuhan. "Saat autopsi kondisi jantung Advent membengkak dan kami lakukan pemeriksaan patologi dan anatomi," ujarnya. "Kami sangat kecewa atas hasil penyelidikan polisi dan akan membahas bersama keluarga untuk mengadu ke Mabes Polri." Tidak Puas Kesimpulan kematian Advent bukan karena penganiayaan membuat keluarga korban kecewa. Sebab, dugaan keluarga tidak menjadi pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan. Paman korban, Rahmat Telaumbanua, menyebut polisi mengatakan kematian Advent akibat gagal jantung. Padahal, ia yakin Advent tidak memiliki riwayat penyakit jantung sehingga lolos masuk sekolah kepolisian. "Kami sangat kecewa atas hasil penyelidikan dari polisi dan akan membahas bersama keluarga untuk mengadu ke Mabes Polri," ujarnya, kemarin. Dia menjelaskan dalam gelar perkara, tim forensik menyebutkan luka di wajah Advent murni karena terjatuh. Padahal, menurutnya, secara kasat mata jenis dan posisi luka bukan karena jatuh. Kemudian, luka lebam pinggul dan bokong serta lubang di punggung itu karena sit up . Sementara luka lebam di bagian perut, polisi belum bisa menjelaskan penyebabnya. Ketua Harian Kompolnas, Beny Mamoto, mengungkapkan pihaknya siap menerima aduan dari keluarga korban. Pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut sesuai dengan permintaan keluarga. "Keluarga juga menyampaikan ingin mengadu ke Kompolnas. Kami terbuka akan menerima guna tindak lanjut," ujarnya. Pihaknya mengapresiasi Polda Lampung karena telah melakukan gelar perkara secara transparan dengan melibatkan keluarga. Selain itu juga melibatkan pengawas internal, seperti Irwasda, Kompolmas, Bidang Propam Polda Lampung, IDI, serta dokter forensik. Gelar perkara secara transparan itu mendorong terjadinya komunikasi aktif antara keluarga korban dan pihak penyidik. Bahkan, kuasa hukum bersama keluarga menyampaikan pertanyaan langsung kepada tim forensik saat gelar perkara berlangsung. (R4)

Penyidikan Kasus SPN Berlanjut

Aritmia maligna merupakan serangan jantung yang terjadi sangat cepat dan ketika terjadi gangguan bisa menyebabkan penderita meninggal dunia.

Karhutla Timbulkan Kerugian Ekonomi dan Ekologi

E-Paper Lampung Post, Edisi Selasa, 29 Agustus 2023

effran

E-Paper Lampung Post, Edisi Selasa, 29 Agustus 2023

E-Paper Lampung Post, Edisi Rabu, 30 Agustus 2023

Stabilitas Harga Bahan Pokok Jaga Penurunan Inflasi

Panen Cabai Berakhir Picu Inflasi

Beras dan Cabai Merah Penyumbang Terbesar di Tanggamus

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 10 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 07 Juli 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 09 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda