• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Selasa, Juli 8, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Surat-Menyurat dan Budaya Lampung

Agus Mahfudin Setiawan, Dosen Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Intan Lampung

wiji Editor wiji
9 Oktober 2024
di dalam Kolom, Opini
A A
Foto: 123RF

Foto: 123RF

Share on FacebookShare on Twitter

TANGGAL 9 Oktober setiap tahun diperingati sebagai Hari Surat Menyurat Internasional atau World Post Day. Hari ini diperingati sebagai bentuk penghargaan terhadap perkembangan komunikasi pos, yang dulu merupakan satu-satunya cara untuk menghubungkan manusia di seluruh dunia sebelum era digital. Meskipun teknologi modern telah menggantikan peran surat dalam komunikasi, surat-menyurat memiliki sejarah yang panjang dan penuh kontribusi dalam mempererat hubungan antarindividu dan negara. 

Di Indonesia, khususnya di Lampung, yang sudah memiliki peradaban tulis-menulis (Baca juga Opini Lampung Post, 9/9/2024). Surat-menyurat memiliki kisah tersendiri, salah satunya melalui korespondensi Herman Neubronner van der Tuuk pada akhir abad ke-19. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan pentingnya surat sebagai alat komunikasi masa lalu dan refleksi terhadap peranannya dalam sejarah pos di Lampung dan dunia.

Surat-menyurat sebagai alat komunikasi memiliki peran vital dalam sejarah peradaban manusia. Sejak zaman dulu, surat sudah digunakan oleh berbagai peradaban sebagai media komunikasi jarak jauh. Pada era Sultan Baghdad Nuruddin pada abad ke-12, burung merpati digunakan sebagai pembawa pesan yang dapat menghubungkan berbagai bagian kerajaan. Masa Dinasti Mamluk Mesir (1250 M—1517 M) juga menggunakan merpati sebagai pengirim pesan rahasia ketika berperang melawan bangsa Mongol. 

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Metode ini masih digunakan hingga Perang Dunia I oleh militer Amerika Serikat. Namun, seiring waktu, penggunaan burung merpati mulai tergantikan dengan sistem kurir yang lebih efisien, seperti kurir yang berjalan kaki atau menunggang kuda (Osman 1928). Pada abad ke-17 dan ke-18, berbagai negara mulai menciptakan sistem pengiriman pos nasional, dan pada 1874 berdirilah Universal Postal Union (UPU) di Bern, Swiss, yang memperkenalkan standar global untuk pengiriman surat internasional. Hari Surat Menyurat Internasional yang kita peringati pada tanggal 9 Oktober pun menandai berdirinya UPU dan menjadi simbol penting dalam sejarah komunikasi dunia.

Di Indonesia, surat-menyurat telah menjadi bagian dari interaksi sosial sejak masa kolonial. Pada abad ke-19, sistem pos di Hindia Belanda (Indonesia) berkembang pesat. Salah satu tokoh yang memiliki hubungan erat dengan sejarah pos dan bahasa di Indonesia, khususnya Lampung, adalah Herman Neubronner van der Tuuk. Van der Tuuk, seorang orientalis dan ahli bahasa Belanda, dikenal melalui korespondensinya saat menetap di Lampung pada tahun 1868-1869. Dalam surat-suratnya, Van der Tuuk tidak hanya menulis tentang pekerjaannya sebagai peneliti bahasa, tetapi juga menggambarkan kondisi sosial, budaya, dan politik di Lampung pada saat itu (Arman Az 2020).

Menurut buku Surat-Surat dari Lampung oleh Arman AZ, Van der Tuuk mengirim banyak surat kepada rekan-rekannya di Batavia dan Belanda selama masa tinggalnya di Lampung. Salah satu korespondensi pentingnya terkait dengan pengamatan dan penelitiannya tentang bahasa Lampung. 

Selain surat Van der Tuuk, sejarah layanan pos di Indonesia dimulai dengan sistem pos tradisional yang dikenal sebagai pos estafet. Surat-surat diantarkan oleh kurir yang menempuh perjalanan jauh dengan berbagai alat transportasi sederhana seperti berjalan kaki atau naik kuda. Pada masa kolonial, pemerintah Hindia Belanda membangun jaringan pos yang lebih terstruktur. 

Pada 1864, dibuka Kantor Pos di Batavia sebagai bagian dari jaringan pos yang lebih luas di Hindia Belanda. Pengiriman surat mulai lebih mudah diakses oleh penduduk lokal maupun penduduk Eropa yang tinggal di Indonesia. Surat-surat dikirim antarwilayah dengan waktu yang relatif cepat, tergantung jarak dan rute yang dilalui.

Pada masa itu, surat-menyurat menjadi alat utama dalam komunikasi resmi maupun personal. Para pejabat pemerintah, pedagang, dan individu dari berbagai kalangan menggunakan layanan pos untuk berbagai keperluan, termasuk administrasi pemerintahan, perdagangan, serta komunikasi antar keluarga. Sistem pos ini sangat penting bagi pemerintahan kolonial dalam mengelola wilayah yang luas dan terpencil seperti Indonesia. Bahkan, setelah Indonesia merdeka, sistem pos tetap menjadi bagian vital dalam membangun komunikasi antar wilayah Nusantara.

Di Lampung, keberadaan layanan pos memberikan dampak signifikan dalam proses pertukaran informasi. Korespondensi Van der Tuuk pada 1868—1869 menunjukkan bahwa sistem pos yang ada saat itu cukup berkembang dan menjadi sarana yang andal untuk pengiriman surat-surat penting. Salah satu contohnya adalah surat-surat Van der Tuuk yang dikirim dari Teluk Betung ke Batavia, yang berisi hasil penelitian bahasa dan budaya Lampung. 

Dalam surat-suratnya, Van der Tuuk banyak menulis tentang bahasa Lampung dan tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian di daerah tersebut. Melalui surat-menyurat inilah, kita dapat memahami bagaimana peran pos dalam mendukung penyebaran ilmu pengetahuan dan pemahaman budaya lokal di masa lalu.

Meskipun teknologi modern seperti surat elektronik (e-mail) dan pesan instan telah menggantikan peran surat pos dalam komunikasi sehari-hari, peran surat tetap tidak bisa diabaikan. Surat-surat memberikan bukti sejarah yang autentik tentang kondisi sosial, politik, dan budaya pada masa itu. Dalam konteks Lampung, surat-surat Van der Tuuk memberikan wawasan tentang bagaimana Lampung dilihat dari sudut pandang seorang peneliti Eropa pada akhir abad ke-19. Melalui surat-surat ini, kita dapat mempelajari tidak hanya tentang bahasa Lampung, tetapi juga interaksi sosial dan dinamika budaya di Lampung pada masa kolonial.

Peringatan Hari Surat Menyurat Internasional pada tanggal 9 Oktober setiap tahun mengingatkan kita akan pentingnya surat sebagai alat komunikasi yang pernah memegang peranan vital dalam sejarah umat manusia. Meskipun surat telah tergantikan oleh teknologi modern, surat-menyurat tetap menjadi bagian dari warisan sejarah komunikasi, terutama di Indonesia dan Lampung. Korespondensi tokoh-tokoh seperti Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung membuktikan bahwa surat tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi personal, tetapi juga sebagai alat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman budaya.

Refleksi ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi terus berkembang, penting untuk mengenang dan menghargai peran surat-menyurat sebagai jembatan yang pernah menghubungkan manusia di berbagai belahan dunia. Sejarah surat-menyurat di Indonesia, termasuk di Lampung, memperlihatkan bagaimana surat dapat menjadi saksi bisu dari perubahan sosial, budaya, dan politik yang terjadi di masa lalu. 

Dengan memahami sejarah ini, kita dapat mengkaji lebih dalam dan menghargai perjalanan panjang komunikasi manusia yang telah membantu membangun peradaban dan menyatukan berbagai komunitas di seluruh dunia. *

Tags: Budaya Lampunghari surat-menyuratLampungPossurat-menyurat
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Lampung Mulai Memasuki Awal Musim Hujan

Posting berikutnya

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 10 Oktober 2024

wiji

wiji

Posting berikutnya

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 10 Oktober 2024

Wakil ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat diwawancarai beberapa waktu lalu. (Medcom.id)

MPR Dukung Hakim Tuntut Keadilan dan Kesejahteraan

cek sapi PO di Lamsel

Pertahankan Populasi Sapi PO lewat Inovasi Gertak Berahi Spontan

gebyar pelayanan prima

Pj Bupati Lampura Tekankan Sinergisitas dalam Pelayanan Publik

Awasi Ketat Masa Kampanye

Daulat Pemilih untuk Pilkada Berintegritas

BERITA TERBARU

  • Oxford United Bungkam Liga 1 All-Stars 6-3 8 Juli 2025
  • Meksiko Juara Piala Emas 2025 8 Juli 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 08 Juli 2025 8 Juli 2025
  • Ini Inovasi HiLo Demi Gaungkan Semangat #NabungOtot 7 Juli 2025
  • Polda Lampung Tangkap Tiga Admin Facebook LGBT 7 Juli 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 02 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 03 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 04 Juli 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?