• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Rabu, Oktober 15, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • Konten Premium
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Guru dan Papan Bunga Ulang Tahunnya Sendiri

Hadi Aspirin, Ketua Lampung Education Forum (LEDFORM),  Koordinator ITC,  Wasekjen DPP FGII 2012-2016

wiji Editor wiji
8 Desember 2024
di dalam Kolom, Opini
A A
FOTO: LAMPUNG POST/DELIMA

FOTO: LAMPUNG POST/DELIMA

Share on FacebookShare on Twitter

EUFORIA Hari Guru Nasional tahun 2024  sudah berlalu.  Peringatan hari guru yang diisi dengan  berbagai kegiatan lomba dan acara variasinya, mulai dari upacara dengan petugas para guru,  membuat tumpeng, tukar kado, buket dari siswa, hingga papan bunga ucapan HGN 2024.

Kegiatan berbeda dari sebelumnya, lebih cerdas dengan digelarnya seminar dan FGD oleh beberapa organisasi profesi dan alumni FKIP Universitas Lampung. Selain sebagai sarana membangun kesadaran siswa dan masyarakat agar menghormati guru, juga menyemangati insan pendidik untuk sabar, ikhlas, dan terus berjuang menghadapi  tantangan yang tidak ringan di masa depan dalam mencerdaskan anak bangsa.

HGN di berbagai daerah menyisakan catatan menarik sekaligus prihatin. Jika diamati dengan saksama, kegiatan tukar kado, potong tumpeng, papan bunga yang berderet berasal dari MKKS, MGMP, PGRI, sekolah, yang notabene guru juga. Berbeda dengan profesi lain, seperti  advokat, apoteker, dokter, polisi, wartawan, TNI, papan bunga demikian meriah dari pejabat  berbagai kalangan, ditambah dengan lembaga-lembaga mitra yang memberi ucapan. Ucapan selamat HGN terbatas dan didomnasi hanya dari guru ke guru juga, tak lebih  hanya sekadar seremonial menghibur diri.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Apa yang terjadi pada puncak HGN selama ini adalah gambaran bahwa profesi guru belum dianggap, marginal di mata publik dan dipandang sebelah mata. Aktor utama pendidikan adalah guru, jantung pendidikan adalah  guru, belum sepenuhnya dipahami oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Padahal, guru ada sebelum profesi yang lainnya, hal ini menegaskan bahwa pembangunan pendidikan belum dianggap begitu penting.

Saat Tahun Baru dan Natal atau jelang Idulfitri, pemerintah demikian sigap. Berapa sembako yang disiapkan, berapa jalan yang rusak, berapa posko yang diperlukan, tenaga keamanan, tenaga medis dan seterusnya. Berbeda saat jelang tahun ajaran baru, hampir belum pernah ada konferensi pers kesiapan daerah terkait berapa gedung, meja, dan kursi yang rusak, perpustakaan, dan guru yang profesional. Belum lagi soal keamanan siswa, guru, demikian juga kesehatannya, yang ada justru keruwetan zonasi, guru yang asal rekrut, dan permasalahan lainnya.

Pemerintah dan beberapa gelintir pejabat hanya sekadar seremonial dan imbauan menghormati dan memberi ucapan selamat Hari Guru Nasional. Selebihnya dipenuhi ucapan sesama guru. Guru dipandang sebelah mata, dipahami orang tua hanya tugasnya sekadar mengajar. Tentu ini ada pergeseran paradigma.

Pemerintah yang mestinya menjadi contoh, justru menciptakan konflik minim pemahaman tugas dan peran guru. Bahkan ikut andil dalam mematikan demokrasi guru. Guru dengan  jumlah yang besar dan punya pengaruh di masyarakat dimanfaatkan dan ditunggangi pejabat  dengan cara berebut menjadi ketua organisasi guru, yang notabene bukan guru. Guru tidak berani menolak, meski  nyata-nyata melanggar UU Guru dan Dosen (Pasal 1 Ayat 13).

Guru kita saat ini lemah, kendati usianya sudah 79 tahun. Seharusnya makin matang, dewasa, kaya pengalaman, dan berwibawa. Hal ini diindikasikan dengan banyaknya kasus, pelecehan, pemukulan, keteledoran yang dialami guru, guru dipolisikan oleh orang tua bahkan siswanya sendiri. Takut mendisiplinkan anak yang berujung pembiaran, penegakan kode etik guru belum sepenuhnya dijalankan oleh organisasi profesi yang ada.

Melihat wajah guru kita di atas, tidak bisa berharap banyak untuk menyongsong Indonesia Emas dan mimpi hadirnya SDM yang berkualitas. Harapan itu masih ada, guru pada masanya mengalami masa keemasan, demikian berwibawa dan bermartabat pernah menjadi role model. Kontribusi besar dalam pergerakan kemerdekaan dan membangun kesadaran mencerdaskan bangsa. Dengan demikian, menjadikan guru berwibawa dan bermartabat sangatlah penting.

Ada dua hal kunci menjadikan guru bermartabat dan berwibawa. Pertama, faktor internal dari guru sendiri. Dalam diri guru harus sadar bahwa profesi guru bukan sekadar mengajar, melainkan juga membentuk karakter, panggilan jiwa, siap untuk diguru dan ditiru. Siap menjadi pembelajar sejati, tidak hanya terkait kompetensi profesionalnya, tetapi juga wajib memahami regulasi terkait guru dalam menjalan tugas, seperti UU Guru dan Dosen, perlindungan anak, dan sekolah ramah anak.

Berani dan komitmen menjaga harkat dan martabat guru, termasuk menolak yang tidak sesuai dengan nuraninya. Guru selama ini mudah diberi pengharapan, ditunggangi pejabat, dimanfaatkan saat pilpres, pilgub, pilkada, dimanfatkan oknum untuk tujuan pragmatis. Bagaimana akan menghadirkan generasi berani, mandiri, kompetitif, jika gurunya sendiri tidak merdeka. Di sini dibutuhkan kekompakan dari seluruh guru, organisasi guru, kode etik profesi dan demokrasi guru ditegakkan, menghormati perbedaan serta merawat idealisme.

Kedua, dibutuhkan komitmen, keteladanan, pemerintah yang adil dan mengedepankan demokrasi guru. Pemerintah berkewajiban menyejahterakan, mengayomi, melindungi, menjadikan guru merdeka dan mandiri. Penting menghidupkan kembali Dewan Pendidikan Nasonal hingga daerah, termasuk rembuk pendidikan mulai dari nasional hingga daerah.

Kesejahteraan guru yang dimaksud  tidak harus dalam bentuk materi, dengan memberi ruang kemerdekaan dalam berorganisasi, dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan, kebebasan berinovasi, sesuai amanah UU, keteladanan dan komitmen adalah reward yang besar bagi guru.

Guru bermartabat tidak hanya dari sisi internal guru yang diharuskan menjadi teladan, pembelajar sejati, memiliki ketahanan mental dari berbagai tekanan. Namun, guru juga butuh dukungan eksternal dari pemerintah, stakeholder terkait,  yang sistemik dan sama kuatnya. Hari ini tidak peduli dengan guru, itu artinya kita tidak peduli dengan masa depan. Semoga ke depan guru Indonesia makin bermartabat dan berwibawa. *

Tags: guru profesionalhari guru nasionalpendidikansekolah
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Koran Digital Lampung Post, Edisi Weekend, 08 Desember 2024

Posting berikutnya

Partai Politik dan Penurunan Ambang Batas Pencalonan dalam Pilkada

wiji

wiji

Posting berikutnya
Petugas sedang menata bendera partai politik. FOTO: ANTARA/WIDODO

Partai Politik dan Penurunan Ambang Batas Pencalonan dalam Pilkada

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 09 Desember 2024

Destinasi wisata pantai di Lampung. FOTO: LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

Menyulam Kesejahteraan Ekonomi Lampung di Nataru 2025

Perbaiki Semua Catatan Pilkada

Perbaiki Semua Catatan Pilkada

Sportif Terima Hasil Pilkada

Sportif Terima Hasil Pilkada

BERITA TERBARU

  • Indra Sjafri Akui Timnas U-23 Masih Jauh dari Target 15 Oktober 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 15 Oktober 2025 15 Oktober 2025
  • Nasib Kluivert Ditentukan di Rapat Exco PSSI 14 Oktober 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 14 Oktober 2025 14 Oktober 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 13 Oktober 2025 13 Oktober 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 11 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 13 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 09 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 14 Oktober 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?