• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Selasa, Agustus 19, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom Refleksi

Mental Meme

Berkampanyelah secara santun, tidak menyebar hoaks, berhenti menebar kebencian.

Wandi Barboy Editor Wandi Barboy
24 November 2018
di dalam Refleksi
A A
Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

NEGERI ini sudah banyak menerbitkan peraturan dan institusi demokrasi. Tapi, tidak semuanya dijalankan dengan baik dan benar, berkeadilan, berkeadaban. Hari ini masih berlangsung praktik korupsi, oportunis, berita bohong, intoleransi, dan radikalisme. Maka itu, segudang peraturan yang dibuat tidak akan membawa perubahan untuk rakyat. Apa yang salah?

Mentalitas

Mentalitas masih jadi pertaruhan. Presiden Jokowi dalam artikel, Revolusi Mental (Kompas, 10/5/2014), ingin memperjuangkan negeri ini menjadi negara yang berkepribadian secara sosial budaya, berdaulat secara politik, kemandirian ekonomi. Revolusi mental yang dibangun di negeri merdeka 73 tahun ini, harus dimulai dari diri sendiri.

Keterbelakangan yang masih dirasakan–banyak disebabkan mental yang tidak ingin maju dan hidup malas. Lima tahun terakhir, sikap ingin maju itu dibangunkan serentak sejagat Indonesia. Mulai membangun birokrasi yang bersih, memperkuat desa karena pertanian didatangkan dari desa.

BACA JUGA

Wukuf di Arafah dan Keutamaan Berhaji

Perjuangan Belum Berakhir!

 Lampung Begawi dan Derajat UMKM

Kembalikan Tradisi Juara Umum

Paling penting, tidak menciptakan program mimpi indah di siang bolong. Bangsa ini akan rusak akibat banyak mimpi. Mimpi tidak akan membuat kenyataan. Boleh bermimpi tapi dibuktikan dengan kerja nyata! Seorang temanku bernostalgia bagaimana Soeharto memimpin negeri ini menjadi terdepan di mata rakyat. Jokowi pun membangun dari kebutuhan rakyat, meningkatkan daya saing menghadapi persaingan global.

Sangat dirasakan rakyat Aceh dan Papua. Harga bahan bakar minyak (BBM) dijual dengan satu harga. Kalau di Pulau Sumatera harga premium Rp7.000 per liter. Di Papua–di ujung timur juga dijual dengan harga yang sama. Selama ini, rakyat di Bumi Candrawasih belum terasa merdeka.

Contohnya, harga BBM terjadi ketimpangan dengan Jawa dan Sumatera.
Belum lagi pembangunan infrastruktur. Dahulu hanya di Jawa merasakan nikmatnya jalan tol. Hari ini, Sumatera sudah merasakannya. Anak-anak bangsa yang melintas jalan tol di Lampung dan Palembang terasa ia berada di Jawa. Belum lagi dana desa yang terus meningkat setiap tahun–untuk membangun pinggiran dan memperkuat ekonomi. Memangkas subsidi BBM untuk menambah biaya pendidikan dan kesehatan anak bangsa.

Belum lagi memerangi korupsi, membasmi narkoba, menjaga netralitas TNI/Polri. Itu dilakukan untuk membangun negeri ini agar lebih berdaulat lagi. Tapi keinginan luhur itu tidak semua ditanggapi positif dan lapangan dada oleh sebagian anak bangsa. Adalah, contohnya menyebarkan berita bohong dan kebencian secara masif untuk merusak tatanan yang saat ini lagi ditata dan dibangun Jokowi.

Pekan lalu beredar foto meme di media sosial yang merusak tatanan Polri sebagai penegak hukum yang netralitas. Polisi pasti menelusuri pembuat dan penyebar pertama posting-an hoaks. Meme berpose dua jenderal polisi–putra Lampung itu sedang salam L (Lampung). Foto diklaim mendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu 2019.

Tidak Elok

Cara-cara seperti itu tidak elok. Mental belum mau berubah. Rakyat terlena dibuatnya. Foto meme yang beredar di aplikasi WhatsApp (WA), pekan lalu menampilkan Irjen Ike Edwin dan Brigjen Tomsi Tohir. Mabes Polri memastikan narasi dalam foto itu tidak benar, bohong. Alangkah naifnya, meme tersebut disebarkan oleh orang-orang paham, tetapi tidak mau tahu bahwa narasinya pembohongan publik. Rakyat dibuat jadi sesat.

Secara tegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Penmas) Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan foto itu menampilkan narasi yang tidak benar atau hoaks. “Tidak tersebar di media sosial, tapi dari WhatsApp Group disebar. Tim Cyber Polri langsung memberi stempel hoaks,” kata Dedi, Rabu lalu (21/11/2018).

Menurut Dedi, foto tersebut adalah foto lama sebelum pengambilan nomor urut calon presiden dan calon wakil presiden. Adapun pose dua jari yang dilakukan Ike dan Tomsi dalam foto itu merupakan inisial huruf ‘L’ yang merupakan kata ‘Lampung’ sebagai putra daerah. “Foto itu, foto saat Korps Raport Kenaikan Pangkat Brigjen Tomsi akhir tahun 2017,” tegas Dedi.

Polisi

Yang jelas, pihak kepolisian mencari pelaku penyebaran foto dan informasi meme hoaks tersebut. Sebelumnya, Mabes Polri menangkap pelaku dan penyebar di media sosial yang memelintir kegiatan peringatan Hari Santri Nasional di Sekolah Polisi Negara (SPN) di Mojokerto, Jawa Timur. Dalam media sosial, dipelintir kegiatan SPN mendukung calon presiden nomor 2.

Tidak cukup di situ. Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Lampung menyerahkan informasi meme hoaks kepada polisi untuk mengusutnya. “Itu bisa dipidana karena melanggar Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),” kata Komisioner Divisi Hukum Bawaslu Lampung, Tamri Suhaili.

Bawaslu harus bekerja keras menangkal hoaks karena rakyat dibuatnya jadi bodoh. Berkampanyelah secara santun, tidak menyebar hoaks, berhenti menebar kebencian. Anak bangsa cerdas adalah mengadukan kampanye hitam kepada aparat. Memang, disadari atau tidak, hidup dan berkembangnya berita bohong akan meningkat menjelang Pemilu 2019.

Bahkan, hoaks menjadi ladang bisnis baru di negeri ini. Online abal-abal menebar hoaks dan kebencian. Rakyat menjadi mabuk. Saat ini terjadi perubahan pola konsumsi berita berteknologi supercanggih. Orang tua hingga anak-anak demam dibuatnya. Suka tidak suka, mau tidak mau, konsumsi melalui digital terus melesat.

Di sini ada orang yang mengambil keuntungan untuk kepentingan sesaat. Berkembangnya berita bohong karena mentalitas. Hidup tidak bisa terlepas dari situasi politik yang kotor. Sangat menjijikkan. Menghalalkan segala cara. Mata dan telinga tidak mau lagi mendengar kebenaran.

Jadi sangatlah wajar, di awal Jokowi menjabat presiden, berkumandang bahwa kalau Indonesia ingin maju dan beradab, perlu gerakan bernama revolusi mental. Dari budaya korupsi jadi hidup bersih. Hidup malas jadi rajin. Dari budaya bohong jadi anak bangsa yang amanah. Dengan tekad itu, pasti negeri ini makin kuat, makmur, dan sejahtera!

Tags: #Memehoaksmental
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

15 LP di Lampung Kelebihan Kapasitas

Posting berikutnya

Eksotisme Museum Mini

Wandi Barboy

Wandi Barboy

Posting berikutnya

Eksotisme Museum Mini

Peran Wali Murid Diperkuat

Peran Wali Murid Diperkuat

SAFETY DRIVING HINO. Direktur HMSI Takayuki Tsuchida dan
Direktur Utama PT Persada Lampung Raya Sugianto Aziz melepas peserta Hino Dutro Safety Driving Competition 2018 di area parkir Novotel Lampung, Jumat (23/11).LAMPUNG POST/VERA AGLISA

Hino Dutro Kuasai Lampung

FOTO BERSAMA. Manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berfoto bersama seusai gelaran Mandiri Dagang Untung 2018 di kantor cabang Bambu Kuning, Jalan Kartini, Bandar Lampung, Jumat (23/11).LAMPUNG POST/EFFRAN KURNIAWAN

Lelang Dagang Untung Mandiri Gaet Pedagang Lampung

McDonald's Antasari tanpa Antri

BERITA TERBARU

  • Arsenal Tekuk MU 1-0 di Old Trafford 19 Agustus 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 19 Agustus 2025 19 Agustus 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 18 Agustus 2025 18 Agustus 2025
  • Bayern Juara Piala Super Jerman 2025 18 Agustus 2025
  • Laga Hidup Mati Timnas U-17 Kontra Mali 18 Agustus 2025

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

  • kantor DPRD lampung Utara

    Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 18 Agustus 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Kondisi PSM Makassar Belum Ideal Jelang Laga Kedua

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 14 Agustus 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Sri Agustina : 0895-3463-91035
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?