• LAMPOST.CO
  • METROTV LAMPUNG
  • DESAKU
  • SUMA.ID
Kamis, Juni 5, 2025
Berlangganan
Konfirmasi
  • Masuk
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Berlangganan
  • E-Paper
  • Indeks
  • Log in
Beranda Kolom

Saling Bunuh   

Sri Agustina Editor Sri Agustina
6 Desember 2019
di dalam Kolom, Refleksi
A A
Ilustrasi (DOK)

Ilustrasi (DOK)

Share on FacebookShare on Twitter
Iskandar Zulkarnain Wartawan Lampung Post

PENYELESAIAN paham radikalisme dan intoleransi di bumi nusantara ini bisa diselesaikan oleh umat Islam sendiri. Negara hadir memfasilitasi dan menahan diri untuk tidak intervensi. Pastinya, energi bangsa ini terkuras hanya urusan “garis keras” yang mencoba ingin memisahkan diri dari NKRI.

Padahal Indonesia tetap berdiri kokoh hingga hari ini dirajut dari keberagaman.  “Tidak ada yang bisa menyelesaikannya, kecuali bangsa yang beragam dan umat Islam itu sendiri,” kataku kepada salah seorang pimpinan pondok pesantren (ponpes) di Lampung.

Itu kusampaikan kepada kiai ponpes menjelang rencana pertemuan tokoh agama dan pimpinan pondok dari seluruh Indonesia yang membahas isu radikalisme di Pekalongan, Jatim, pekan ini.

BACA JUGA

Dari Jari-Jari Kecil ke Dunia Teknologi

Mengurai Benang Kusut Banjir di Bandar Lampung

Sepak Bola untuk Persatuan

Jitu Menekan Angka Kejahatan

Kalau negara ikut intervensi, kata pimpinan pondok itu, apalagi main kekerasan–penyelesaiannya tidak berujung manis. Teror terus terjadi. Makin ditekan makin kuat penolakan, seperti menginjak pegas. Perlu dialog dan rumusan agar radikalisme bisa ditata dengan apik.

Sebenarnya radikalisme mengandung dua pengertian dari sisi positif dan negatif. Mantan Ketua MUI juga tokoh Muhammadiyah, Din Syamsudin berpendapat radikalisme mengandung arti positif karena akar kata radikal yakni  radik atau akar, yang berarti seseorang atau sekelompok orang yang berpegang teguh pada nilai-nilai secara mendasar.

“Mengakar, berpegang pada akar keyakinannya. Itu positif. Nah, ini agama mengajarkan demikian,” kata Din. Bahkan, dia mencontohkan, seseorang mengatakan Negara Kesatuan RI (NKRI) harga mati. Negara Pancasila final adalah contoh sikap radikal yang mengandung pengertian positif karena itu kesepakatan kebangsaan.

Kata radikalisme yang mengandung arti negatif, kata Din lagi, jika seorang merasa dirinya paling benar sendiri. Sedangkan orang lain atau kelompok lain di luar kelompoknya dianggap salah. “Menyalahkan dan mengafirkan orang bersikap radikal. Itu bersifat negatif. Jadi, perlu ada kejernihan, klarifikasi tentang radikalisme,” kata Din menjelaskan.

Sebenarnya radikalisme mengandung dua pengertian dari sisi positif dan negatif.

Apalagi radikalisme dipahami sebagai aliran menginginkan perubahan sosial dengan cara-cara tindakan kekerasan mengatasnamakan agama. Berbekal jihad di jalan Tuhan, pada akhirnya Islam dipandang sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, melakukan teror di mana-mana.  Padahal Islam adalah agama rahmatan lil alamin.

Rahmat bagi alam yang disampaikan Rasulullah saw tertuang dalam Piagam Madinah. Isinya mengajarkan keseimbangan, keadilan, toleransi, dan moderat. Jika konsep itu mampu direalisasikan, tidak akan ada radikalisme di negeri ini. Di tengah kondisi rakyat Madinah–waktu itu multikultural,  perbedaan agama, suku, ternyata Rasulullah saw mampu mempersatukannya.

Isu radikalisme di negeri ini menguat dalam beberapa tahun terakhir. Paham ini masuk sekolah, perguruan tinggi—menyasar siswa dan mahasiswa juga lembaga pemerintahan. Generasi penerus bangsa dan guru juga dosen menjadi target nomor wahid paham ini.

***

Mau bukti? Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 merilis penelitiannya. Hasilnya,  sebanyak 57,03% guru, baik pada level SD maupun SMP mempunyai pandangan intoleran di Indonesia. Lembaga survei lain seperti Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) merilis temuan serupa. Sebanyak 48,9% siswa mendukung radikal.

Jika kondisi tidak benahi, kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu. Saat ini penyebaran paham radikalisme sangat masif melalui media sosial (medsos). Mereka menyasar kalangan milenial. Seorang mantan pengikut Islamic State (IS), sebut saja Rina, berucap ujaran radikalisme banyak bertebaran di medsos. Dia pun ikut terpengaruh.

Mengapa harus di medsos? Karena anak muda tidak bisa jauh dari telepon pintar–di dalamnya ada banyak aplikasi medsos. Rina pernah terpapar rayuan paham Islamic State (IS) melalui medsos saat dia masih di SMA. Dia pergi ke Suriah bergabung kelompok IS pada tahun 2016. Ada apa di sana?

Ternyata Suriah, kata dia, harapan ingin hidup di negeri khilafah hanya mimpi belaka. Warga negara Indonesia ini hidup tersiksa, kebiadaban, dan kesadisan IS. Yang ada Rina dipaksa melihat kekerasan dan pembunuhan yang sadis dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Jika kondisi tidak benahi, kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu.

Sudah saatnya anak-anak bangsa memberikan pemahaman bahaya paham radikalisme. Dampaknya tidak hanya menyangkut perorangan, tapi seluruh komponen berbangsa dan bernegara. Apalagi yang terpapar itu sudah merasuki aparatur sipil negara (ASN), anggota TNI/Polri.

Sangat rentan. Karena di situ menyangkut pekerjaan, jabatan, kekuasaan. Aparatur yang terkontaminasi radikalisme bisa-bisa memasukkan agenda tersembunyi ke dalam pekerjaannya. Bahayanya lagi, aparat seharusnya memberikan pelayanan publik, kenyataannya bersikap eksklusif, cenderung intoleran, dan menolak berhubungan dengan orang di luar kelompoknya.

Mereka juga mengembangkan kepentingan kelompok dan cenderung tebang pilih. Yang bukan dari kelompoknya dianggap musuh. Belum terlambat mencegah dan mengobati sakitnya negeri ini dari radikalisme. Saatnya tokoh ormas dari lintas agama dan berbagai elemen Islam bersatu memberikan pemahaman kepada anak-anak bangsa tentang sejarah dan tujuan paham radikalisme.

Ajaklah rakyat untuk berpikiran terbuka. Jangan berpikiran sempit. Paham radikalisme harus ditafsirkan secara tekstural dan kontekstual. Apalag dari kalangan milenial. Kelompok muda ini sangat realistis dan serba-instan melihat dunia. Maka itu perlu penguatan literasi digital di semua tingkatan pendidikan.

Di belakang semua ini ada kelompok militan menginginkan perubahan sosial dan politik secara cepat. Sekali lagi diingatkan! Kelompok ini sudah sukses menyasar anak muda. Jauhkan negeri ini bagian dari negara ujung dunia sana saling membunuh–menghabisi sesama anak bangsa sendiri!  ***

Tags: radikalismeRefleksisaling bunuh
berbagiTweetMengirim
Posting Sebelumnya

Penguatan Pancasila untuk ASN

Posting berikutnya

Audit Izin Pemanfaatan Bukit

Sri Agustina

Sri Agustina

Posting berikutnya
LAMPUNG POST/SUGENG RIYADI

Audit Izin Pemanfaatan Bukit

BENDA BERSEJARAH. Kepala Museum Ketransmigrasian Bapak Suhardi menjelaskan mengenai bola besi yang dulu digunakan untuk membuka lahan di daerah transmigrasi, Rabu (4/12), di Museum Ketransmigrasian, Gedongtataan, Pesawaran. LAMPUNG POST/SUKISNO

Mengenal Sejarah di Museum Ketransmigrasian

Kerja sama

Rawat Kepedulian

Sobat Jarwo Lampung Dukung Ganjar Maju Pilpres

DPR Pisahkan Pelaksanaan Pilpres dan Pileg

EMAS TUNGGAL PUTRI: Petenis tunggal putri Indonesia Aldila Sutjiadi membawa bendera Merah Putih setelah menang 6-0 dan 7-5 atas petenis Vietnam Savanna Ly Nguyen pada final tenis tunggal putri SEA Games 2019 di lapangan Rizal Memorial Tennis Centre, Manila, Filipina, Jumat (6/12). (ANTARA/MICHAEL SIAHAAN)

Jumlah Emas Kontingen Indonesia Lampaui SEA Games 2017

BERITA TERBARU

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 05 Juni 2025 5 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 04 Juni 2025 4 Juni 2025
  • UEFA Umumkan Tim Terbaik Liga Champions 2024/2025 3 Juni 2025
  • Laga Kontra Tiongkok Vital demi Tiket Piala Dunia 2026 3 Juni 2025
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 03 Juni 2025 3 Juni 2025

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU 

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan 

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 04 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
  • Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 02 Juni 2025

    0 shares
    berbagi 0 Tweet 0
Facebook Twitter Youtube RSS Instagram

Tentang Kami

 

LampungpostID adalah laman berita resmi Harian Umum Lampung Post. Laman ini berada dalam naungan PT Masa Kini Mandiri, penerbit Koran Lampung Post yang menyajikan informasi berkualitas untuk melengkapi kehadiran koran edisi cetak di masyarakat.

Alamat Kami

PT Masa Kini Mandiri, Jl. Soekarno – Hatta No. 108, Hajimena, Lampung Selatan

Phone : (0721) 783-693
Fax : (0721) 783-578
Email : redaksi@lampungpost.co.id

Redaksi
Tentang Kami

Iklan & Sirkulasi

Bachtiar Al Amin : 0812-7339-8855
Ja’far Shodiq : 0812-1811-4344
Dat S Ginting 0822-6991-0113
Setiaji B. Pamungkas : 0813-6630-4630

LampungpostID © 2022

Selamat Datang kembali!

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password yang terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • LAPORAN UTAMA
  • EKONOMI
  • KOTA
  • RUWA JURAI
  • PENDIDIKAN
  • LAMBAN PILKADA
  • RAGAM
  • DESA
  • OPINI
  • FOKUS
  • E-PAPER
  • INDEKS

LampungpostID © 2022

Open chat
1
Anda butuh bantuan ?
Admin Lampungpost.id
Halo, ada yang bisa kami bantu ?