UMAR ROBANI
CALON penerima vaksin covid-19 wajib registrasi ulang dan verifikasi data setelah menerima short message service (SMS) blast dari Kementerian Kesehatan. Registrasi ulang untuk memilih tempat serta jadwal layanan bisa lewat beberapa sistem yang tersedia.
Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Registrasi dan verifikasi dapat melalui SMS 1199 atau UMB *119# yang bebas biaya (gratis).
“Penerima juga bisa mengunduh aplikasi PeduliLindungi atau melalui website pedulilindungi.id,” melalui keterangan tertulis ke Medcom.id (grup Lampung Post), Jakarta, Kamis, 7 Januari 2021.
Calon penerima vaksinasi yang tidak memiliki telepon seluler atau di daerah terkendala jaringan akan terkompilasi untuk kemudian terverifikasi oleh Babinsa/Babinkamtibmas. Verifikasi ini melibatkan lurah, kepala dusun, ketua RT/RW, serta puskesmas setempat.
“Registrasi ulang ini upaya verifikasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari sistem untuk mengonfirmasi domisili serta self-screening sederhana terhadap adanya penyakit penyerta,” demikian isi kutipan tersebut.
Warga yang mengidap komorbid tidak dapat diberikan vaksin. Setelah melakukan verifikasi, sasaran penerima memilih lokasi pelaksanaan dan jadwal vaksinasi.
Selanjutnya, Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Covid-19 akan mengirimkan undangan ke masing-masing calon penerima vaksin yang telah terverifikasi. Pengingat jadwal layanan akan dikirimkan oleh sistem via SMS atau aplikasi PeduliLindungi.
Sabar
Terpisah, Presiden Joko Widodo meminta warga untuk sabar menantikan proses vaksin covid-19. Pasalnya, dirinya juga masih menantikan. “Sedang menanti vaksin Covid-19? Sabar. Saya juga,” twit Presiden dalam akun Twitter @jokowi pada Kamis, 7 Januari 2021.
Jokowi menegaskan, vaksin sudah tersedia dan mulai didistribusikan ke daerah.
“Tapi masih menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM dan kajian halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Menurutnya, jika izin sudah keluar, vaksin gratis secara bertahap bisa terlaksana. Presiden juga kembali menjelaskan alasan dirinya menjadi orang pertama yang menerima vaksin covid-19. “Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal. Jadi, siap-siap saja,” tutup Presiden.
Hoaks Vaksin
Pada bagian lain, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyayangkan banyak beredar misinformasi jelang program vaksinasi. Dia meminta masyarakat bijak mencari informasi.
Salah satunya, berita soal Italia menduga covid-19 bukan virus melainkan bakteri. Wiku menegaskan kabar itu tak benar.
“Perlu ada pemahaman, bahwa berita tersebut adalah hoaks atau tidak benar,” kata Wiku di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021.
Masyarakat mesti menyaring berita tentang covid-19 maupun program vaksinasi melalui media tepercaya. Dia meminta masyarakat mendukung program vaksinasi.
Namun, masyarakat tidak boleh lengah usai menjalani vaksin. Sebab, vaksinasi tidak menghentikan pandemi covid-19.
Dia menjelaskan vaksin akan lebih efektif melindungi masyarakat saat vaksinasi berlangsung pada kondisi yang lebih terkendali, ketika laju penularan rendah. “Ketimbang vaksinasi saat laju penularannya tinggi. Karena peluang tidak tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity) akan semakin besar apabila laju penularannya tinggi,” ujar Wiku. (MEDCOM.ID)
umar@lampungpost.co.id