Lampungpost.id—Gempa menggunjang Papua. Pihak Istana memastikan kondisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Bumi Cendrawasih dalam keadaan aman seusai guncangan berkekuatan magnitudo 5,0 pada Jumat, 7 Juli 2023.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan, saat gempa terjadi, Kepala Negara tengah makan siang di rumah makan di Numbai, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
Bey menyebut Presiden dan rombongan tidak merasakan guncangan. “Tidak terasa ada gempa. Saat makan siang tidak ada yang merasakan juga,” ujar Bey.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Sambangi Pasar Natar Lampung Selatan
Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) apabila terjadi bencana. Oleh karena itu, Jokowi tetap melanjutkan kegiatannya di Papua secara normal hingga semua kegiatan yang dijadwalkan selesai.
“Saat ini kegiatan masih berjalan normal. Di sepanjang jalan, aktivitas masyarakat juga normal,” terangnya.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Disambut Ribuan Warga dan Pedagang
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa terjadi di laut 42 km Barat Laut Kabupaten Jayapura, Papua. Lokasi tepatnya berada di 2.40 Lintang Selatan, 140.07 Bujur Timur di kedalaman 28 kilometer. Gempa terjadi pada pukul 11.25 WIB.
Sementara itu, dalam lawatannya di Papua, Presiden ditanya oleh seorang pelajar Papua, Kesia Olivia Ergor yang Kesia menanyakan mengapa ibu kota negara tidak pindah ke Papua saja.
Pertanyaan yang cukup menggelitik itu dijawab santai oleh Jokowi. Dia menjelaskan dengan sederhana mengenai alasan ibu kota negara yang akan pindah ke Kalimantan Timur secara geografis.
Dengan kondisi geografis yang sangat luas tersebut, Jokowi menjelaskan, maka ibu kota Nusantara (IKN) dipilih di Kalimantan.
Pertimbangannya antara lain karena posisinya yang berada di tengah-tengah Indonesia sehingga dekat untuk diakses dari sisi barat, timur, utara, maupun selatan Indonesia.
“Kalau dipilih yang timur, kalau ibu kotanya dipilih di Papua, yang dari Aceh ke Papua itu kalau ke sini jauh sekali, sembilan jam dari Aceh ke Papua naik pesawat lho, itu. Kalau naik kapal bisa berminggu-minggu,” ungkapnya.
“Jadi dipilih ibu kota itu di tengah-tengah, sehingga dipilih Nusantara di Kalimantan. Di tengah-tengah, dari timur dekat, dari Papua dekat, dari Aceh juga dekat, dari utara juga dekat, dari selatan juga dekat. Jadi dipilih di tengah-tengah,” imbuhnya.