Lampungpost.id–Jasa Marga memprediksi puncak arus mudik Lebaran tahun ini terjadi pada dua hari jelang lebaran (H-2) atau 20 April 2023. Volume kendaraan diprediksi meningkat ketimbang tahun lalu.
“Prediksi naik 2,5 persen dibandingkan puncak arus mudik sebelumnya,” kata Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga Lisye Octaviana, Jumat, 24 Maret 2023.
Lisye mengatakan volume lalu lintas mudik akan meningkat mulai H-7 hingga H+7 lebaran. Jasa Marga telah bersiap menyiagakan seluruh aspek layanan dalam menghadapi musim Mudik Lebaran 2023.
“Jasa Marga juga sudah memprediksi volume lalu lintas nanti mulai H-7 hingga H+7 melalui empat gerbang tol utama sebesar 2,78 juta kendaraan atau naik sekitar 6,77 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu,” ucap dia.
Sementara itu, arus balik Lebaran 2023 diperkirakan mulai terjadi pada H+2 hingga H+8 lebaran. Volume kendaraan pada arus balik juga diperkirakan meningkat.
“Untuk arus baliknya nanti diperkirakan kendaraan yang masuk Jabodetabek ada 2,66 juta kendaraan atau naik 3,71 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu,” ungkap dia.
Sebagai upaya optimalisasi pelayanan menjelang Lebaran, Jasa Marga menyelenggarakan Kick Off Tim Satuan Tugas Jasa Marga Siaga Operasional Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII, Jakarta Timur, Jumat, 24 Maret 2023.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur meminta para petugas untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan. Sekaligus, memaksimalkan pelayanan serta koordinasi selama masa Idulfitri 2023.
“Kondisi traffic diprediksi akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu karena kondisinya berangsur normal pascapandemi covid-19,” ucap Subakti.
Subakti meminta petugas mempertahikan sejumlah hal sesuai dengan evaluasi pelayanan pada libur Natal dan Tahun Baru, beberapa waktu lalu. Misalnya, kenaikan persiapan pelayanan operasi di gerbang tol, rest area, dan sepanjang jalur jalan tol yang dikelola Jasa Marga.
Lalu, memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan dengan pemantauan dan pengenalian pada titik rawan kecelakaan dan bencana. Kemudian, berkoordinasi dengan kepolisian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyhat (PUPR), dan stakeholder lainnya.
“Memberhentikan pekerjaan umum selama arus mudik dimulai sejak H-10 Idulfitri, serta mengoptimalkan teknologi digital dalam melakukan monitoring dan mengelola data lalu lintas,” jelas Subakti. (MED)