KORBAN ledakan mematikan di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan pada Senin, 30 Januari 2023, berjumlah 61 orang tewas dan melukai 157 lainnya.
Kepala Kepolisian Peshawar Mohammad Aijaz Khan menyebutkan operasi penyelamatan terus berlanjut di area masjid, yang berlokasi di dalam kompleks kepolisian. Sebagian besar jemaah di masjid tersebut adalah aparat penegak hukum.
Dalam sebuah pernyataan kepada media CNN pada Senin, 30 Januari 2023, Khan mengatakan bahwa ledakan di dalam masjid kepolisian “kemungkinan adalah serangan bom bunuh diri.”
Pernyataan senada telah disampaikan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif. “Pembunuhan brutal terhadap Muslim yang sedang beribadah kepada Allah bertentangan dengan ajaran dalam Al-Qur’an,” kata PM Sharif.
“Menyerang Rumah Allah adalah bukti bahwa pelaku sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam,” ucapnya menegaskan.
PM Sharif mengatakan bahwa para teroris ingin menciptakan ketakutan dengan menyerang aparat penegak hukum yang selama ini menjaga keamanan Pakistan.
Ia menegaskan, serangan ini tidak akan menyurutkan tekad Pakistan dalam menghadapi terorisme.”Mereka yang berperang dengan Pakistan akan dihapus dari halaman (sejarah),” ungkap PM Sharif.
Sharif mengatakan sebuah strategi komprehensif sedang dikerjakan dalam memulihkan ketertiban dan penegakan hukum di Khyber Pakhtunkhwa, provinsi tempat Peshawar berada.
Pernyataan saling bertentangan telah disampaikan beberapa pihak terkait siapa pelaku serangan di Peshawar. Juru bicara kelompok Taliban Pakistan, dikenal juga dengan Tehreek-e-Taliban (TTP), Muhammad Khorasani, membantah terlibat dalam serangan.
“Mengenai insiden Peshawar, kami perlu mengklarifikasi bahwa Tehreek-e-Taliban Pakistan sama sekali tidak ada hubungannya. Menurut aturan dan konstitusi kami, segala tindakan (kekerasan) di dalam masjid, madrasah, area pemakaman dan lokasi sakral lainnya merupakan sebuah pelanggaran,” sebut Khorasani.





