BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa Lampung menjadi salah satu daerah yang rawan bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi berkaitan dengan lapisan atmosfer, hidrologi dan oceanografi yang berpotensi membahayakan, merusak, dan menyebabkan hilangnya nyawa penduduk. Bencana hidrometeorologi ini adalah bencana yang termasuk banjir, tanah longsor, angin puting beliung, badai es atau di indonesia sering terjadi hujan es, bencana kekeringan, hujan yang sangat lebat dan lain – lain.
“Hampir semua wilayah kabupaten/kota di Provinsi Lampung rawan bencana hidrometeorologi. Tetapi bila melihat dari topografi wilayah yang signifikan yaitu wilayah Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesisir Barat,” Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Radin Inten II Lampung, Rudi Harianto melalui telepon, Selasa, 19 Januari 2021.
Ia mengatakan semua pihak harus waspada dan siap siaga. Rudi mengimbau kepada masyarakat dalam menghadapi puncak musim penghujan saat ini untuk selalu dan waspada terhadap dampak seperti, banjir, banjir bandang, genangan, tanah longsor dan juga angin kencang.
“Kami prakirakan puncak musim penghujan terjadi pada Januari hingga Februari 2021,” katanya.
Sebelumnya, Lampung berpotensi terhadap berbagai bencana dan semua pihak perlu waspada bencana. Provinsi Lampung yang memiliki Indeks Risiko Bencana Indonesia dalam kategori kelas risiko yang tinggi. Dalam kajian Risiko Bencana Indonesia (RSI) oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada beberapa pemetaan bencana di Provinsi Lampung. Ada daerah berpotensi gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor. Kemudian, kekeringan, risiko kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, serta banjir bandang.
Mencermati berbagai bencana alam yang terjadi saat ini, anggota Komisi IV DPRD Lampung dari Fraksi PKS, Vittorio Dwison mengingatkan kepada seluruh pihak, utamanya para pemangku kepentingan di Provinsi Lampung agar meningkatkan kewaspadaannya di waktu-waktu ini. Apalagi saat ini cuaca sedang buruk. Beberapa daerah di Provinsi Lampung yang seringkali mengalami longsor pada saat curah hujan tinggi, antara lain Lampung Barat dan Tanggamus.
“Tidak hanya longsor namun juga gempa dan banjir yang kerap melanda di berbagai wilayah di Lampung. Terakhir di Kabupaten Pringsewu, awal bulan ini,” kata Vittorio yang akrab disapa Vitto itu melalui pesan singkatnya, Sabtu, 16 Januari 2021.
Koordinasi
Menurut mantan presiden BEM Universitas Lampung tersebut, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Lampung terkait perlu berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Hal yang perlu untuk mengecek kesiapan tanggap darurat, mengecek sarana-prasarana dalam menghadapi situasi bencana. Namun, yang terpenting adalah preventif yang holistik atau menyeluruh, untuk menyasar sumber masalah bencana yang sering terjadi di Sai Bumi Ruwa Jurai.
“Tentu ini perlu bergandengan lintas sektoral, lintas batas kewenangan dan kewilayahan, sehingga mampu menuntaskan permasalahan di hulu, sebagai sumber dari problem tahunan di Lampung,” ujar wakil rakyat yang menggantikan Ahmad Mufti Salim, Dapil Lampung Tengah ini
Vitto berharap bahwa atas berbagai ujian yang menimpa bangsa Indonesia yakni wabah Covid-19 yang terus meningkat beserta implikasinya yang makin meluas (utamanya implikasi ekonomi), bencana alam, maka semakin penting kebersamaan dari seluruh elemen bangsa. “Perlu empati, kerja sama, sinergi dan kolaborasi semua pihak,” katanya.
Gempa Tektonik
Pada bagian lain, Wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera tepatnya di Pesisir Barat terjadi gempa tektonik berkekuatan 5,4 magnitudo pada Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.26.43 WIB. Namun, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,49 LS dan 103,82 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 145 km arah Selatan Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung pada kedalaman 43 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menyampaikan jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault).
Guncangan
Guncangan gempa bumi ini terasa di daerah Liwa, Pesawaran, Tanggamus, Bandar Lampung II-III MMI ( Getaran terasa nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan truk berlalu ), Teluk Betung II MMI (Getaran terasa oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang bergoyang ). Namun, hingga kini belum ada laporan dampak kerusakan yang timbul akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.
“Hingga hari Sabtu, 16 Januari 2021 pukul 16.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ).” ujarnya dalam siaran resminya.
Kemudian ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu dengan kebenaran yang tidak pasti. Setiyo juga meminta masyarakat menghindari dari bangunan yang retak atau rusak oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” katanya.
Pesawaran
Pada bagian lain, sebelumnya Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Radin Inten II Lampung, Rudi Harianto mengatakan gempa yang mengguncang wilayah Pesawaran karena kondisi terkini memasuki puncak musim penghujan.
“Kalau dari kondisi sekarang, Lampung masuk puncak musim penghujan sehingga sangat memungkinkan bencana hidrometeorogi banyak terjadi,” ujarnya Jumat, 8 Januari 2021.
Dampak gempa bumi yang tergambar peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat terasa di wilayah Kemiling dengan Skala Intensitas III MMI.
“Artinya getaran nyata dalam rumah. Getaran setara dengan ketika ada mobil truk melintas. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” kata Rudi.
BMKG Kelas I Radin Inten II Lampung mengimbau masyarakat Pesawaran untuk tidak panik dan tidak mempercayai informasi yang tidak dari sumber resmi BMKG.
Pastikan masyarakat menerima informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang tersebar melalui kanal komunikasi resmi kami yang terverifikasi,” ujarnya.
Kabupaten Pesawaran dan sekitarnya sudah ada guncangan16 kali gempa tektonik sejak Rabu, 6 Januari 2021.
Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak Oktober 2020 telah memprediksikan bahwa Puncak Musim Hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021. Apalagi saat ini tercatat sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 94 persen dari 342 Zona Musim telah memasuki musim hujan.
Deputi Bidang Klimatologi, Herizal, menjelaskan saat ini kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dipicu oleh menguatnya Monsun Asia yang ditandai dengan semakin kuatnya aliran angin lintas ekuator di Selat Karimata. Hal ini bertambah oleh pengaruh hadirnya gelombang atmosfer ekuatorial tropis Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby yang saat ini aktif di wilayah Indonesia.
Kehadiran MJO tersebut dapat ber-superposisi dengan penguatan Monsun Asia yang dapat pula disertai munculnya fenomena seruakan dingin (cold surge) di Laut Cina Selatan. Selain itu, teramati beberapa sirkulasi siklonik di selatan Indonesia dan utara Australia yang menyebabkan terbentuknya belokan, pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) sehingga meningkatkan pertumbuhan gugus awan supersel yang berpotensi menimbulkan curah hujan tinggi.

Mulai 18-24 Januari 2021 ini potensi cuaca ekstrem diprediksi dapat terjadi terutama untuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung. Kemudian, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat. Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan. Kemudian, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara. Selain itu, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua, sehingga perlu diwaspadai.
“Cuaca ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan,” katanya dalam siaran persnya, Selasa, 19 Januari 2021.
Mitigasi
Sebagai upaya mitigasi, BMKG juga menyampaikan informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan. Hal ini agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang. Selain itu, masyarakat dan pengelola pelayaran juga diminta untuk terus memonitor informasi BMKG, guna selalu mewaspadai Peringatan Dini Gelombang Tinggi khususnya pada 18-20 Januari 2021.
Ada prediksi tinggi gelombang sepanjang 2,5 – 4,0 meter (rough sea) berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Perairan utara Pulau Sabang, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa. Kemudian, Laut Natuna, Perairan timur Kep. Bintan – Kep. Lingga, Perairan Singkawang – Sambas. Selanjutnya, Selat Karimata, Laut Jawa, Perairan utara Jawa , Selat Makasar bagian tengah dan selatan. Kemudian, Perairan barat Sulawesi Selatan, Perairan Kep.Talaud, Perairan utara Halmahera. Selain itu, Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua Barat.
“Sementara gelombang dengan ketinggian 4,0 – 6,0 meter (very rough sea) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas – Kep. Natuna,” katanya.
Penerbangan
Untuk cuaca penerbangan, berdasarkan analisis dan prediksi BMKG, saat ini secara umum masih berpotensi tinggi terjadinya pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) yang dapat membahayakan penerbangan. Potensi pembentukan awan CB tersebut terutama di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung. Kemudian, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah. Selanjutnya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT, NTB, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Untuk mempercepat informasi cuaca penerbangan, sejak 2018 BMKG menyampaikan update informasi prakiraan cuaca di seluruh bandara melalui aplikasi mobile phone Info BMKG. Selain itu, melalui layar-layar display cuaca di seluruh bandara. Informasi dalam aplikasi Info BMKG tersebut meliputi informasi cuaca setiap jam hingga prediksi kondisi cuaca untuk 4 jam ke depan. Sedangkan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca untuk area maupun rute penerbangan seperti SIGWX (Significant weather Chart), SIGMET (Significant Meteorological Information) dapat diakses dalam laman aviation.bmkg.go.id.
Demikian pula seluruh Informasi cuaca baik prediksi dan peringatan dini cuaca ekstrem. Kemudian, prediksi gelombang tinggi dan prakiraan/prediksi cuaca untuk penerbangan disampaikan dan diupdate rutin melalui aplikasi mobile phone InfoBMKG. “Masyarakat dan semua pihak terus memonitor pemutakhiran informasi tersebut. Hal ini agar lebih waspada dan memitigasi berbagai risiko yang diakibatkan oleh kondisi cuaca,” ujarnya.