TRIYADI ISWORO
SUKA duka pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat terpilih. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) tiba di Washington pada Selasa 19 Januari waktu setempat. Dia langsung memberikan penghormatan kepada korban pandemi covid-19. Biden akan dilantik sebagai Presiden AS pada Rabu 20 Januari atau Kamis 21 Januari waktu Indonesia. Ada sejumlah berita populer mengenai detik-detik pelantikan Biden yang menghiasi laman medcom.id (Grup Lampung Post). Ada berita Biden yang memberikan pidato emosional saat berangkat ke Washington, berita mengenai Trump yang menyampaikan pidato perpisahan. Tetapi Trump tidak menyebutkan tentang Biden.
Berikut sejumlah berita populer mengenai pelantikan Biden:
1. Tiba di Washington, Joe Biden Beri Penghormatan ke Korban Pandemi Covid-19
Tiba di Washington dari Delaware, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan penghormatan kepada ribuan nyawa yang hilang karena pandemi covid-19. Peringatan yang diadakan di Lincoln Memorial di National Mall di Washington.
Biden memulai sambutannya dengan berterima kasih kepada perawat Michigan, Lori Marie Key, yang menyanyikan “Amazing Grace” di tugu peringatan tersebut.
“Jika ada malaikat di surga, mereka semua perawat. Kami tahu dari pengalaman keluarga kami apa yang Anda lakukan, keberanian dan rasa sakit yang Anda serap untuk orang lain. Jadi, terima kasih. Terima kasih,” kata Biden, seperti dikutip CNN pada Selasa 19 Januari waktu AS atau Rabu 20 Januari 2021 waktu Indonesia.
2. Berangkat untuk Dilantik, Joe Biden Ucapkan Pidato Emosional ke Delaware
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi emosional selama upacara perpisahan singkat di Delaware pada Selasa 19 Januari waktu setempat. Pidato diucapkannya sebelum menuju ke Washington untuk pelantikan sebagai Presiden ke-46 AS.
Menahan air mata saat merenungkan perjalanan panjangnya ke Gedung Putih dan mengenang anak laki-lakinya, Biden menunjukkan rasa harunya. Biden berterima kasih kepada teman dan keluarga yang telah berkumpul untuk mengantarnya di pusat Garda Nasional dinamai putranya Beau. Beau meninggal akibat pada 2015 berkontribusi pada keputusan mantan Wakil Presiden itu tidak mencalonkan diri sebagai Presiden AS padapada 2016.
3. Sampaikan Perpisahan, Trump Tetap Tidak Menyebut Joe Biden
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menghitung saat-saat terakhir kekuasaannya. Trump pun merilis video perpisahannya pada 19 Januari 2021 tetapi menolak mengakui nama penerusnya, Joe Biden.
“Minggu ini, kami meresmikan pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika,” kata Donald Trump, dalam pernyataan video tersebut.
“Kami menyampaikan harapan terbaik kami, dan juga ingin mereka beruntung. Kata yang sangat penting,” sebutnya.
Trump hingga saat ini menolak untuk menawarkan konsesi penuh kepada Biden. Padahal jelas Joe Biden telah memenangkan pemilihan 3 November dengan 306 suara dari Electoral College ketimbang dengan 232 suara yang diraih Trump.
Isi Pidato
Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi emosional selama upacara perpisahan singkat di Delaware pada Selasa 19 Januari waktu setempat. Pidato diucapkannya sebelum menuju ke Washington untuk pelantikan sebagai Presiden ke-46 AS.
Menahan air mata saat merenungkan perjalanan panjangnya ke Gedung Putih dan mengenang anak laki-lakinya, Biden menunjukkan rasa harunya.
Biden berterima kasih kepada teman dan keluarga yang telah berkumpul untuk mengantarnya di pusat Garda Nasional dinamai putranya Beau. Beau meninggal akibat pada 2015 berkontribusi pada keputusan mantan Wakil Presiden itu tidak mencalonkan diri sebagai Presiden AS padapada 2016.
“Saat aku mati, Delaware akan tertulis di hatiku,” kata Biden, suaranya bergetar karena emosi, seperti dikutip The New York Times, Rabu 20 Januari 2021.
“Ini sangat pribadi bahwa perjalanan kami berikutnya ke Washington dimulai di sini, tempat yang mendefinisikan yang terbaik dari diri kami sebagai orang Amerika,” ucapnya, seraya menambahkan Pasukan Garda Nasional membantu penegakan hukum dan menangani keadaan darurat domestik.
“Saya tahu ini adalah masa-masa gelap, tetapi selalu ada terang. Itulah yang paling diajarkan negara bagian ini kepada saya,” kata Biden.
Biden, yang menjabat senator dari Delaware selama lebih dari tiga dekade dan gagal mencalonkan diri sebagai presiden dua kali sebelum menang pada November, mengatakan satu penyesalannya adalah bahwa Beau, yang menjabat sebagai jaksa agung di Delaware, tidak ada di sana.
“Kita harus memperkenalkan dia sebagai presiden,” tutur Biden, air mata mengalir di wajahnya.
“Jangan bilang padaku hal-hal tidak bisa berubah. Mereka bisa, dan memang begitu. Saya benar-benar merasa terhormat menjadi presiden dan panglima tertinggi Anda berikutnya,” tegas Biden.
Setelah upacara, Biden terbang ke Washington untuk menghadiri peringatan Lincoln Memorial untuk para korban covid-19. Dia akan bermalam di Blair House, wisma resmi presiden, sebelum dia dilantik pada Rabu waktu AS atau Kamis pagi dini hari waktu Indonesia dan pindah ke Gedung Putih.
Khawatir
Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka khawatir tentang serangan orang dalam atau ancaman lain dari anggota yang terlibat dalam mengamankan pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada Rabu. Hal ini mendorong FBI untuk memeriksa semua 25.000 pasukan garda nasional yang datang ke Washington untuk pelantikan.
Upaya besar-besaran itu mencerminkan keprihatinan keamanan luar biasa yang mencengkeram Washington setelah pemberontakan 6 Januari yang mematikan di Gedung Capitol AS oleh para perusuh yang dihasut oleh Donald Trump. Dan itu menggarisbawahi kekhawatiran bahwa beberapa orang yang ditugaskan untuk melindungi kota selama beberapa hari ke depan dapat menjadi ancaman bagi presiden yang akan datang dan VIP lainnya.
Menteri Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan, para pejabat menyadari potensi ancaman tersebut, dan memperingatkan para komandan untuk mewaspadai masalah dalam barisan mereka. Namun, sejauh ini, dia dan para pemimpin lainnya mengatakan bahwa mereka tidak melihat bukti ancaman apa pun, dan para pejabat mengatakan pemeriksaan tidak menandai masalah apa pun yang mereka ketahui.
“Kami terus menjalani prosesnya, dan mengambil pandangan kedua, ketiga pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini,” kata McCarthy setelah dia dan para pemimpin militer lainnya menjalani latihan keamanan tiga jam yang melelahkan, seperti dikutip Guardian, Selasa 19 Januari 2021.
“Anggota garda nasional juga mendapatkan pelatihan tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam,” ujar McCarthy.
Sekitar 25.000 anggota penjaga berdatangan ke Washington dari seluruh negeri, setidaknya dua setengah kali jumlah pelantikan sebelumnya. Dan sementara militer secara rutin meninjau anggota layanan untuk koneksi ekstremis, penyaringan FBI merupakan tambahan dari pemantauan sebelumnya.
Beberapa pejabat mengatakan, prosesnya dimulai ketika pasukan pertama mulai dikerahkan ke Washington lebih dari seminggu yang lalu. Mereka mengatakan itu dijadwalkan selesai pada Rabu.
“Pertanyaannya adalah, apakah itu semuanya? Apakah ada yang lain?” ucap McCarthy.
“Kami harus menyadarinya dan kami perlu menerapkan semua mekanisme untuk memeriksa pria dan wanita yang akan mendukung operasi seperti ini secara menyeluruh,” imbuhnya.
Mantan supervisor FBI di Seattle, David Gomez mengatakan, dalam situasi seperti ini, pemeriksaan FBI akan melibatkan menjalankan nama orang melalui database dan daftar pantauan. Mereka juga mencari keterlibatan dalam penyelidikan sebelumnya atau masalah terkait terorisme.
Ancaman orang dalam telah menjadi prioritas penegakan hukum sejak serangan 9/11. Namun dalam banyak kasus, ancaman berasal dari pemberontak lokal yang diradikalisasi oleh Al-Qaeda, ISIS, atau kelompok serupa.
Palestina
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah menghitung jam untuk selesai dari jabatannya. Ia akan menyerahkan posisinya kepada Presiden terpilih Joe Biden.
Setelah menerima sumpah, Biden dan Kamala Harris, wakilnya, akan dihadapkan dengan serangkaian masalah yang dialami AS, salah satunya di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina-Israel.
Pengamat internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan, selama dua tahun terakhir, Trump sudah mengerahkan kekuatan luar biasa untuk normalisasikan hubungan Israel dengan negara-negara di Timur Tengah. Ia mengatakan Trump sudah berhasil melakukan itu dengan bantuan tangan kanannya, Jared Kushner, yang tak lain adalah menantunya.
Menurut Reza, jika Biden menganggap hal tersebut baik, maka ia juga harus memiliki ‘tangan kanan’ yang bukan berasal dari Kabinetnya atau memiliki jabatan, tapi berpengaruh.
“Orang itu bisa bergerak, tapi dengan risiko minimal. Dia tidak menjabat sebagai apapun, tapi punya kewenangan, sehingga bisa fleksibel merancang kebijakan secara langsung,” kata Rezasyah kepada Medcom.id.
Namun, situasi yang tidak menentu di Timur Tengah dapat menjadi ‘bumerang’ bagi AS, terutama negara-negara yang baru saja meresmikan hubungan dengan Israel.
Yang perlu dilakukan Biden adalah menciptakan kepercayaan diri bahwa AS harus membangun peran. “Kalau dulu kan sebagai pelindung Israel, kali ini AS harus berperan sebagai sekutu terpercaya, pembangun perdamaian, hal-hal seperti ini yang harus dilakukan AS di Timur Tengah,” katanya.
“Jangan sampai terpikir AS akan mengikuti apa yang dikatakan Israel di Timur Tengah tersebut,” imbuh Rezasyah.
Sementara itu, Ketua Kajian AS Universitas Indonesia, Suzie Sudarman meyakini jika AS akan kembali memegang ‘Solusi Dua Negara’ yang merupakan pedoman perdamaian Israel-Palestina.
“Mudah-mudahan bisa (kembali ke prinsip itu) karena AS sebenarnya sudah dirobek-robek oleh Trump. Tak hanya dipecah belah, tapi juga dibohongi oleh Trump,” ucapnya.
Seperti diketahui, Israel menjadi sekutu terdekat AS dalam pemerintahan Trump. Mereka mendapat pengakuan atas Yerusalem Timur sebagai ibu kota, hingga dataran tinggi Golan, juga normalisasi hubungan dengan beberapa negara di Timur Tengah.
Harapan agar AS kembali berpegang pada Solusi Dua Negara diungkapkan oleh Liga Arab. Mereka berharap Biden mampu mengubah berbagai kebijakan Donald Trump mengenai isu Timur Tengah dan mendorong suatu proses politik dalam upaya membantu Palestina meraih kemerdekaan.
Solusi Dua Negara adalah konsensus global yang dianggap sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan konflik berkepanjangan antara Palestina-Israel.
Tiongkok
Perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat dinilai akan terus berlanjut meskipun berada di bawah pemerintahan Joe Biden. Presiden terpilih ini akan dilantik bersama dengan wakilnya, Kamala Harris pada 20 Januari 2021 mendatang.
Ketua Kajian AS Universitas Indonesia, Suzie Sudarman menuturkan Biden akan mengambil pendekatan yang lebih soft untuk Tiongkok. Namun, bukan berarti perang dagang akan usai begitu saja.
“Tetap (perang dagang) tapi akan berkurang, lebih soft ya,” ucapnya kepada Medcom.id.
Menurut Suzie, perang dagang merupakan salah satu hal yang diamati publik Amerika Serikat. Melihat kekacauan di Capitol kemarin, bukan berarti masyarakat AS akan tinggal diam jika perang dagang dengan AS berhenti.
“Jika berhenti, ya Joe Biden akan kena masalah dari warga Amerika,” ujar Suzie.
Meminjam istilah Presiden Barack Obama, hubungan AS-Tiongkok adalah strategic reassurance, yaitu saling menguntungkan.
“Tapi kalau sampai Biden meninggalkan sanksi kepada Tiongkok akan susah, karena rakyat AS sekarang sedang ‘gila’ dan menganggap Trump sebagai penyelamat. Ini teknik kapitalis,” ungkapnya.
Oleh karenanya, Biden telah memilih Kurt Campbell sebagai pemangku kebijakan untuk Asia. Campbell merupakan veteran pemerintahan Barack Obama.
Juru bicara transisi Biden mengatakan, tugas Campbell nantinya adalah membantu mengatur kebijakan AS untuk Asia, termasuk hubungan dengan Tiongkok.
Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama, dianggap sebagai arsitek dari strategi ‘poros ke Asia’ AS. Ia juga menjadi penyeimbang kembali sumber daya. (MEDCOM.ID)
triyadi@lampungpost.co.id