Lampungpost.id– Pembuatan sumur resapan dan embung-embung secara terstruktur dan terorganisir di daerah-daerah rawan banjir, dapat mencegah terjadinya banjir.
Akademisi dari Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu, Itera, Rahma Yanda menyebut selain pembuatan sumur resapan dan embung, peningkatan teknologi berupa Internet of Things (IoT) juga sangat diperlukan.
“Hal ini guna mendukung peringatan dini kebencanaan sehingga dampak atau resiko dari banjir dapat dikurangi,” katanya, Jumat, 24 Februari 2023.
Selain itu tidak kalah penting dari aspek teknis di atas adalah partisipasi aktif seluruh pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan dari sampah yang dapat mengganggu aliran air.
“Untuk itu dibutuhkan kerjasama dan partisipasi pemangku kebijakan dalam mengatur penerapan sistem PAH dalam suatu kota atau daerah,” terangnya.
Ia menerangkan hampir setiap tahun, Indonesia dihantui oleh bencana banjir terutama di musim penghujan.
Hal ini dapat diperparah dengan makin meningkatnya pembangunan, perubahan fungsi dan tata guna lahan yang kurang memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan yang dapat memperparah dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
“Selain itu, pemanasan global yang saat ini kita alami juga mempengaruhi tingginya intensitas curah hujan,” ungkapnya.
Ia menerangkan kaidah-kaidah lingkungan yang sering kurang diperhatikan seperti berkurangnya atau menyempitnya daerah aliran air seperti sungai dan daerah resapan air yang terdesak oleh perumahan, bangunan, jalan, dan fasilitas umum lainnya.
“Masih banyaknya sampah-sampah yang dibuang ke badan air dan dapat mengurangi kapasitas sungai maupun saluran drainase,” tuturnya. (CK7)