Lampungpost.id–Seorang tokoh ekonomi terkemuka keturunan India, Tharman Shanmugaratnam, berhasil memenangkan pemilihan umum presiden Singapura dengan mendapatkan dukungan sebanyak 70,4 persen suara. Keberhasilan ini menjadikannya warga Singapura keturunan India ketiga yang memimpin negara kota ini.
Shanmugaratnam akan menjabat sebagai presiden kesembilan di Singapura dengan masa jabatan selama enam tahun. Saat ini, masa jabatan presiden petahana Singapura, Halimah Yacob, akan berakhir pada tanggal 13 September.
Sebagaimana dilaporkan Indian Express pada Sabtu, 2 September 2023, Tharman Shanmugaratnam adalah warga Singapura keturunan Tamil multi-generasi yang berasal dari komunitas Indian Singapura sejak abad ke-19. Ia dikenal sebagai salah satu warga negara paling berkualifikasi di Singapura untuk memegang jabatan presiden.
Baca Juga: Tharman Shanmugaratnam Jadi Presiden Ke-9 Singapura
Dengan kemenangannya dalam pemilu presiden Singapura yang berlangsung pada Jumat lalu, Tharman Shanmugaratnam bergabung dengan daftar panjang pemimpin keturunan India yang memainkan peran penting dalam politik di berbagai negara di seluruh dunia. Daftar ini mencakup Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.
Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Tharman Shanmugaratnam lahir pada 25 Februari 1957, dan merupakan keturunan Tamil dari komunitas Indian Singapura yang telah ada selama beberapa generasi. Di Singapura, komunitas Indian menyumbang sekitar sembilan persen dari lebih dari 2,7 juta pemilih.
Baca Juga: Ini Dia 6 Rekomendasi Tempat Makan Halal di Singapura, Ada Masakan Indonesia
Ia merupakan satu dari tiga bersaudara dan putra dari Profesor Emeritus K. Shanmugaratnam, seorang dokter ilmuwan terkenal yang dikenal sebagai “bapak patologi di Singapura.” Sang ayah telah mendirikan Singapore Cancer Registry dan memimpin berbagai organisasi internasional yang terkait dengan penelitian dan patologi kanker.
Tharman menikah dengan seorang pengacara Singapura keturunan campuran Tionghoa-Jepang bernama Jane Yumiko Ittogi. Pasangan ini aktif terlibat dalam kegiatan wirausaha sosial dan sektor seni nirlaba di Singapura dan memiliki empat anak.
Pendidikan Tharman dimulai di Anglo-Chinese School dan kemudian ia melanjutkan studi di London School of Economics (LSE), meraih gelar Bachelor of Science di bidang Ekonomi. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya di Wolfson College, Universitas Cambridge, dan berhasil meraih gelar Master of Philosophy di bidang Ekonomi.
Tharman juga mengejar studi lanjutan di Harvard Kennedy School, Universitas Harvard, di mana ia memperoleh gelar Magister Administrasi Publik (MPA) dan meraih penghargaan Lucius N. Littauer Fellows Award, yang diberikan kepada mahasiswa MPA yang menunjukkan keunggulan akademik dan kepemimpinan.
Karier
Tharman membangun kariernya sebagai seorang ekonom dan telah berkontribusi secara signifikan di bidang kebijakan ekonomi dan sosial dalam pelayanan publik. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Otoritas Moneter Singapura, yang merupakan bank sentral de facto, dari tahun 2011 hingga 2023. Selain itu, ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Pemerintah Singapura Investment Corporation (GIC) dari tahun 2019 hingga 2023.
Tidak hanya itu, Tharman juga memimpin berbagai dewan dan panel internasional tingkat tinggi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Group of Thirty, sebuah dewan global yang terdiri dari para pemimpin ekonomi dan keuangan dari sektor publik, swasta, dan akademisi.
Ia juga aktif dalam organisasi seperti Dewan Pembina Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan Dewan Penasihat Tingkat Tinggi Sekretaris Jenderal PBB untuk Multilateralisme Efektif. Dewan ini bertugas memberikan rekomendasi mengenai Multilateralisme Efektif untuk Konferensi Tingkat Tinggi PBB Masa Depan yang akan diselenggarakan pada tahun 2024.
Keberhasilan Tharman Shanmugaratnam dalam pemilihan umum presiden Singapura adalah bukti dari dedikasinya dalam pelayanan publik dan kontribusinya yang besar terhadap negara Singapura. Sebagai seorang pemimpin keturunan India, ia menjadi inspirasi bagi banyak orang yang bercita-cita untuk berperan dalam politik dan pelayanan publik.