TIGA warga Lampung khususnya warga Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulangbawang Barat (Tubaba), turut menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hilang kontak. Pesawat ini hilang kontak saat penerbangan dari Jakarta ke Pontianak, Sabtu, 9 Januari 2021. Ketiga warga tersebut, yakni Sugiono Efendi (37) warga RT05 RW 02, Yohanes (27) warga RT04 RW 02, dan Pipit Piyono (25) warga RT 05 RW 02. Ketiganya merupakan warga Toto Makmur yang melakukan perjalanan dari Bandara Radin Inten II Bandar Lampung menuju Jakarta, dan melanjutkan perjalanan ke Pontianak dari Bandara Soekarno Hatta, Tengerang Baten.
Berdasarkan informasi dari lapangan, ketiga warga tersebut menuju Pontianak untuk bekerja sebagai buruh bangunan. Ketiganya berpamitan dengan keluarga, Jumat, 8 Januari 2020 menuju Bandar Lampung untuk mengurus persyaratan kesehatan sebagai syarat perjalanan udara menuju Kota Pontianak.
“Ya. Ada tiga warga kami yang tercatat menjadi penumpang pesawat Sriwijaya yang hilang kontak,”ujar sekretaris kampung (Carek) Totomakmur, Eko, Sabtu, 9 Januari pukul 23.30 wib.
Secara resmi, kata Eko, pihak keluarga dan aparatur tiyuh/desa belum mendapatkan pemberitahuan dari pihak maskapai maupun instansi terkait. Namun, berdasarkan informasi ketiganya merupakan penumpang dalam pesawat sriwijaya tersebut.
“Sugiono, salah satu korban sempat melakukan video call dengan istrinya sebelum naik pesawat dan sekarang nomornya sudah tidak aktif,” kata dia.
Ketiga korban telah berkeluarga dan masing-masing memiliki anak satu. “Mereka bertiga ini merantau untuk bekerja sebagai buruh bangunan di Pontianak. Dua orang baru kali pertama menuju Pontianak karena ada ajakan dari Sugiono,” kata dia.
Rombongan Tenaga Kerja
Eko mengatakan Sugiono merupakan kepala rombongan karena berstatus sebagai perekrut tenaga kerja. “Kalau Sugiono baru pulang dari Pontianak dan bekerja sebagai kepala tukang. Dia pulang kampung karena mencari tenaga kerja dan dapatlah Yohanes dan Pipit. Jadi ketiganya berangkat bareng untuk mengadu nasib di Pontianak,” tambahnya.
Mendapatkan kabar pesawat hilang kontak tersebut, lanjutnya, pihak keluarga panik. Ketiga rumah warga ini kata dia, ramai oleh kedatangan keluarga dan tetangga.
“Tadi malam rumah ketiganya ramai. Sekarang pihak keluarga sedang menunggu kabar kepastian dari pihak terkait, kami aparatur tiyuh siap memfasilitasi,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang beredar ketiganya berkode Tanjungkarang (TKG) yakni Sugiono Effendy (IN099 TKG) kursi No.12 dengan nomor tiket 9,77108E+12, Yohannes (IN099 TKG) kursi No.13 dan tiket 9,77108E+12, serta Pipit Piyono (IN099 TKG) kursi No.14 tiket 9,77108E+12.
Menumpang
Pada bagian lain, Kapten Didik Gunardi berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182 hendak mengambil pesawat yang berada di Bandara Supadio, Kalimantan Barat.
Desi Arikarnila, kakak ipar korban, menyampaikan hal tersebut di Jalan Raden Saleh, Kelurahan Pematang Wangi, Kecamatan Tanjungsenang, Bandar Lampung.
“Saya dapat kabar dari istrinya. Katanya adik ipar saya ini mau ambil pesawat karena mau ada penerbangan pagi hari,” jelas Desi, Minggu, 10 Januari 2021.
Desi menjelaskan di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182 Kapten Didik bersama krunya sebanyak enam orang yang terdiri dari Co Pilot dan empat pramugari.
“Mereka rencananya mau ambil pesawat di Pontianak kemudian kembali ke Jakarta,” paparnya.
Sebelumnya, Kapten Didik Gunardi merupakan salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hilang kontak saat penerbangan dari Jakarta ke Pontianak Sabtu, 9 Januari 2021 kemarin, masih menunggu kepastian kabar korban.
Desi mengatakan pihak keluarga mengetahui informasi insiden tersebut dari Ari Kartini, istri Didik pada Sabtu sore, sekitar pukul 14.30 WIB.
“Dia bilang Mas Didik pesatwatnya hilang kontak pukul 14.30 WIB,” ujar Desi.
Segera Dapat
Di sisi lain, keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 asal Tiyuh Totomakmur, Kecamatan Batuputih, Tulangbawang Barat (Tubaba), berharap ketiga korban dapat segera ditemukan. Pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada maskapai dan Tim SAR untuk melakukan pencarian.
“Kami berharap Sugiono Effendi beserta dua rekannya Pipit Piyono dan Yohanes dapat segera ditemukan dengan selamat dan sehat,” ujar perwakilan keluarga Sugiono, Abdi Kinanjar, Minggu, 10 Januari 2020.
Menurut Abdi, sebelum kejadian, Kholifah, istri Sugiono sempat memiliki firasat buruk terkait dengan perjalanan suaminya. Sugiono mengeluhkan pesawat yang ditumpanginya beberapa kali delay.
“Tapi tidak jelas kenapa pesawat delay, keluhan itu membuat istrinya mulai was-was dan memiliki fisarat buruk terhadap perjalanan suaminya,” kata dia.
Firasat
Hal serupa juga dikatakan Piyati, orang tua Yohanes yang mengaku memiliki firasat buruk terhadap anaknya yang juga menumpangi pesawat tersebut. Sebelum berangkat, Yohanes menceritakan kepada kedua orang tuanya bermimpi batal menjadi pengantin.
Terkait dengan mimpi tersebut, Yohanes sempat menanyakan kepada kedua orang tuanya apakah mimpi berkaitan dengan rencana perjalanannya ke Pontianak.
“Perjalanan anak saya ini sudah tiga kali tertunda. Pas dia ngomong mimpi itu saya langsung memiliki firasat tidak baik. Tapi, karena mau mencari kerja saya tetap merestui dan mendoakan yang terbaik untuk anak saya,” kata Piyati.
Sementara Nely, istri Pipit yang juga satu perjalanan dengan Sugiono dan Yohanes tidak memiliki firasat buruk terhadap kepergian suaminya. Sebelum berangkat, Suaminya hanya meminta Nely menjaga kesehatan diri dan anaknya.
“Dia hanya pamitan jaga kesehatan dan anak. Dia minta doa supaya pekerjaannya di Pontianak nanti dilancarkan dan mendapatkan rezeki yang barakah,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Tiyuh Totomakmur, Madrim, membenarkan tiga warganya menjadi penumpang pesawat Sriwijaya yang hilang kontak putaran di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
“Ketiga penumpang itu warga saya. Mereka mau mencari kerja ke Pontianak sebagai buruh bangunan,” kata Madrim.
Ketiganya melakukan perjalanan dari kampung sejak Jumat, 8 Januari 2020. Mereka adalah Sugiono Efendi (37) warga RT05, RW 02, Yohanes (27) warga RT04, RW 02, dan Pipit Piyono (25) warga Rt 05, RW 02.
Ketiga warga Tiyuh Totomakmur itu melakukan perjalanan dari Bandara Radin Intan II, Bandar Lampung menuju Jakarta dan melanjutkan perjalanan ke Pontianak dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.
Identifikasi
Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polda Lampung bersama jajaran Polres Tulangbawang Barat (Tubaba) mendatangi tiga keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ182 di Totomakmur, Kecamatan Batuputih untuk melakukan pengambilan data antemortem.
Kapolres Tubaba AKBP Hadi Saepul Rahman mengatakan pengambilan data antemortem dan sampel DNA akan diantar langsung ke Posko Antemortem di RS Kramatjati.
“Pengambilan data antermortem dan semplel DNA akan dibawa ke Jakarta,” kata dia, Minggu, 10 Januari 2021.
Dia menjelaskan ketiga warga yang terdaftar menjadi penumpang pesawat Sriwijaya tersebut adalah Sugiono Efendi (37) warga RT05, RW 02, Yohanes (27) warga RT04, RW 02 dan Pipit Piyono (25) warga Rt 05, RW 02.
“Ketiga warga Totomakmur ini melakukan.perjalanan ke Pontianak untuk.bekerja sebagai buruh bangunan,” ujar Hadi.
Pendampingan Maksimal
Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena berjanji maskapai akan mendampingi pihak keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Sebab ada dugaan pesawat ini jatuh.
“Yang akan kami lakukan adalah kami akan memberikan pendampingan semaksimal mungkin kepada pihak keluarga,” kata Jefferson saat konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu malam, 9 Januari 2021.
Ia juga menjelaskan pihaknya juga telah menyiapkan posko di Bandara Soekarno Hatta, Bandara Supadio, dan kantor pusat Sriwijaya, serta contact center yang dapat dihubungi oleh pihak keluarga untuk mencari informasi terbaru.
“Kami sudah menyiapkan juga posko dengan dibantu oleh pihak Angkasa Pura II, satu posko di sini (Bandara Soekarno Hatta), satu posko di Pontianak, dan ada juga di kantor kami,” ungkapnya.
Ia pun menyampaikan duka mendalam atas kejadian tersebut dan berharap proses pencarian bisa berjalan lancar.
“Kami sangat prihatin, (investigasi) sedang kami dalami. Kami berharap agar bisa berjalan dengan baik dan lancar semuanya dalam keadaan yang baik,” pungkasnya.
Kronologi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan kronologi hilangnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021, pukul 14.40 WIB. Berdasarkan informasi dari Basarnas, pesawat hilang kontak di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
“Bahwa telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJ 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40,” kata Menhub dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu, 9 Januari 2021.
Ia menuturkan pesawat PK CLC itu lepas landas pada pukul 14.36 WIB, kemudian pada pukul 14.37 diizinkan naik ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti instrument departure.
Pada pukul 14.40, pengendali lalu lintas udara (ATC) melihat Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat, melainkan ke Barat Laut.
“Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik target Sriwijaya hilang dari radar,’ kata Menhub.
Menhub menuturkan saat ini seluruh stakeholder yang terkait tengah berkoordinasi untuk melakukan pencarian terhadap seluruh penumpang dan kru dengan menugaskan kapal-kapal dari Basarnas, Polisi dan TNI.
“Pada pukul 16.00 WIB, kami terima dari masyarakat ada serpihan-serpihan pesawat itu. Pada pukul 17.30 WIB, Pak Presiden mengontak kami untuk maksimalkan upaya pencarian, dan itu sudah dikoordiansikan bersama Basarnas, Polisi, dan TNI,” katanya.
Menhub menambahkan bagi pihak keluarga yang ingin mengetahui informasi dipersilakan mendatangi posko center Sriwijaya di Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta.
“Total penumpang 56 penumpang, 46 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi. Selain itu asa 6 kru dari pesawat itu,” jelasnya.