PEMERINTAH Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta motor listrik mengaspal di jalan raya pada 2030. Penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global (global warming).
Minat masyarakat Lampung terhadap electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik kian meningkat. Branch Manager Wuling Arista Lampung, Anton Antoni, mengungkapkan Bandar Lampung menjadi wilayah dengan peminat EV tertinggi di Lampung.
“Peminat mobil listrik cukup banyak dan antusias, khususnya di Bandar Lampung. Terbukti, masyarakat menerima dengan baik produk kami,” ujarnya, Kamis (24/10).
Baca juga: RI Optimis Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik Global
Sisi menarik lainnya dari mobil listrik adalah pajak yang lebih rendah. Kemudian biaya operasional sangat murah dan biaya servis terjangkau.
“Biaya pajak hanya sekitar Rp300 ribu dengan nilai OTR Rp400 juta. Untuk mengisi daya dari 0—100 estimasinya sekitar Rp44—Rp70 ribu, bergantung jenis mobil listrik dan bisa menempuh 460 kilometer. Servis rutin juga cukup murah sekitar Rp300 ribu untuk pemeliharaan kanvas, lantaran mobil listrik tidak menggunakan oli dan lainnya,” katanya.
Masyarakat juga tak perlu khawatir terkait stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Pihaknya bekerja sama PLN dalam mendukung penyediaan SPKLU. Bahkan, di JTTS Lampung—Palembang telah tersedia SPKLU di sejumlah rest area.
Branch Manager BYD Arista Lampung, Benny Sugiono, menambahkan pihaknya turut mendukung ekosistem mobil listrik dengan memperkuat infrastruktur pengisian daya dan layanan purnajual. “Kami siap memenuhi harapan masyarakat Lampung terhadap kendaraan listrik. Tentunya juga berkontribusi mengurangi emisi karbon dan mempromosikan energi bersih,” katanya.
Konsumen Beragam
Sejumlah diler penjual kendaraan listrik mengaku kebanjiran order pembeli baik di Bandar Lampung maupun luar daerah. “Dalam sebulan, penjualan di sini bisa 20 unit atau lebih. Untuk kategori usia yang membeli juga beragam, dari anak sekolah, mahasiswa hingga orang kantoran,” kata Kepala Toko Kendaraan Listrik di Koga, Kedaton, Rahman, kemarin.
Dia menambahkan untuk di lingkungan rumah, pihaknya banyak menjual sepeda listrik. “Jadi meskipun hanya sepeda listrik, antusiasme masyarakat yang ingin punya cukup banyak. Kami buka di Bandar Lampung tapi yang beli ada dari Pringsewu, Pesawaran hingga Metro,” ujarnya.
Baca juga: Perusahaan Rintisan Berkolaborasi untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Untuk harganyamulai Rp4 juta—Rp8 juta per unit. “Semua bergantung dari jenis, tipe, dan kekuatan baterainya. Semakin awet, maka akan semakin mahal harganya,” katanya.
Pemerintah Provinsi Lampung dalam mendukung adanya peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan menciptakan kawasan bebas polusi dengan menyediakan SPKLU di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung. “Pemprov Lampung memang ada rencana pembangunan SPKLU. Kami mendorong ASN menggunakan kendaraan listrik dan pengisian bahan listriknya mudah,” kata Kabid pada Dinas ESDM Lampung, Sopian Atiek, kemarin.
Untuk sistem pengisiannya, Pemprov bekerja sama dengan PLN untuk operatornya. PLN pun memberikan atensi namun dengan dorongan, agar pembangunan SPKLU ini menyesuaikan dengan jumlah PNS yang menggunakannya.
“Jadi PLN maunya sesuai, ada SPKLU dan ada juga penggunanya, jadi tidak sia-sia penggunaannya,” ujarnya. (SILVIA AGUSTINA/ATI/R4)