ASRUL SEPTIAN MALIK
PANDEMI Covid-19 yang melanda membuat perekonomian dunia, termasuk Indonesia, sangat terguncang. Ekonomi desa menjadi salah satu yang dapat bertahan di tengah keterpurukan perekonomian saat ini.
“Saat ekonomi kota sangat terganggu, ekonomi desa menjadi salah satu penyelamat,” kata Presiden Jokowi di Hotel Bidakara Jakarta, Jakarta Selatan, Senin (20/12).
Jokowi mengatakan desa harus memanfaatkan kondisi ini. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mesti berani dan mulai mentransformasi ekonomi daerah. “Tidak hanya rutinitas dan menggarap untuk desa, tetapi memiliki visi besar bisa lari ke pasar yang lebih besar,” ujarnya.
Selain itu, BUMDes bisa menjadi inisiator untuk mengajak warga desa berlomba-lomba produktif. Dengan begitu, basis kegiatan ekonomi bermunculan dan pembangunan desa melejit.
Kepala Negara juga berpesan agar BUMDes berkolaborasi dengan usaha rakyat di sekitarnya. BUMDes wajib menyejahterakan usaha dan warga desa.
“BUMDes harus mengambil peran dalam kegiatan ekonomi dan bermanfaat. Jangan mematikan usaha rakyat yang ada,” katanya.
Jokowi mencontohkan di sebuah desa sudah memiliki 10 kios kecil. Kepala Negara tidak ingin 10 kios itu tutup akibat aktivitas ekonomi terpusat di BUMDes . “Saudara-saudara harus memacu agar 10 (kios) jadi 20 atau yang 10 menjadi (usaha) menengah atau besar,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi meminta pembentukan BUMDes dengan berorientasi pada pengembangan usaha baru. Pengelola BUMDes harus menyediakan usaha yang belum ada di desa tersebut, tetapi masyarakat membutuhkannya.
“Sehingga warga tidak harus ke kota, kecamatan, atau kabupaten. Cukup di desa (kebutuhannya) terpenuhi dan tentunya BUMDes mendapat keuntungan,” katanya.
Kualitas Dunia
Presiden juga mendorong bumdes menciptakan produk berkualitas dunia sehingga memudahkan dalam menembus pasar global. “Kalau kualitas begitu (mendunia), sangat mudah untuk ekspor. Ini yang kita harapkan,” katanya.
Jokowi mencontohkan BUMDes di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Mereka sudah mengekspor lidi dari kelapa sawit dan nipah hingga arang kayu halaban. “Bagus sekali bisa melompat karena tidak hanya domestik, tetapi bisa ekspor,” ujarnya.
Menurut Presiden, saat ini peluang ekspor terbuka lebar. Pasalnya, Indonesia memiliki segudang sumber daya potensial. “Kopi hampir semua daerah punya. Buah-buahan, hortikultura, banyak sekali tinggal bagaimana menyiapkan kualitas yang baik,” katanya.
Presiden menceritakan pengalamannya bertemu petani muda di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Jokowi kaget lantaran petani itu menunjukkan alpukat dan pisang yang amat besar. Petani muda itu menggunakan teknik kultur jaringan. “Harus mengejar yang seperti ini dan mengembangkannya bersama bumdes,” katanya.
Dalam upaya mendukung BUMDes dan BUMDes Bersama menjalankan bisnisnya, Presiden memerintahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta melibatkan kedua badan usaha tersebut. Jangan sampai masyarakat desa hanya melongo saat memperdagangkan sumber daya daerahnya. “Saya sampaikan tegas libatkan BUMDes dan BUMDes Bersama dan kegiatan-kegiatan mereka,” katanya.
Jokowi menyebut potensi dan sumber daya di perdesaan Indonesia amat melimpah. Dia ingin potensi dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa. “Jangan rakyat yang di desa jadi penonton lalu-lalang truk membawa hasil perkebunan yang besar-besar,” ujarnya.
Menurut Jokowi, kerja sama antara BUMN, perusahaan swasta, BUMDes , dan BUMDes Bersama bisa dalam berbagai bidang. Hal ini mulai dari peternakan, pertanian, hingga pertambangan. “Saya akan pesan kepada usaha swasta dan BUMN untuk mengikutkan BUMDes ,” katanya. (MEDCOM.ID/D1)
asrul@lampungpost.co.id