FERDI IRWANDA
KAMPUNG Sumbermakmur, Kecamatan Banjarmargo, Kabupaten Tulangbawang, berkomitmen menjadi kampung mandiri melalui sektor Badan Usaha Milik Kampung (Bumkam). Dalam kurun waktu empat tahun berdiri, Bumkam Tunas Harapan, Kampung Sumbermakmur, Kecamatan Banjarmargo, berhasil mencetak income mencapai ratusan juta.
Ketua Bumkam Tunas Harapan Taryono Zainal Arpin mengatakan awal mula badan usaha yang ia pimpin berdiri pada 2018. Melalui suntikan dana dari kampung senilai Rp86,9 juta, pihaknya merintis dua jenis usaha di bidang perkreditan dan peternakan.
Di bidang perkreditan, pihaknya menggeluti usaha pinjaman semacam koperasi. Saat ini, kata dia, masyarakat kampung setempat dapat mengajukan pinjaman mencapai Rp25 juta.
Sedangkan di bidang peternakan, fokus pada peternakan sapi. Bermodalkan dua ekor sapi pada 2018, kini berkembang menjadi delapan ekor dengan estimasi nilai jual mencapai Rp38,8 juta.
Catatan laporan pada Desember 2020, saham Bumkam berkembang menjadi Rp326,9 juta dari penyertaan modal awal Rp86,9 juta melalui tiga jenis usaha.
Pengembangan peternakan sapi, menggunakan konsep gaduh sebagai upaya pemberdayaan masyarakat setempat. Dengan begitu, akan memberikan keuntungan bagi Bumkam dan masyarakat yang memelihara.
Pada tahun ketiga atau 2020, ia kemudian merambah ke jenis usaha lain. Melalui kerja sama dengan BRI, ia mendirikan usaha anjungan tunai mandiri (ATM) mini.
Tidak berhenti di situ, Taryono mengaku bersama para anggota kelompok kemudian memperlebar jaringan usaha pada awal 2021, dengan menggandeng perusahaan otomotif.
Ia menjelaskan melalui kerja sama dengan Dealer Honda, pihaknya mampu mendirikan dealer. Dengan begitu, Bumkam mendapatkan keuntungan setiap penjualan unit kendaraan yang terjual.
“Catatan laporan pada Desember 2020, saham Bumkam berkembang menjadi Rp326,9 juta dari penyertaan modal awal Rp86,9 juta melalui tiga jenis usaha,” kata Taryono kepada Lampung Post, Jumat (20/8).
Dongkrak Pendapatan
Menurut dia, jenis usaha yang didirikan itu merupakan upaya mendongkrak pendapatan kampung, sehingga ke depan dapat mewujudkan kampung mandiri.
Di tengah lesunya usaha karena pandemi Covid-19, ia mengaku terdapat dua jenis usaha baru yang kini tengah digodok. Usaha yang ia maksud yakni mendirikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Memanfaatkan lahan aset milik kampung, pihaknya melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengajukan proposal ke Pertamina untuk pembuatan SPBU tipe A.
Kemudian, kata dia, jenis usaha kedua yakni Samsat Pembantu. Memanfaatkan kecanggihan teknologi, pihaknya ingin menerapkan pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui ATM mini.
Progres itu kini tengah menunggu survei Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Lampung, Bank Lampung, dan perpajakan. “Ini juga merupakan komitmen kami, untuk menciptakan peluang kerja bagi masyarakat, sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran,” ujar dia. (D2) ferdi@lampungpost.co.id