KEARIFAN lokal yang ada di Desa Wisata Lembang Nonongan di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kelebihan itu dapat menjadi modal bagi destinasi desa wisata untuk terus berkembang dan menjadi unggulan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta Lembang Nonongan meningkatkan statusnya. Dengan demikian, bisa meningkatkan status dari desa wisata rintisan menjadi desa wisata mandiri berkelanjutan. “Desa Wisata Lembang Nonongan terpilih menjadi 50 desa wisata terbaik. Ini adalah kesempatan membangkitkan ekonomi. Jadikan Toraja dan Toraja Utara sebagai destinasi unggulan,” kata Menparekraf dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (22/11).
Desa ini masuk 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 untuk kategori desa wisata rintisan. Desa Wisata Lembang Nonongan menawarkan beberapa atraksi kehidupan masyarakat yang bisa wisatawan nikmati, seperti to mangrengnge ‘pare yang merupakan kegiatan masyarakat memanen padi dan to ma’lambuk sebagai kegiatan tumbuk padi. Kemudian to mangrengnge’ utan, kegiatan masyarakat memanen hasil hutan serta to mewai sebagai bentuk kegiatan masyarakat mengambil air di sungai.
Beragam Seni Budaya
Selain itu, kata dia, desa ini terkenal akan ragam seni dan budaya, seperti pa’ gellu’ berupa tarian suka cita yang biasa pentas pada upacara adat. Kemudian pa’randing merupakan tarian adat pada saat upacara adat kematian. Juga pa’dena’-dena’, tarian yang memiliki makna hidup dalam kebersamaan berdampingan antarmanusia, alam, dan hewan.
Desa wisata ini juga memiliki ragam kuliner, seperti kue depatori yang berasal dari tepung beras yang mencampurnya dengan gula merah, pa’piong berupa olahan makanan seperti ayam, ikan, maupun daging yang memasaknya menggunakan bambu.
Desa wisata Lembang Nonongan juga kaya akan ragam kain tenun dan hiasan manik-manik. Selain itu desa wisata itu juga memiliki tongkonan nonongan yang merupakan rumah adat tertua serta memiliki nilai historis tinggi, baik dari segi mitologi masyarakat Toraja maupun dari sistem kebudayaan dan adat istiadat yang berlaku hingga sekarang.
“Tadi saya melihat begitu banyak produk yang berpotensi bisa membuka usaha dan lapangan kerja. Akan menarik jika kita terus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi,” kata Menparekraf.
Sebagai upaya mendukung pengembangan potensi ke depannya, pihaknya akan menyiapkan pendampingan bagi pokdarwis (kelompok sadar wisata) setempat. Pendampingan dalam pengelolaan desa wisata. (ANT/D1)