WIDODO
PEMERINTAH Pekon Banjarejo, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu memaksimalkan penangangan stunting dengan cara bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti pendamping desa, bidan desa, dan ahli gizi. Upaya itu terbukti dengan menurunnya jumlah kasus stunting di daerah setempat.
“Berdasarkan data jumlah kasus stunting di Pekon Banjarejo tahun 2020 sebanyak 36 anak, tetapi pada saat dilakukan validasi data melalui Hot Puskesmas Banyumas awal 2021 jumlahnya menurun menjadi 18 kasus,” kata Kepala Pekon Banjarejo Suherman, Selasa (26/10).
Meskipun tidak besar tetapi itu bukti perhatian pemerintah Pekon terhadap kehidupan keagamaan di Banjarejo.
Dia mengakui untuk penanganan kasus stunting memang anggarannya tidak terlalu besar yakni hanya Rp20 jutaan. Namun dengan jumlah itu dapat membantu masyarakat khususnya anak penderita stunting.
“Kami bekerja sama dengan pihak kecamatan dan pendamping desa, bidan desa serta ahli gizi, melakukan pengukuran tinggi badan dan pengukuran berat badan, tujuannya untuk mengetahui perkembangan anak. Selain itu program penanganan stunting juga dilakukan dengan memberikan makanan tambahan kepada para penderita stunting,” kata dia.
BLT dan Infrastruktur
Suherman mengatakan pada 2021, DD Banjarejo sekitar Rp1 miliar. Dana tersebut masih difokuskan untuk penanganan Covid-19 seperti pemberian bantuan langsung tunai (BLT-DD) yang menelan anggaran Rp360 juta untuk 100 KK. “Sebelumnya jumlah penerima manfaat untuk BLT-DD sebanyak 130 KK. Namun karena ada perintah pengurangan pada 2021 sehingga menjadi 100 KK,” kata dia.
Menurut dia, meskipun Dana Desa terfokus pada penanganan Covid-19, pihaknya masih bisa melakukan pembangunan fisik berupa sumur bor di dua titik yaitu di RT 5 dan RT 7 serta pembangunan sumber air minum dengan memanfaatkan mata air pegunungan.
“Pembangunan sumur bor sudah sangat mendesak untuk kebutuhan air bersih warga. Sehingga dengan anggaran yang terbatas, Pekon memulai pembangunan sumur bor di dua lokasi. Manfaatnya sangat membantu warga. Apalagi tidak semua warga memiliki sumur sehingga keberadaan sumur bor bisa meringankan sebagian warga Pekon Banjarejo,” kata dia.
Dia mengungkapkan, Pemerintah Pekon Banjarejo juga membangun talut sepanjang 115 meter, di dusun 3 RT 6 dan pembangunan talud dengan panjang 115 meter.
“Di sisi keagamaan, Pekon Banjarejo juga menganggarkan dana honorarium guru ngaji. Meskipun tidak besar tetapi itu bukti perhatian pemerintah Pekon terhadap kehidupan keagamaan di Banjarejo. Untuk honorarium guru ngaji baru dianggaran sebesar Rp500 ribu/tahun, dengan jumlah guru ngaji yang mendapat bantuan DD sebanyak 12 orang,” kata dia. (D2) widodo@lampungpost.co.id