ELIYAH
PEMERINTAH Pekon Trimulyo menggunakan Dana Desa 2021 untuk membangun jembatan penghubung Pemangku Talangpanjang 3. Pembangunan itu diharapkan mempermudah akses jalan produksi pertanian bagi masyarakat di Pekon Trimulyo, Kecamatan Gedungsurian, Lampung Barat.
Peratin Trimulyo Buchori, mengatakan jembatan beton itu dibangun menggunakan anggaran dana desa senilai Rp103 juta dengan panjang 6 meter dan lebar 2,5 meter. Peletakan batu pertama pembangunan jembatan itu telah dilaksanakan pekan lalu.
Dia menargetkan, jembatan yang dikerjakan dengan sistem padat karya itu akan rampung pada September 2021. Pembangunan itu melibatkan lima puluhan orang pekerja dengan tiga tukang inti. Jembatan itu merupakan akses masyarakat menuju lahan pertanian dan perkebunan.
“Selain menuju lahan perkebunan dan pertanian, kami juga membangun jembatan tersebut karena sesuai penataan ruang maka wilayah itu ke depanya akan menjadi sasaran perluasan perkampungan,” kata dia, Senin (30/8).
Yang mereka minta hanya untuk biaya makan dan snak kerja saja.
Dengan telah dibangunnya jembatan sebagai jalan produksi ini diharapkan akses transportasi masyarakat menuju wilayah tersebut menjadi lebih lancar. “Selain membangun jembatan ini, melalui anggaran desa kami juga membangun gedung terpadu yang ditata sesuai manfaatnya dengan total nilai Rp280 juta,” kata dia.
Gedung terpadu ini sesuai dengan penataanya yaitu akan digunakan untuk gedung BUMDes. Kemudian ada ruang khusus untuk kegiatan Posyandu. Lalu ada juga ruangan untuk kantor Lembaga Himpun Pekon (LHP) dan PAUD desa.
Menurutnya, pembuatan gudang untuk BUMDes itu dikarenakan ke depan BUMDes berencana akan melakukan usaha kerjasama dengan PT Kurnia Abadi sebagai distributor tunggal pupuk bersubsidi yaitu Ponska sehingga diperlukan gudang. “Selain membangun gedung itu, tahun ini kami juga melaksanakan pembangunan pagar balai pekon dan ruang kantor untuk pusat pelayanan/resepsionis,” kata dia.
Untuk Musala
Sementara itu upah pekerja pembangunan jembatan itu senilai Rp12-15 juta disepakati para pekerja digunakan untuk membangun musala.
Buchori mengatakan masyarakat di Pemangku Talangpanjang tiga yang dilibatkan sebagai pekerja sepakat agar upah kerja mereka digunakan untuk keperluan membangun musala di pemangkunya.
“Jadi, yang dibayar nanti hanya upah untuk tiga orang tukang inti/utama saja. Sedangkan upah pekerjanya tidak diambil melainkan telah disepakati akan digunakan untuk membangun musala,” kata Buchori.
Para pekerja pembuatan jembatan Talangpanjang itu melaksanakan tugasnya dengan cara bergilir yang disesuaikan dengan jadwal ronda. “Yang mereka minta hanya untuk biaya makan dan snak kerja saja,” kata dia. (D2) eliyah@lampungpost.co.id







