FEBI HERUMANIKA
SEORANG petani jamur merang atau biasa disebut jamur pentol sawit di Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Lampung Selatan kebanjiran pesanan. Jam Jam (51), terpaksa menolak sebagian besar permintaan pasar karena produksinya masih terbatas.
“Ada lima orang tengkulak yang datang kemarin, satu orangnya minta 20 kg setiap hari, sementara saya baru bisa memenuhi 20 Kg saja satu harinya, jadi hanya mampu memenuhi permintaan satu orang,” kata Jam Jam saat ditemui di tempat usahanya, Rabu (8/9).
Budidaya jamur pentol sawit, menurutnya cukup menjanjikan karena permintaan pasar sangat tinggi. Meski tidak sulit untuk menanam jamur itu, dia tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi permintaan pasar. Pasalnya modal yang diperlukan juga tidak sedikit selain itu memerlukan lahan yang cukup. “Budidaya jamur merang memang tidak sulit hanya saja membutuhkan waktu yang panjang hingga menghasilkan buah jamur yang dapat dipanen,” kata dia.
Kemarin ada orang dari luar kabupaten ke sini belajar ya saya ajarkan. Ini kan untuk kebaikan bersama dan juga untuk masa depan kita semua.
Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun usaha yang dia geluti secara keseluruhan, sekitar Rp30 juta. Jumlah tersebut tergolong cukup besar namun jika sudah berjalan uang akan terus didapat setiap harinya. “Kalau usaha sudah jalan sudah tenang pikirannya, setiap hari bisa panen 20 Kg kan lumayan,” kata dia.
Jam Jam menjelaskan, pertama pembudidaya jamur merang harus menyiapkan tempat berukuran 5×6 meter, kemudian membangun rumah fermentasi tempat jamur tumbuh. Selanjutnya membuat tempat penguapan.
Jika tempat usaha sudah disiapkan kemudian membeli pelepah sawit bekas panen. Selanjutnya pelepah sawit direndam dalam bak rendaman sekitar 8 hari. Lalu diangkat dan dicampur dedak, kemudian ditutup terpal kurang lebih 8 hari. “Setelah semuanya itu disiapkan pelepah yang telah diolah tadi dimasukkan ke dalam rumah penangkaran selama 12 hari, selanjutnya panen terus,” kata dia.
240 Kg
Dia mengatakan pelepah sawit dapat digunakan sampai dua kali fermentasi dengan jumlah hasil panen mencapai 240 Kg. Setelah itu pelepah harus dibuang dan diganti dengan yang baru dan prosesnya mengulang dari awal lagi. “Ada batas waktu pelepah sawit yang ditangkarkan ini, kalau sudah habis waktunya diganti dengan olahan pelepah yang baru,” kata dia.
Jam Jam mengaku siap mengajarkan cara budidaya jamur ke warga desanya atau masyarakat dari luar. Jika banyak warganya yang bisa membudidayakan jamur itu, tentu dapat meningkatkan perekonomian desanya.
“Kemarin ada orang dari luar kabupaten ke sini belajar ya saya ajarkan. Ini kan untuk kebaikan bersama dan juga untuk masa depan kita semua,” kata dia.
Bhabinkamtibmas Desa Negararatu Aipda Heru mengatakan, pihaknya akan memastikan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) agar warga yang tengah berusaha memperbaiki perekonomian dapat bekerja tanpa gangguan. “Untuk kemanan usaha di desa mudah-mudahan Polri dan masyarakat akan siaga, jadi tidak perlu takut mari kita bersama jaga desa kita supaya usaha di desa aman dan lancar,” kata dia. (D2) febi@lampungpost.co.id