FERDI IRWANDA
KAMPUNG Sumberagung, Kecamatan Rawapitu, Tulangbawang menggenjot pendapatan melalui sektor pariwisata. Upaya itu dinilai efektif untuk melambungkan nama daerah sehingga berdampak pada pendapatan kampung.
Kepala Kampung Sumberagung, Sahel, mengatakan pembangunan objek wisata ‘sawah kape’ menelan anggaran dana desa tahap l tahun 2021senilai Rp140 juta dengan sistem padat karya tunai desa (PKTD).
Dana itu, digunakan untuk membuat gazebo dan jalan menuju hamparan sawah yang bangunannya didominasi dari bambu. Areal persawahan yang hijau itu, dibuat menjadi spot foto Instagramable
Kami berharap kepada pemerintah daerah dan provinsi agar dapat memberikan perhatian dengan memperbaiki jalan.
Ia mengaku, sejauh ini wisata sawah kape masih belum dibuka secara resmi, lantaran menghindari terjadinya kerumunan di masa pandemi Covid-19.
Meski begitu sejak pembangunannya rampung, masyarakat berdatangan untuk menikmati wisata sawah dengan membayar tiket masuk Rp3000. “Mulai 18 Agustus hingga Rabu (25/8), 800 tiket masuk telah terjual,” kata Sahel, Jumat (27/8).
Sahel mengaku, tercetus ide membuat wisata sawah selain karena menjadi visi dan misi kala mencalonkan diri sebagai kepala kampung, juga melihat potensi hamparan sawah yang terbentang luas di kampungnya.
Secara keseluruhan, ujar dia, Kampung Sumberagung memiliki luas lahan pertanian sekitar 1500 haktare dan 200 hektare lahan perkebunan dengan tanaman karet dan sawit.
60 Hektare
Objek wisata itu, berada di RK 1 RT 2 kampung setempat, dengan luas lahan 60 hektare. Meskipun belum terbangun secara keseluruhan, traveler sudah dimanjakan dengan hijaunya sawah sejauh mata memandang. Sawah-sawah ini dikelola oleh petani lokal.
Menurut dia, objek wisata itu merupakan satu-satunya yang ada di kampung setempat. Selain dinilai dapat memperkenalkan kampung ke dunia luas juga diharapkan dapat mendongkrak pendapatan kampung dan masyarakat serta mengurangi tingkat pengangguran.
“Sejauh ini sudah ada empat pedagang yang menjajakan makanan ringan di lokasi wisata. Kami sudah imbau warga, jika ada yang berminat bisa membuka usaha dengan membuat tempat sendiri tanpa ada pungutan,” kata dia.
Untuk dapat tiba di lokasi wisata itu, traveler dapat menempuh jalur darat dengan memakan waktu sekitar tiga jam dari pusat kota Kabupaten Tulangbawang.
Namun, kata dia, terdapat kendala bagi pengunjung ketika hendak menuju lokasi lantaran akses jalan yang dinilai kurang memadai.
“Kami berharap kepada pemerintah daerah dan provinsi agar dapat memberikan perhatian dengan memperbaiki jalan. Sehingga ketika pengunjung dari luar daerah hendak berkunjung tidak memakan waktu yang cukup lama akibat kondisi jalan yang kurang bagus,” ujar Sahel. (D2) ferdi@lampungpost.co.id