Bank Lampung Optimistis Masuk BUKU II

Untuk menuju BUKU II, ada banyak tantangan yang dihadapi Bank Lampung, seperti sumber daya manusia dan informasi teknologi.

EFFRAN KURNIAWAN BANK Pembangunan Daerah Lampung (Bank Lampung) berkeyakinan segera masuk kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II di 2020. Rasa optimistis itu diimbangi dengan strategi untuk penambahan modal inti mencapai Rp1 triliun. Direktur Utama Bank Lampung, Eria Desomsoni, menjelaskan pihaknya merasa optimistis dapat mencapai modal inti Rp1 triliun di 2020. Hingga kini modal perusahaan tersebut Rp697 miliar. Artinya, masih membutuhkan tambahan modal disetor Rp303 miliar. Untuk mencapainya BUMD tersebut tengah mempersiapkan berbagai langkah strategis guna menaikkan modalnya dan masuk kategori BUKU II, di antaranya melakukan reklasifikasi cadangan bertujuan yang sesuai regulasi sebesar 20% dari modal disetor. "Perhitungan cadangan bertujuan kami yang bisa masuk modal inti ada Rp50 miliar. Bahkan beberapa pemegang saham kabupaten/kota sudah ada peraturan daerahnya untuk menambah modal disetornya yang total Rp54 miliar," ujar dia di kantor Bank Lampung, Senin (10/2). Pihaknya juga akan melakukan reevaluasi aset yang terakhir kali dinilai pada 1981. Lalu, dengan reinvestasi dari deviden. Dengan bagi hasil laba hasil kinerja 2019 yang akan dibagikan pada 2020 sebesar Rp99 miliar. "Kalau pemegang saham setuju bisa juga masuk komponen modal disetor. Kalau masih kurang dengan penambahan modal dari mitra strategis dan hasil usaha secara organik," kata Eria. Menurut dia, untuk mencapai BUKU II dia mengaku memiliki banyak tantangan yang harus dibenahi, seperti sumber daya manusia dan informasi teknologi. Kekosongan Jabatan Persoalan lainnya yang segera diselesaikan adanya kekosongan jajaran direksi. Dia mengaku Direktur Operasional dan Direktur Kepatuhan diprediksi dapat terisi pada Februari atau Maret mendatang. "Calonnya dari internal dalam sebulan ke depan mungkin bisa terisi," kata dia. Dia juga menyambut baik rencana Gubernur Lampung yang memasukkan kalangan pemerintah ke jajaran komisaris. Untuk itu, pihaknya pun mengusulkan sekretaris provinsi menjadi komisaris utama. "Dengan duduknya Sekprov menjadi komisaris utama, akan menambah efektif dalam penambahan-penambahan modal," ujarnya. Komisaris Bank Lampung, Zaidirina, berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyetujui Sekprov menjadi komisaris utama BPD tersebut. "Dengan adanya Sekprov, komitmen yang disepakati di rapat umum pemegang saham bisa dikawal sehingga targetnya bisa tercapai," kata dia. Direktur Bisnis Bank Lampung, Nurdin Hasboena, mengatakan pengajuan Sekprov menjadi komisaris utama tengah berproses di OJK. "Begitu pula dengan beberapa nama yang kami ajukan untuk mengisi jajaran direksi," ujarnya. (R3) effran@lampungpost.co.id Dengan duduknya Sekprov menjadi komisaris utama akan menambah efektif dalam penambahan-penambahan modal.

Bank Lampung Optimistis Masuk BUKU II

Kekosongan Jabatan

XL Catatkan Pendapatan Terbesar

Bank Mandiri Perluas Akses Keuangan lewat Warung

Nova Lidarni

Bank Mandiri Perluas Akses Keuangan lewat Warung

Chandra Gelar Rangkaian Anniversary 36 Tahun

Auto2000 Glodok Plaza Kembali Beroperasi

Telepon Google Gratis dari Indosat

Pemulangan 21 WNI dari Tiongkok tanpa Karantina

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 19 Juli 2025

Guru PJOK Punya Peran untuk Membantu Pencegahan Penyakit

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 21 Juli 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda