AROMA kue panggang semerbak ketika memasuki rumah produksi jajanan pasar dan kue kering Bibik Kuweh.
Windu Wulansari menata produk olahan kue kering di rumahnya, Jalan Putra No.19B, Langkapura, Kota Bandar Lampung, Lampung. Windu terbilang baru menjajaki bisnis kue. Sebelumnya ia menjadi tenaga pengajar di sekolah dan kampus. Ia kemudian banting setir menjadi pengelola kue basah dan kering.
Windu Wulansari, pemilik Bibik Kuweh itu menceritakan pengalamannya, suka duka menjadi pebisnis kue.
Wanita berusia 44 tahun ini mengandalkan produk lokal dari tepung singkong. “Mocaf pakai pakai bahan utama produk lokal, gluten free. Memang rasanya kalau nggak biasa ada yang beda,” kata Windu, Sabtu 5 Maret 2022.
“Free gluten. Yang kita jual adalah edukasinya,” tambahnya.
Produk baru yang ia buat adalah Nastar Mocaf, mocaf singkatan dari modification of cassava, atau singkong yang sudah diolah.

Ia memakai produk lokal Lampung karena dalam suatu kesempatan Gubernur Lampung berpesan kepada UMKM untuk menggunakan produk olahan lokal.
Oleh karena itu, ia memberikan bahan utama seperti tepung singkong, tepung ubi ungu, tepung sukun, hingga tepung pisang. Produk tepungitu ia peroleh dari UMKM asal Lampung Timur.
Saat ini Windu menjual produk nastar seharga Rp40 ribu per toples, sementara produk olahan mocaf Rp45 ribu per toples, dan nastar premium Rp70 ribu per toples. Ia juga menerima pesanan hingga ke luar kota Bandar Lampung.
Selain nastar, ia juga membuat kue kering palm cheese jajanan pasar, risoles, sosis solo, dan lainnya.
Kendala yang dihadapi Windu saat ini adalah stok minyak goreng di pasaran yang langka dan harga melambung. Beruntung, ada kerjasama dan bantuan dari dinas terkait mengenai minyak goreng.
Menurut Windu, pandemi Covid-19 memukul pelaku usaha kue. Pasalnya, pemesaan kue berkurang dari konsumen misalnya pihak hotel untuk breakfast dan keperluan meeting room.
Saat pandemi, pemilik usaha kue kering ini mengatakan mendapat bantuan pemerintah yakni BPUM sejumlah Rp2,4 juta. Ia mencairkan dana itu melalui rekening Bank BRI. Selain itu, selama pandemi Covid-19 mendapat binaan dari Bank BRI berupa pemasaran digital.
Windu bercerita memiliki cara lain menghadapi pandemi yakni dengan menghadiri bazar UMKM dari instansi atau lembaga. Ia membayar jasa sewa stan mulai dari Rp50 ribu per harinya. Windu berharap pandemi segera usai, dan usaha kue bisa berkembang. (IAN)