KALAU biasanya pare diolah menjadi sayur, tapi kali ini, Rahmat Ibnu Mas’ud dan istrinya Resti Widaningrum mengolah pare menjadi keripik. Rahmat memulai usaha Pare Krispi A3 saat pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.
Rasa pare yang pahit, setelah diolah oleh Rahmat tidak begitu terasa pahit. Rahmat bersama istrinya membuat keripik pare dengan empat pilihan rasa yakni original, sapi panggang, balado, dan pedas.
“Original dan rasa sapi panggang best seller keripik pare,” kata Rahmat, pemilik usaha Cemilan Anugerah 3 itu, Rabu 23 Februari 2022 lalu.
Di tahun 2020, pria berusia 32 tahun ini langsung menjadi binaan Bank BRI. Pada tahun 2021 lalu, Rahmat mendapatkan pelatihan dari Bank BRI dalam bentuk webinar selama dua bulan.
Agenda pelatihan dari BRI itu mengajarkan Rahmat sebagai pelaku UMKM makin menambah wawasan. Misalnya mengenai pemasaran digital, laporan keuangan, serta pengelolaan sumber daya manusia.
“Kami belum pernah tahu jadi paham,” katanya.
Proses keripik pare
Rahmat menuturkan pembuatan pare bisa membutuhkan dua hari. Pertama potong tipis pare lalu rendam pare dengan air garam pada sore hari, sampai keesokan harinya atau semalaman. Perendaman garam ini berguna untuk mengurangi kadar pahit pada pare. Lalu, pare siap digoreng dan diberi bumbu pelengkap. Untuk sekali produksi, Rahmat menuturkan membutuhkan 10 kg pare.
“Kami kenalkan produk yang unik, langka yang belum banyak dibuat orang lain,” kata Rahmat.
dok Agugerah 3
Menurutnya, kendala pengolahan keripik pare saat ini yakni harga minyak goreng yang melambung. Untungnya, pekan lalu, Rahmat mendapat bantuan dari Dinas Perdagangan Lampung untuk mendapatkan minyak goreng kemasan sehaga Rp13.500 per liter.
Atas langkanya minyak goreng ini, Rahmat tak mau menaikkan harga jualnya. “Mau gak mau kurangi profit,” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19 penjulan keripik pare terhambat bila ada status daerah Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) atau penyekatan.
“Kalau ada PPKM dan penyekatan ini pengaruh ya (ke penjualan), ada batasan akses wisata, mobilitas orang jadi kecil,” ujarnya.
“Yang pasti, penjualan di toko oleh-oleh terhambat. Meski sudah ada toko online, padahal saat liburan jadi rezekinya UMKM,” katanya.
Rahmat menjelaskan, toko online Pare Kripsi A3 sudah bisa dicari di market place seperti Shopee, Tokopedia, dan Belibli. Ia juga mengenalkan produk cemilannya melalui akun Instagram @cemilananugerah3 dan Facebook Rahmat Ibnu Mas’ud.
Pemilik usaha Cemilian dengan merek Anugerah 3 atau A3 ini ingin terus mengembangkan usaha pare krispi. Untuk itu, produk Pare Krispi A3 sudah tersedia di pusat oleh-oleh khas Lampung. (IAN)