ISNINA mengenalkan rumah produksi madu suhita di Jalan Purnawirawan I LK II, Langkapura, Kec. Langkapura, Kota Bandar Lampung.
Rumah Isnina di lantai dua itu dibuat menjadi ruang kemas Madu Suhita. Ruangan 110 m2, terbagi menjadi beberapa bagian. Ada ruang menaruh madu yang baru datang dari para mitra, ruang sterilisasi botol, ruang penurunan kadar air atau ruang dehum, dan ruang pengemasan.
Ia menjelaskan, saat madu datang dari kebun, terlebih dahulu ditimbang dan dicatat muasalnya.
Pencatatan ini dilakukan agar asal madu dari mana, siapa yang memanen dan jenis lebahnya.
Selanjutnya, madu tersebut dimasukkan ke ruang Dehum. Ruangan ini merupakan tempat untuk menurunkan kadar air yang ada pada madu.
Inovasi yang dilakukan Madu Suhita yakni menurunkan kadar air pada madu. Hal ini dilakukan agar masa simpan madu bisa lebih lama dan meningkatkan kualitas madu . Lalu untuk penurunan kadar air, Madu Suhita tidak menggunakan proses pemanasan maupun pemasakan ataupun penambahan bahan kimia sintetis, tapi menggunakan metode dehumidifikasi.
Metode ini dilakukan dengan menghamparkan madu pada nampan foodgrade di ruangan tertutup serta kedap udara dan kedap cahaya menggunakan suhu dibawah 35 derajat celcius.
Madu yang berada di ruang Dehum bisa sampai satu minggu. Molekul air yang menguap dari madu itu akan ditangkap oleh alat dehumidifier.
Menurut wanita yang mengenakan jilbab ini, madu jenis Apis yang awal panen kadar airnya sekitar 23% diturunkan menjadi 18%. Lalu, madu Trigona dari kadar air panen 28% diturunkan menjadi 20%.
Kadar air yang turun ini bisa memperpanjang masa simpan madu. Tentunya hal ini berguna untuk pemasaran produk madu. Jika masa simpan madu umumnya sampai satu tahun, Madu Suhita bisa lebih dari setahun.
Selanjutnya, madu yang sudah dikeluarkan dari ruang Dehum, dikemas dan dimasukkan ke dalam botol. Ia juga menjaga botol madu supaya steril agar menjaga mutu madu.
Setelah madu selesai dikemas, Isnina siap memasarkan produknya. Peminat madu Suhita pun cukup banyak. Apalagi, madu Suhita sudah merambah ke ritel. Bahkan, saat pandemi Covid-19, Isnina menuturkan omset dalam satu bulan bisa mencapai Rp70 juta.***