BANK BRI hadir di Pekon Trimulyo membina untuk jadi finalis Desa BRILlian. Kepala Pekon Trimulyo, Lampung Barat Bukhori menjelaskan BRI melakukan pemberdayaan UMKM, usaha masyarakat desa meliputi sektor pertanian, perkebunan, dan toko klontongan.
“BRI memberikan pendampingan, pembiayaan KUR. Ini murah bunganya untuk yang punya usaha,” kata Bukhori, Minggu 6 Maret 2022 lalu.
Diketahui, Pekon Trimulyo menjadi finalis Desa BRILian yang diundang ke Jakarta, pada malam penghargaan Desa BRILIian.
“Dari 15 Desa BRILian, kami belum beruntung belum bisa mendapat juara 1, 2, atau 3,” katanya.
Pekon Trimulyo baru masuk sampai posisi 4 pada Desa BRILian batch 1 2021. Menurut Bukhori, Pekon Trimulyo bisa menjadi 4 besar desa Brilian diantaranya karena punya inovasi.
“Kami 2019 ada inovasi desa wisata, Temiangan Hill negeri di atas awan,” tambahnya.
Destinasi di Lampung Barat Temiangan Hill ini sangat cocok dikunjungi para pecinta gunung. Menurutnya, saat pandemi, pemulihan ekonomi bisa lewat wisata desa.
Lalu, warga desa menerapkan konsep sedekah sampah. Kemudian ada pengajian yasinan tiap malam Jumat bagi para bapak-bapak dan pengajian rutin pada Kamis siang untuk jemaah ibu-ibu.
“Wajib bagi semua warga Desa Trimulyo yang muslim. Ini sebagai forum komunikasi,” ujarnya.
Ia melanjutkan forum warga itu dilanjutkan dengan membahas persoalan warga secara umum.
“Forumnya warga di sini lah. Dikemas dalam bentuk melakukan bikin tahlil, digilir (beda rumah),” ujarnya.
Diketahui, pekon Trimulyo menerapkan Visi yakni BANGKIT, Bermartabat Amanah NGayomi Kreatif Inspiratif Terprogram. Selanjutnya 6 misi pekon Trimulyo meliputi pemerataan pembangunan dan pelayanan masyarakat yang berbasis pemangku; menyelenggarakan pemerintahan yang transparan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat secara gratis; penguatan dan pengembangan ekonomi masyarakat melalui bumpekon atas dasar potensi dan sumber daya pekon; melibatkan para generasi muda sebagai kekuatan utama dalam pembangunan pekon; meningkatkan sumber daya manusia melalui kegiatan keagamaan, sosial budaya, dan kearifan lokal; serta meningkatkan kembali semangat gotong royong kebersamaan dan partisipasimasyarakat dalam kegiatan pekon melalui dari perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil pembangunan.
Bukhori menambahkan, kriteria desa Brilian diantaranya desa punya BUMDes yang sehat, Bumdes punya kegaiatan ekonomi masyarakat, desa banyak inovasi, desa menerapkan digitalisasi dalam kehidupan masyarakat serta pelayanan pemerintahan, dan pembangunan desa sudah berkesinambungan. “Dari 4 poin itu kami sedikit ada,” tambahnya
Digitalisasi
Setelah menjadi finalis Desa Brilian, Pekon atau desa Trimulyo, Lampung Barat menerapkan pola digitalisasi. “Sejalan dengan desa brilian, untuk mengikuti ini, sesuai dengang harapan saya pada visi dan misi,” kata Bukhori.
“Kalau mau jadi desa maju, harapannya mulai menerapkan pola digitalisasi, desa harus spesifikasi,” tambahnya.

Desa Trimulyo punya BUMDes yang memiliki agen BRILINK. Penyaluran bantuan seperti program keluarga harapan (PKH) sudah dilakukan melalui agen BRI milik BUMDES. “Transaksi masyarakat sudah digitalisasi. Di BUMDEs, sudah menerapkan pembayaran scan bacrode QRIS,” tambahnya.
Selanjutnya, pelayanan desa juga sudah menerapkan digitalisasi, Open SID, pelayanan berbasis nomor induk KTP.
“Pelayanan masyarakat berbasih ktp, tinggal tap KTP nanti ada layanan mau buat surat, apa, masukkan nama, jenis suratnya apa, bisa selesai,” tambah Bukhori.
Menurutnya, semua data sudah diunggah ke web, sehingga masyarakat bisa mengakses data.
Perkebunan Pisang
Pekon Trimulyo saat ini dihuni 1.003 Kepala Keluarga dengan 3.356 jiwa. Menurut Bukhori, pekerjaan warga desa di Trimulyo sebagian besar bertani yang mencapai 98%.
Untuk itu, perkebunan kopi banyak digeluti oleh petani. Namun dalam suatu waktu pada 2011 lalu, kopi tak bebuah. Biasanya, satu tahaun ada 1 ton kopi yang dipanen, tapi saat itu tak ada yang bisa dipanen.
Otomatis, warga desa mencari akal supaya menambah penghasilan. Warga di sana kemudian menanam pisang di sela tanaman kopi. Tanaman pisang yang ditumpang sari dengan kopi tidak menggangu produksi kopi.
“Ini harus ada solusi, satu tahun bisa berbuah. Solusinya lewat jalur pertanian. Kami harus tanam pisang, cavendish, ambon hijau, ada gerakan tanam pisang,” tambahnya.
Saat ini pisang cavendish menjadi komoditas kedua setelah kopi. “Tiap minggu 50 truk pisang pergi ke Jawa,” tambahnya.
Bukhori dan warga Desa Trimulyo telah bangkit dari keterpurukan saat pendemi. Inovasi yang dilakukan warga desa Trimulyo patut diapresiasi. Kepala Pekon Trimulyo, Bukhori menuturkan gotong royong inilah rohnya pancasila. Warga desa membuat berbagai inovasi yang ada di desa utnuk kemakmuran desa.
Bukhori berharap perlunya penerapan pola berkelanjutan. “Siapa pun yang menggantkan kepala desa, pembanguan berkelanjutan jadi landasan pembangunan ke depan,” tutup Kepala Desa dengan masa jabatan November 2017—2023 itu. (IAN)