Suku Bunga Khawatirkan Risiko Kredit

EFFRAN KURNIAWAN BANK Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5,5% dari sebelumnya 5,25%. Kenaikan tarif tersebut dinilai akan mendatangkan kekhawatiran terhadap peningkatan bunga kredit yang akan mendatangkan risiko. Peneliti ekonomi Universitas Lampung, Asrian Hendi Caya, menjelaskan kenaikan suku bunga merupakan kebijakan strategis dalam menanggulangi ketidakpastian global yang menyebabkan terus terperosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, suku bunga hanya salah satu instrumen. "Menaikkan bunga itu untuk mengurangi uang yang beredar dengan harapan inflasi akan turun. Turunnya inflasi akan menguatkan nilai rupiah. Artinya kebijakan itu untuk membantu menguatkan nilai rupiah yang makin lemah, selain terus didorong dari peningkatan ekspor," kata Asrian, Selasa (28/8). Menurut dia, dengan tingginya suku bunga menciptakan bentuk kekhawatiran pula pada meningkatnya bunga kredit sehingga berpotensi membesarnya risiko kredit. "Tapi tidak suku bunga acuan ini tidak otomatis menaikkan bunga kredit. Sebab, BI punya target peningkatan kredit yang harus dicabut," ujarnya. Kendati demikian, jangka pendek dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tengah goyang, kenaikan suku bunga diharapkan bisa membuat masyarakat cenderung banyak menabung. Asrian menilai kondisi itu memberikan kesempatan untuk lebih banyak memberikan pinjaman atau mendorong investasi. Menurut dia, ke depannya hingga akhir tahun ini suku bunga acuan bisa saja naik kembali. "Ekonomi global juga sedang mengalami ketidakpastian. Apalagi Donald Trump (Presiden AS) terus mengeluarkan kebijakan yang sangat kontroversi," kata dia. Deposito Direktur BCA, Vera Eve Lim, menuturkan pihaknya menyikapi kenaikan suku bunga acuan telah dimulai dengan penyesuaian suku bunga deposito, yang sejak April sudah naik 100 bps. Pada September akan kembali naik 25 bps. Adapun penyesuaian untuk suku bunga kredit, BCA baru melakukan di Agustus sebesar 25 bps kepada semua segmen kredit, yaitu korporasi, komersial, termasuk UKM. "Untuk KPR, adjusment terjadi sekitar 70 bps dan untuk kredit kendaraan bermotor roda empat penyesuaian lebih kurang 50 bps." Pihaknya melakukan penyesuaian suku bunga kredit secara bertahap. "Jadi memang tidak sebesar kenaikan yang dilakukan BI, tetapi kami sudah mulai menyesuaikan bunga kredit di Agustus ini," ujar Vera. Suku bunga kredit tersebut diyakini akan memengaruhi permintaan, terutama dari segmen kredit konsumsi. Namun, dia berharap perlambatan ini hanya sementara. (MI/E1) effran@lampungpost.co.id

Suku Bunga Khawatirkan Risiko Kredit

Kebijakan itu untuk membantu menguatkan nilai rupiah yang makin lemah, selain terus didorong dari peningkatan ekspor.

Mahasiswa Darmajaya Latih Masyarakat Berwirausaha

Jumlah Dokter Jiwa Minim

Dian Wahyu Kusuma

Jumlah Dokter Jiwa Minim

Wisudawan Poltekkes Angkat Sumpah

Guru Honorer Pertanyakan Insentif yang Belum Cair

Polisi Tangkap Oknum PNS Pemkot Pengguna Narkoba

Novotel Lampung Sukses Helat Le Club Day 2018

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 Desember 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi