ELIYAH
eliyah@lampungpost.co.id
PENANGANAN dampak bencana banjir dan longsor di enam pemangku/dusun di Pekon Sidomulyo, Kecamatan Pagardewa, Lampung Barat (Lambar), akhirnya dinyatakan selesai. Hal ini karena akses jalan dan jembatan utama sudah selesai ditangani dan masyarakat sudah bisa beraktivitas kembali.
Kepala BPBD Lampung Barat, Padang Prio Utomo, Rabu (15/3), mengaku sekitar 60% masyarakat yang berada di pengungsian telah meninggalkan titik pengungsian dan kembali ke tempat masing-masing. Untuk warga yang masih tinggal di pengungsian, entah karena memang tempat tinggalnya telah rusak berat atau hilang terseret banjir/longsor, pihaknya telah mendirikan dapur umum untuk sementara di setiap pemangku.
Dengan begitu, kebutuhan dasarnya telah disediakan di sana. Sedangkan untuk penanganan rumah warga yang rusak berat tersebut, pihaknya belum dapat menjelaskan.
Sebab, penanganan yang dilakukan untuk yang bersifat darurat. Kemudian penanganan yang menjadi skala prioritas, yaitu keselamatan jiwa, pemenuhan kebutuhan dasar, dan perlindungan kelompok rentan, telah dilaksanakan.
Penanganan darurat dampak bencana itu, kata Padang, telah selesai dilaksanakan selama enam hari sejak kejadian. Untuk itu, pihaknya pada Selasa (14/3) lalu telah menutup secara resmi kegiatan operasi tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Pekon Sidomulyo itu.
“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten secara resmi telah menutup kegiatan operasi tanggap darurat di Pekon Sidomulyo pada Selasa (14/3) sore,” kata Padang.
Hal itu dilakukan dengan alasan pihaknya telah memastikan seluruh bantuan sosial dari berbagai pihak telah tersalurkan dengan baik dan maksimal kepada masyarakat di seluruh titik pengungsian maupun masyarakat secara keseluruhan.
Kemudian akses jalan penghubung utama dari Pekon Sidomulyo ke wilayah Tanjungkurung sudah kembali normal dan bersih dari material longsor. Lalu jalur penghubung antarpemangku, utamanya jembatan darurat, juga sudah selesai ditangani.
Lima Unit Jembatan
Ada lima unit jembatan penghubung ke pemangku yang dibangun, yaitu jembatan penghubung ke Pemangku 6-7, Pemangku 7-8, Pemangku 8-9, dan jembatan penghubung Talang Kasidi menuju Talang Setu serta jembatan Talang Karsa.
Jembatan dan jalan penghubung ini sangat penting dan strategis untuk mempermudah arus lalu lintas dan barang dalam rangka mempercepat distribusi logistik dan pelayanan kepada kelompok rentan.
Penyediaan kebutuhan kelompok rentan, yaitu lansia, ibu hamil, dan balita telah dipastikan semuanya mendapat bantuan yang cukup.
Mengingat masih ada warga yang tinggal di pengungsian, kata dia, delapan pos pelayanan di pengungsian dan dapur umum tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat tersebut.
Delapan pos tersebut terdiri dua pos di Pemangku 5, dua pos di Pemangku 6, dua pos di Pemangku 7, serta Pemangku 8 dan 9 masing-masing 1 pos. (D1)