Guru Harus Jadi Pemecah Masalah

ANDRE PRASETYO NUGROHO andre@lampungpost.co.id DUNIA pendidikan menghadapi tantangan yang kian rumit dan berat. Guru harus bisa menjadi pemecah untuk menanggulangi segenap persoalan mulai dari pembaruan teknis pembelajaran, hingga pembentukan karakter siswa. Motivator pendidikan, Hery Margono menjelaskan, tenaga pendidik harus mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas diri. Guru harus memiliki skil untuk memecahkan suatu masalah. "Guru membutuhkan jalan keluar yang harus dibangun dengan cara berpikir kritis. Segenap masalah harus dikejar dan dipahami," kata dia, saat memaparkan materi Recharge Your Spirit and The Power of Antusiasme for Inspiring Teacher dalam Teacher Fest 2022, HUT PGRI Lampung Tengah, Selasa (22/11). Dia menjelaskan, seorang guru sudah semestinya mengajar dengan menggunakan metode feeling atau perasaan. Hal ini dilakukan untuk menguatkan kemampuan dan karakter murid. "Misalnya tentang seni memimpin, menyelami, memotivasi, menjiwai, meninggikan, dan masih banyak lagi teknik motivasi sehingga murid mendapatkan siraman energi positif pada diri dan lebih percaya diri," katanya. Dijadikan Budaya Sementara itu, pengamat pendidikan dari Universitas Lampung (Unila), M. Thoha B Sampurna Jaya menambahkan, pembentukan karakter siswa tidak hanya menjadi tugas seorang guru. "Keluarga pun harus berperan. Pola asuh keluarga harus simetris dengan kehidupan sosial masyarakatnya. Di dalam proses pembelajaran, guru memang sebagai problem solver atau pemecah masalah," katanya. Dia berharap, guru bisa menjadi acuan bagi para anak didiknya. Dengan kemampuan problem solving yang dimiliki guru, ia pun optimistis para murid akan turut menjadi pemecah masalah di lingkungannya masing-masing. "Guru pun perlu melahirkan para pemecah masalah di tengah masyarakat," jelas dia. Thoha menyarankan, guru tidak hanya bisa dalam memberikan pelajaran. Lebih dari itu, tenaga pendidik harus bisa menghadirkan proses pembelajaran yang sarat etika dan norma, kemudian membiasakannya menjadi sebuah budaya. "Dilakukan berulang-ulang agar menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu menjadi budaya. Budaya yang kita inginkan adalah budaya peserta didik yang seutuhnya, baik rohani dan jasmani," ujarnya. Selain itu, lanjut Thoha, guru harus memiliki kesadaran bahwa dia mengemban amanat yang berbeda dengan profesi lainnya. "Karena guru memiliki tanggung jawab melahirkan anak-anak bangsa yang berkualitas," katanya. (CK7/CR2/E1)

Guru Harus Jadi Pemecah Masalah

Tenaga pendidik harus mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas diri agar memiliki skil untuk memecahkan suatu masalah.

Indeks Manusia Tangguh Lampung

Kisah Dyah Cahya Prameswari Lulusan Kedokteran Unila yang Dapat Beasiswa Jovial Da Lopez

Sobih Adnan

Kisah Dyah Cahya Prameswari Lulusan Kedokteran Unila yang Dapat Beasiswa Jovial Da Lopez

Harga Bumbu Dapur Terus Naik

Dorong Kesejahteraan Iringi Kualitas Guru

Evakuasi Korban Gempa Prioritas

Parpol Sesuaikan Strategi Mengikuti Dapil

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 11 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 13 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 09 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 14 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi