Lampura Cegah Stunting

YUDHI HARDIYANTO PEREMPUAN memiliki peran yang amat penting dalam upaya pencegahan stunting . Sebab, ibu-ibu biasanya mengurus asupan makanan kepada anak-anak. Oleh sebab itu, untuk sosialisasi pentingnya asupan gizi bagi mereka, Dinas Kesehatan memaksimalkan peran ibu-ibu PKK di tiap desa. Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Lampung Utara, Eva Riwanda Imam, mengungkapkan gerakan PKK dan kader posyandu yang tersebar di 247 desa/kelurahan dan 23 kecamatan se-Lampura, memiliki keterkaitan program yang saling bersinergi. Khususnya, dalam upaya pembebasan angka bagi anak yang mengalami kekurangan gizi dengan ciri tubuh pendek ( stunting ) dan kurus ( wasting ). " Stunting dan wasting adalah masalah secara nasional yang berkaitan dengan asupan gizi pada anak yang mesti dihadapi bersama dan para ibu lebih tahu kondisi di lapangan. Kerja sama dengan gerakan PKK di desa adalah langkah efektif untuk pencegahan stunting maupun wasting di wilayah," ujar dia, kemarin. Untuk fokus kegiatan penggerak PKK maupun kader posyandu, lebih mengarah pada sosialisasi pentingnya keluarga sehat. Sementara titik fokusnya pada pemenuhan asupan gizi, baik untuk tumbuh kembang balita maupun kesehatan warga yang ada di lingkungan setempat. "Penggerak PKK dan kader posyandu menjadi ujung tombak pelaksanaan program bebas stunting di Lampura dengan fokus kegiatan pada kesehatan keluarga, khususnya cakupan pemenuhan asupan gizi bagi balita dan anak-anak," ujarnya. ASI Ekslusif Dilansir dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), persoalan stunting maupun wasting , selain dipicu gizi buruk ibu hamil, anak tidak diberi ASI eksklusif, juga kualitas asupan gizi anak rendah. Dampaknya tidak hanya tampak pada tinggi badan anak, tetapi juga pertumbuhan gigi lambat, fokus dan memori belajar buruk, pubertas terlambat, serta pertumbuhan juga melambat. Jika dibiarkan, dalam jangka panjang stunting bisa menurunkan kemampuan kognitif anak, kekebalan tubuh lemah, serta rangkaian risiko penyakit metabolik termasuk penyakit jantung. "Perbaikan gizi, khususnya bagi balita, mutlak dilakukan. Sebab, di usia emas (nol sampai lima tahun) asupan gizi bukan hanya berdampak pada pertumbuhan tinggi badan dan berat badan. Namun, juga berpengaruh pada kecerdasan mereka," kata dia. (D1) yudhi@lampungpost.co.id

Titik fokusnya pada pemenuhan asupan gizi, baik untuk tumbuh kembang balita maupun kesehatan warga, yang ada di lingkungan setempat.

Dorong Pemerintah Kebut Infrastruktur dan Pertanian

Pelantikan Pengurus MWCNU Diikuti Pengajian Akbar

Wandi Barboy

Pelantikan Pengurus MWCNU Diikuti Pengajian Akbar

Cabai Merah Tembus Rp60 ribu

Edisi Senin, 24 Februari 2020

Tegas Awasi Tempat Indekos

Grab pun Siapkan Taksi Terbang!

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 11 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 13 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 14 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 16 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi