MEDICAL check up (MCU) bagi orang dengan lanjut usia (lansia) cukup penting. Pasalnya, hal itu dilakukan untuk mengetahui adanya risiko penyakit kronis dalam tubuh.
“MCU rutin sangat penting. Baik merokok atau gak merokok, pola hidup sehat atau enggak. Karena gejala penyakit kronis diketahui biasanya saat sudah lanjut. Ini harus hati-hati sekali. Meski tidak begejala, ini akan mengganggu fungsi organ,” kata Staf Divisi Endokrin Metabolik Diabetes Melitus Departemen Ilmu Penyakit Dalan FKUI/RSCM, Dyah Purnamasari Sulistianingsih dalam webinar bertajuk Sehat pada Usia Lanjut di Era New Normal, Selasa (23/6).
Dyah melajutkan, sebanyak 80% penduduk usia lanjut (60 tahun ke atas) di dunia memiliki satu penyakit kronis. Sementara 60% penduduk usia lanjut memiliki dua penyakit kronis. Karenanya, screening awal, tepatnya mulai usia 40 tahun dibutuhkan agar kondisi tubuh tidak memburuk.
“Hal ini disebabkan oleh faktor usia, lemak tubuh meningkat, dan fungsi organ menurun,” katanya.
Selajutnya, yang menyebabkan timbulnya penyakit kronis adalah diet tidak sehat, aktivitas fisik dan olahraga kurang, gaya hidup yang menyebabkan obesitas, merokok, minum alkohol, dan stres.
“Kalau faktor ini bisa kita modifikasi baik untuk mencegah penyakit kronis maupun mencegah perburukan penyakit kronis,” ujanya.
Khususnya di masa pandemi ini, Dyah menganjurkan kepada masyarakat lanjut usia untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, batasi jumlah kalori, konsumsi vitamin dan suplemen, lakukan olahraga ringan, tidur cukup, hindari stres, tidak merokok, dan tidak minum alkohol.
Untuk diketahui, berdasarkan proyeksi penduduk hasil survei penduduk antar sensus 2015 (Badan Pusat Statistik) pada 2020, jumlah lansia di Indonesia sebesar 10,65% dari jumlah penduduk atau sekitar 28 juta orang. Adapun persentase lansia perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu perempuan sebesar 52,34% dan laki-laki sebesar 47,66% . Proyeksi BPS ini juga menggambarkan persentase penduduk lansia terus meningkat sampai dengan tahun 2045, yaitu dari 9% pada tahun 2015 menjadi hampir 20% pada tahun 2045. (MI)