MASYARAKAT Desa Kebun Dalam, Kecamatan Abung Tinggi, Kabupaten Lampung Utara berharap bisa memprioritaskan pembangunan fisik infrastruktur di tahun 2022 mendatang.
Kepala Desa, Surdi mengatakan tahun ini anggaran kegiatan fisik di desanya yang berasal dari Dana Desa (DD) terkuras dengan masalah penanganan covid-19, sehingga pembangunan infrastruktur sangat minim.
“Khususnya sarana-prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari jalan drainase dan lainnya. Sehingga dapat mempermudah warga mengangkut hasil panen, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat,” kata dia kepada Lampung Post, Selasa (16/11).
Menurut dia, sesuai arahan pemerintah pusat pihaknya mengalokasikan anggaran 8 persen DD tahun ini untuk penanganan Covid-19. “Iya sesuai arahan, kita disuruh mengalokasikan 8% dari DD. Selain bantuan langsung tunai (BLT) DD, juga masalah penanganan lain ditengah pendemi,” ujar dia.
Surdi berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga DD tahun 2022 mendatang bisa dimaksimalkan untuk pembangunan infrastruktur sesuai aspirasi masyarakat. Apalagi beberapa tahun belakang ini sangat sedikit pembangunan yang berasal dari alokasi dana desa (ADD) maupun DD.
“Jadi kedepan kita coba maksimalkan, asalkan covid menurun. Sehingga dapat dimaksimalkan, khususnya insfrastruktur penunjang moda transportasi masyarakat desa. Dalam mengangkut hasil produksi pertanian disini,” katanya.
Tahun ini, lanjut dia, untuk program padat karya tunai (PKT) hanya dianggarkan sebanyak dua titik, yakni sarana siring pasang sepanjang 76 meter dan 80 meter, sehingga total mencapai 156 meter.
“Total hanya ada 156 meter siring pasang yang kita bangun, sehingga diharapkan kedepan dapat lebih maksimal. Syaratnya, tadi asalkan pandemi berakhir, sehingga dapat dialokasikan kepada pembangunan fisik,” ujarnya.
Pada tahun mendatang, pihaknya berencana membangun jembatan gantung dengan desa tetangga, yakni, Pulau Panggung kecamatan setempat. Sehingga memperpendek jarak, yang seharusnya memutar dapat langsung tiba.
“Kalau dahulu kan jaraknya dekat, dari kampung sebelah kesini. Sebab, banyak kerabat yang berada disana, sehingga memperpendek jarak yang harus ditempuh. Alhamdulillah, ini sudah ada titik temunya, dan mereka setuju,” katanya. (FIT/D2)