WALI Kota Jakarta Selatan, Munjirin berharap seluruh kelurahan di wilayahnya berpacu memaksimalkan lahan terbatas sebagai lokasi pertanian perkotaan (urban farming).
“Kita menanam beberapa jenis tanaman yang menjadi unggulan di Duren Tiga. Jadi kelurahan lain juga harus berpacu,” kata dia usai mengunjungi “Kampung Herbal” di Rukun Tetangga (RT) 002/Rukun Warga (RW) 01 Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (4/2).
Dia mengatakan, tidak perlu berkecil hati untuk bertani di tengah Kota Jakarta. “Kita tidak harus memerlukan lahan yang luas, lahan yang sempit pun kita bisa memaksimalkan,” ujar dia.
Munjirin menuturkan, kolaborasi dengan pihak swasta sangat dimungkinkan untuk memaksimalkan penataan wilayah, seperti yang sudah dijalankan oleh Kelurahan Duren Tiga bersama PT Korindo menghadirkan “Kampung Herbal”.
“Unsur swasta pun yang mau bergabung untuk mengembangkan ini, bisa. Seperti di Kelurahan Duren Tiga ini, ada dukungan dari PT Korindo, yang sangat konsen di wilayah Pancoran untuk adanya pertanian di tengah kota,” katanya.
Mantan Camat Kebayoran Lama ini juga meresmikan sekaligus meninjau “urban farming” di Taman P2L atau yang biasa disebut “Taman Hatinya PKK” di RT 003/ RW 06 Duren Tiga serta meninjau “urban farming” RPTRA Tiga Durian di RT 005/ RW 03.
Kelurahan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, telah mengubah pekarangan warga di Rukun Warga (RW) 02 menjadi “Kampung Herbal” yang ditanami aneka tanaman obat-obatan tradisional.
Lurah Duren Tiga, Muhamad Mursid mengatakan, penaatan “Kampung Herbal” dilakukan di dua RT, yakni RT 01 dan 02 yang mendapat bantuan dari tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility/
CSR) Korindo Group.
“Jadi, ‘Kampung Herbal’ Kelurahan Duren Tiga ditujukan sebagai wadah obat-obatan tradisional. Apabila perlu tanaman obat yang agak sulit didapat, maka opsinya bisa di situ,” ujarnya.
Mursid mengatakan, tanaman herbal itu ditanami pada pot-pot di atas lubang got atau saluran lingkungan warga setempat. (MI/D2)