PEREDIKSI pasca-Lebaran jumlah pasien positif Covid-19 bakal meningkat terjadi di sejumlah wilayah, termasuk di Bandar Lampung. Meski demikian, Pemerintah Pusat telah mengambil kebijakan pengondisian perekonomian dengan menerapkan new normal atau tatanan kehidupan baru. Gerakan new normal ini bertahap dan bakal diterapkan oleh semua masyarakat Indonesia.
Namun, banyak masyarakat yang salah persepsi bahwa new normal sama seperti sudah bebas dari Covid-19, sehingga bebas melakukan aktivitas di luar rumah seperti kondisi biasanya.
Hal tersebut terlihat mulai dari padatnya lalu lintas, pasar dan mal mulai penuh sesak oleh pengunjung. Menyikapi hal tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang menyadari bahwa pentingnya mengetahui dan memahami arti dari penerapan new normal ini.
Seperti seorang warga Tanjungkarang Barat yang menjelaskan bahwa new normal hanya kata yang diubah, tapi dengan makna sama yakni tetap menerapkan jaga jarak aman sesama manusia, upayakan terus gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan masker, serta menyediakan hand sanitizer ataupun kerap cuci tangan.
“Menurut saya, penerapan new normal itu tidaklah jauh berbeda dengan social distancing atau physical distancing, dengan kita harus jaga jarak dan waspada penyebaran virus bisa saja terjadi, jadi new normal itu hanya kata baru,” kata Salsabila, karyawan sebuah bank di Bandar Lampung kepada Lampung post, Selasa (2/6).
Ia mengatakan sebenarnya kata new normal cukup membingungkan sebagian masyarakat awam. Contohnya adalah ibunya sendiri yang setelah tahu ada penerapan new normal justru bepergian seperti biasa tanpa gunakan alat pelindung diri.
“Menurut saya, penerapan kata itu membingungkan dan tampaknya penerapan ini juga lebih mengedepankan ekonomi dibandingkan kesehatan. Buktinya meskipun ada penerapan new normal tapi pasien corona terus bertambah,” ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah berupaya cukup maksimal dalam menekan angka serta penyebaran virus corona di Kota Tapis Berseri.
Dengan mempersiapkan diri untuk penerapan era new normal. Mulai dari tersedianya sarana pendukung, seperti tempat cuci tangan hingga memperhatikan jarak.
Sekretaris Kota Bandar Lampung Badri Tamam mengatakan dengan lebih membudayakan hidup bersih dan sehat hal itu sudah menjadi dasar memasuki new normal.
“Kita mau masuk ke new normal, jadi kita harus membudayakan hidup bersih selalu cuci tangan,” ujar Badri Tamam saat diwawancarai.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Bandar Lampung Adiansyah mengatakan dalam penerapan kehidupan baru itu salah satu indikatornya adalah penerapan di wilayah ekonomi seperti pasar, sehingga nantinya akan lebih dari sekadar sosialisasi kepada pengunjung pasar.
“Sebenarnya untuk sosialisasi seperti protokol kesehatan pakai masker, menjaga jarak itu sudah kita lakukan sejak beberapa bulan terakhir, sehingga nanti akan ada lebih dari hal itu kepada pedagang dan pengunjung pasar,” kata dia.
Hal tersebut sejalan dengan yang penjelasan pengamat sosial, Dewi Ayu Hidayati, yang mengatakan bahwa penerapan new normal ialah dengan cara mengubah mindset masyarakat tentang perilaku sehat dalam pencegahan Covid-19.
“Selain melakukan sosialisasi baik melalui media tertentu, seperti baliho, kampanye-kampanye tentang hidup sehat, iklan di media massa maupun media sosial tentang dampak dari virus corona, tapi yang terpenting adalah mencontohkan perilaku dalam penerapan protokol kesehatan tersebut,” kata dosen sosiologi Universitas Lampung itu.
Seperti mewajibkan di setiap rumah maupun di tempat keramaian memiliki tempat cuci tangan di depan yang dilengkapi sabun, juga mewajibkan menggunakan masker ketika keluar rumah dan di tempat keramaian, serta menempatkan aparat-aparat yang berwenang untuk mengontrol perilaku masyarakat.
“Pemerintah jangan segan memberikan sanksi tegas terhadap masyarakat yang tidak mengindahkan aturan. Oleh karena itu, memang aturan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran virus corona ini,” ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, memang pekerjaan rumah pemerintah dalam hal ini sangat besar dan tidak hanya di level operasional, tetapi di level kebijakan serta koordinasi antarlembaga sehingga penerapan new normal tidak menjadi bumerang dalam pengendalian virus corona. (R5)
atika@lampungpost.co.id