UMAR ROBBANI
DERASNYA arus pergerakan orang menjelang lebaran Idulfitri 2021 perlu diantisipasi semua pihak. Meskipun pemerintah telah melarang mudik, potensi kerumunan masih sangat tinggi. Bahkan Epidemiolog memperkirakan akan ada lonjakan hingga 40% kasus setelah lebaran.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta agar pemerintah daerah mengoptimalkan keberadaan posko PPKM mikro yang ada di wilayahnya masing-masing untuk mengontrol adanya potensi kerumunan di ruang publik.
“Satgas meminta kepada semua untuk mengoptimalkan posko dan penegakan disiplin dalam penegakan protokol kesehatan di lapangan. Saya juga meminta kepada kita semua jangan berpuas diri karena masih ditemukan pelanggaran di lapangan,” kata Wiku, Minggu (9/5).
Saat ini, Wiku menyatakan terdapat 18.802 posko PPKM mikro yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar jangan sampai terjadi kerumunan lagi seperti di mal dan fasilitas publik lainnya, khususnya menjelang Idul Fitri.
“Penting untuk kita ingat protokol kesehatan harus dilakukan di manapun termasuk di fasilitas publik. Jangan sampai hal itu terjadi berulang kembali karena berpotensi meningkatkan angka penularan yang selanjutnya,” tegas dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa saat ini terdapat varian baru covid-19 di Indonesia yakni B117, B1617, dan B1351 yang lebih cepat menyebar.
“Karena itu sebagai langkah pencegahan, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat di pintu masuk wilayah Indonesia termasuk pelaku perjalanan,” ujar Wiku.
Lonjakan 40%
Epidemiolog dan Ahli Pandemi dai Griffith University Dicky Budiman memperkirakan dengan adanya varian baru covid-19 dan longgarnya mobilitas masyarakat, Indonesia bisa mengalami lonjakan kasus hingga 40%.
“Rata-rata lonjakan kasus tanpa adanya varian baru saya amati bisa 10% – 20%. Apalagi dengan adanya barian baru yang lebih cepat menyebar, bisa sampai 2 kali lipatnya, bisa sampai 40%,” kata Dicky.
Namun demikian, lonjakan kasus tersebut bisa saja tidak terekam oleh data pemerintah. Pasalnya, Dicky menilai saat ini kendala klasik yang masih terus dialami Indonesia yakni angka testing yang rendah.
Terpisah, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menilai kesadaran warga Bandar Lampung, dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) terutama untuk pemakaian masker di lingkup pasar tradisional sudah cukup baik.
Namun demikian Pemerintah Kota (Pemkot) setempat tetap akan mengawasi, agar masyarakat sebagai pembeli maupun pedagang tidak lengah selama beraktifitas di luar rumah.
“Tingkat kesadaran masyarakat sudah sangat luar biasa pakai masker. Bahkan ada yang pakai pembatas untuk belanja, mudah-mudahan ini bisa dilakukan oleh pasar lainnya,” ujarnya. (DET/WID/S1)
umar@lampungpost.co.id