AMNESTY International mengatakan sejumlah pengunjuk rasa telah dibunuh pasukan keamanan Nigeria di Negara Bagian Lagos pada Selasa (21/10), setelah saksi melaporkan orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah demonstran yang melanggar perintah jam malam. “Orang-orang tewas di pintu tol (Lekki) oleh pasukan keamanan,” kata Juru Bicara Amnesty Nigeria, Isa Sanusi, kepada AFP, mengacu ke lokasi protes utama di kota itu.
Dia mengatakan kelompok hak asasi sedang bekerja untuk memverifikasi berapa banyak jumlah korban. Saksi mengatakan tembakan dilepaskan ke kerumunan lebih dari 1.000 demonstran untuk membubarkan mereka beberapa jam setelah pihak berwenang mengumumkan penguncian terbuka di Lagos dalam menghadapi protes yang meluas.
“Kami semua duduk dengan damai dan mereka mematikan lampu dan papan reklame. Semua orang mulai berteriak,” kata seorang pengunjuk rasa bernama Toye, meminta agar nama lengkapnya tidak disebutkan.
“Mereka mendatangi kami, tetapi saya tidak tahu siapa itu. Mereka menembak dan semua orang lari menyelamatkan diri,” ujarnya.
Adegan orang-orang yang mengeluarkan peluru dari luka seseorang dan meminta bantuan disiarkan dalam video langsung oleh DJ Switch, disjoki populer, kepada 150 ribu pemirsa Instagram.
Para pengunjuk rasa pemberontak sebelumnya di tempat ke jadian telah menyanyikan lagu kebangsaan dan berjanji untuk tetap turun ke jalan meskipun ada perintah untuk tinggal di rumah.
Kemarahan atas pelanggaran oleh Pasukan Khusus Antiperampokan (SARS) yang dibenci polisi meletus menjadi protes yang meluas sekitar dua minggu lalu yang menarik ribuan orang ke jalan.
Gubernur Lagos, Babajide Sanwo-Olu, memerintahkan penutupan sepanjang waktu di pusat ekonomi yang luas pada Selasa. ‘Penjahat dan penjahat sekarang bersembunyi di bawah payung protes ini untuk melepaskan kekacauan’, tulisnya di Twitter. (MI/D3)