OTORITAS Azerbaijan melaporkan pada Minggu (11/10) sedikitnya tujuh orang tewas dalam pengeboman malam oleh pasukan Armenia di kota terbesar kedua di Azerbaijan, Ganja. Serangan itu dilakukan kurang dari 24 jam setelah gencatan senjata di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan disepakati di Moskwa.
“Serangan rudal baru setiap malam oleh pasukan Armenia di daerah permukiman Ganja,” tulis Kementerian Luar Negeri Azerbaijan di Twitter, kemarin.
Selain tujuh orang tewas, dilaporkan 33 lainnya mengalami luka-luka, termasuk korban anak-anak.
Sebelumnya, gencatan senjata yang ditengahi Rusia berlaku setelah pembicaraan di Moskwa antara kedua belah pihak. Hal itu dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran dan memungkinkan pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan pasukan Azeri untuk menukar tahanan dan korban perang.
Kedua belah pihak saling menuduh melanggar ketentuan gencatan senjata hanya beberapa menit setelah diberlakukan.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang menteri luar negeri Armenia dan Azerbaijan ke Moskwa untuk melakukan pembicaraan damai, Jumat (9/10). Itu dilakukan karena pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia yang sudah berlangsung hampir dua pekan tidak tampak akan berakhir.
“Menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia diundang ke Moskwa pada 9 Oktober,” kata Putin dalam pernyataan yang dirilis Kremlin.
Presiden Rusia, bunyi pernyataan tersebut, mengeluarkan seruan untuk menghentikan pertempuran di Nagorno-Karabakh atas dasar kemanusiaan. Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam pertempuran sengit atas Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang dikuasai orang-orang Armenia yang memisahkan diri. Ratusan orang termasuk warga sipil telah tewas dalam pertempuran saat ini, yang terburuk sejak gencatan senjata tahun 1994.
Pejabat pertahanan di Azerbaijan dan Armenia mengatakan pertempuran berlanjut hingga Kamis (8/10), dengan kedua pihak mengklaim telah menimbulkan kerugian besar dan menuduh pihak lain menembaki daerah sipil. Armenia menuduh Azerbaijan menembaki katedral bersejarah di Nagorno-Karabakh. (MI/D3)