oiTIDAK ada kata lelah buat menebar kebaikan dan menambah ilmu. Itulah yang menjadi kekuatan pegiat literasi yang secara mandiri mendirikan fasilitas baca gratis hingga ke daerah pelosok. Hal ini bukan karena minat baca anak di Provinsi Lampung yang rendah, melainkan akses yang tidak menjangkau secara menyeluruh. Ditambah pandemi Covid-19 saat ini yang menjadikan anak kesulitan menerima banyak pelajaran dari sekolah karena terbatasnya waktu dan sistem secara daring.
Salah seorang pegiat literasi di Kota Bandar Lampung ini secara mandiri membangun kegiatan keliling daerah untuk memberikan fasilitas membaca ke seluruh anak yang ada di Bumi Ruwa Jurai. Hal tersebut karena keinginan yang tumbuh sejak tahun 2017 agar anak di provinsi Lampung memiliki akses menuju giat membaca.
Berawal dari keinginan sederhana, siapa sangka, saat ini pendiri ruang literasi yang diberi nama Busa Pustaka, Adi Sarwono telah memiliki banyak murid lebih dari 100 anak. Bahkan, setiap minggunya para muridnya sangat menantikan dia mengajar, baik di Taman Gajah yang merupakan lokasi strategis ia membuka lapak bacanya, hingga mendatangi rumah-rumah warga di zona hijau penyebaran Covid-19.
Dalam kesehariannya mengajar, Mang Adi, sapaan akrab muridnya, selalu membawa kumpulkan buku pelajaran hingga alat mewarnai. Lalu dilanjutkan dengan memberikan materi pelajaran umum kepada anak muridnya yang antusias.
“Saya sangat ingin menumbuhkan semangat baca kepada anak Provinsi Lampung, tugas saya membantu pemerintah mewujudkan para anak di Provinsi ini maju dan berkembang,” kata alumnus Hubungan Internasional ini.
Dalam aksinya tiap pekan itu, ia sudah memiliki sukarelawan yang terdiri dari anak sekolah menengah atas hingga mahasiswa di perguruan tinggi untuk membantunya memberikan materi ke murid. Mulai dari story telling, baca gratis, hingga kelas edukasi yang terbagi di antaranya pendidikan sosial, kesehatan, hingga kelas inspirasi yang mengundang tokoh profesi.
Adapun buku yang dikumpulkannya adalah dari hasil donasi dari para donatur yang ada di luar Provinsi Lampung, bahkan tak jarang ia sisihkan gajinya untuk memberikan sedikit cendera mata bagi para muridnya. “Saya terus upayakan agar stok buku terus diperbarui sehingga anak tidak akan bosan dalam membaca buku,” ujarnya.
Menurutnya, perpustakaan daerah yang telah disediakan pemerintah sudah cukup baik memberikan tempat dan kesempatan anak membaca. Hanya perpustakaan daerah lewat perpustakaan keliling kurang menyentuh langsung ke anak di pelosok.
Ia berharap dari usahanya ini dapat memberikan contoh baik bagi semua orang sehingga dapat melanjutkan dan meneruskan edukasi ini dengan semangat literasi anak Provinsi Lampung. (R5)
atika@lampungpost.co.id