Serius Tangani Limbah Medis

ATIKA OKTARIA SN PENGELOLAAN limbah medis membutuhkan perhatian serius. Laju pertambahan kasus Covid-19 di provinsi ini turut memicu peningkatan volume limbah berbahaya tersebut. Dalam enam bulan terakhir Lampung memproduksi 104 ton lebih limbah medis. "Mesin penghancur dan pengolah limbah medis atau insinerator yang tidak bisa beroperasi di rumah sakit-rumah sakit pemerintah harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah," kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I Made Bagiasa, Selasa (7/9). Ia meminta Pemerintah Provinsi Lampung fokus memperbaiki insinerator serta merelokasi penempatannya agar bisa dioperasikan kembali. Jangan sampai keberadaan alat tersebut justru menimbulkan persoalan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Senada, akademisi Universitas Lampung (Unila) John Hendri menyarankan perbaikan segera insinerator. Menurutnya, tidak ada solusi lain selain menggunakan alat tersebut dalam mengolah limbah medis. Sebab, jika tidak dimusnahkan, limbah medis bisa berbahaya bagi masyarakat. Ia menjelaskan insinerator hanya sebuah alat pembakaran yang diletakkan di sebuah ruangan. Dalam prosesnya ada filtrasi asap agar abu pembakaran tidak bertaburan. "Jalan satu-satunya insinerator, paling gampang dan mudah. Harus diperbaiki, provinsi harus konsentrasi ke arah sana," ujarnya, kemarin. Pada bagian lain, Direktur Walhi Provinsi Lampung, Irfan Tri Musri menyarankan pemerintah daerah mengoptimalkan unit pelaksana teknis (UPT) khusus menangani limbah medis. Menurutnya, abai dalam pengelolaan limbah medis oleh layanan kesehatan bisa masuk ranah pidana. "Belum ada teknologi di Lampung yang mampu menggantikan insinerator untuk alat penghancur dan pengelola limbah. Bila insinerator rusak, segera menggandeng pihak ketiga untuk bekerja sama mengelola limbah medis tersebut, gaet investor," katanya. Limbah dari R umah Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Lampung, limbah medis di Lampung meningkat pesat sepanjang tahun ini. Terhitung Januari hingga Juli 2021 volumenya mencapai 14 ton atau naik 300% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Ketua IDI Kota Bandar Lampung dr Aditya M Biomed mengatakan sumber limah medis tidak hanya dari rumah sakit. Saat ini banyak ditemukan masker sekali pakai, botol bekas hand sanitizer , tisu, disinfektan, sampah rapid test dalam sampah rumah tangga pasien isolasi mandiri (isoman). Hakim, warga Kelurahan Gunungterang, Kecamatan Langkapura, mengaku sampah medis yang didapat dari orang tuanya ketika isoman di rumah hanya dibuang ke tempat sampah. "Kami buang begitu saja di tempat sampah campur dengan sampah rumah tangga," kata dia. Sedangkan Nilam, warga Kelurahan Sepangjaya, Kecamatan Labuhanratu, Kota Bandar Lampung, mengaku mengatur sampah limbah medisnya sendiri ketika menjalani isoman beberapa waktu lalu. "Selesai isoman langsung dibakar karena saya takut bisa membahayakan orang lain," kata dia. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Edwin Rusli mengimbau warga memisahkan limbah rumah tangga dengan limbah medis. Ia mengakui saat ini belum ada penanganan khusus limbah medis dari pasien isoman. Sebab itu, kesadaran warga mengelola limbah amat dibutuhkan. (DET/TV2/CR1/R5) atika@lampungpost.co.id

Serius Tangani Limbah Medis

Abai dalam pengelolaan limbah medis bisa masuk ranah pidana.

Keberagaman Budaya Dukung Pembangunan Nasional

Si Penopang Uang yang Mulai Usang

Firman Luqmanulhakim

Si Penopang Uang yang Mulai Usang

Diskriminasi pada Si Kecil yang Lemah!

41 Napi Meninggal pada Peristiwa Kebakaran Lapas, Komisi III Minta Investigasi

Jembatan Utama Desa Sinli Jurung Bangka Roboh

Warga Bandar Lampung Antusias Vaksinasi di Masjid Al-Furqon

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 02 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 01 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi