Sudah 14 Kali Bencana Terjadi di Lambar

ELIYAH SEJAK memasuki tahun 2019 hingga Selasa (26/2), Lampung Barat sudah 14 kali mengalami musibah bencana alam. Bencana alam itu telah merusak berbagai fasilitas umum maupun fasilitas masyarakat yang tersebar di berbagai lokasi. Bencana alam tersebut umumnya adalah longsor dan banjir. Kemudian ada juga karena kebakaran akibat arus pendek listrik. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lampung Barat Aliyurdin, mendampingi Kepala BPBD Gison Sihite, Selasa (26/2), menjelaskan selama Januari bencana alam terjadi sebanyak enam kali. Kemudian di Februari delapan kali yang tersebar di sejumlah lokasi. Pada Januari lalu, kata Aliyurdin, enam kali bencana itu yakni terjadi jalan ambles yang mengakibatkan putusnya jalan penghubung di Pekon Pampangan, Kecamatan Sekincau, pada 2 Januari. Kemudian saat bersamaan juga terjadi jembatan penghubung di Pekon Hujung (Belalau) terputus akibat longsor. Lalu, 3 Januari jembatan Tuguratu (Suoh) juga putus. Tiga bencana lainnya yaitu kebakaran rumah warga di Pemangku Sukajaya (Balikbukit), rumah warga di Sukarami, dan di Pekon Hantatai (Bandarnegeri Suoh). Aaapun delapan kejadian bencana di Februari, kata dia, antara lain kebakaran rumah warga di Way Mengaku. Lalu, pada 14 Februari terjadi longsor dan banjir di Pekon Sidodadi dan Sukarame. Di Pekon Sidodadi dan Sidomulio, Kecamatan Pagardewa, terjadi banjir bandang yang mengakibatkan 28 jembatan di Sidomulio rusak berat, ratusan hektare perkebunan rusak, puluhan kincir pembangkit listrik rusak, sarana air bersih juga rusak, serta dua jembatan di Sidodadi juga putus. Secara bersamaan juga terjadi bencana longsor di jalan penghubung Pekon Sukarame (Belalau) yang ambles sepanjang 35 meter dengan kedalaman 3 meter dan lebar 4 meter. Gotong Royong Untuk kerusakan 28 jembatan di Pekon Sidomulio (Pagardewa), kata Aliyurdin, sampai 23 Februari lalu masyarakat setempat sudah gotong royong memperbaiki secara swadaya. Dari 28 jembatan itu, sebanyak 17 unit sudah ditangani oleh masyarakat langsung. Untuk jembatan yang memang tidak bisa ditangani, akan diusulkan untuk dilakukan oleh dinas teknisnya. Soal berapa fasilitas umum yang penanganannya akan diusulkan ke dinas teknis, yaitu PU, itu belum diketahui karena prosesnya masih akan didata kembali. Pastinya kerusakan yang nilainya mencapai Rp100 juta ke bawah akan ditangani melalui dana darurat. Sementara yang di atas angka itu akan diusulkan ke dinas teknisnya. (D2) eliyah@lampungpost.co.id

Sudah 14 Kali Bencana Terjadi di Lambar

Festival Mangrove Ajak Jaga Lingkungan dan Promosi Wisata

302 Ha Padi-Jagung di Lamtim Puso

Muharram Candra Lugina

302 Ha Padi-Jagung di Lamtim Puso

Strategi Evaluasi UN Berubah

Kampus Tunggu Kuota Bidikmisi

UI-ITB 200 Besar Kampus Terbaik Asia-Pasifik

Pusat Asesmen Kemendikbud Perkuat Sistem Meritokrasi

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 26 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 27 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 24 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 29 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi