MAHASISWA Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung 2022 di desa Baruranji, kecamatan Merbaumataram, Lampung Selatan (Lamsel)
melakukan sosialisasi cara pembuatan Silase atau persediaan makanan ternak pada musim kemarau terhadap para peternak di desa setempat, Rabu (26/1).
Mahasiswa Peternakan Unila 2019, Robby Agung Darmawan sebagai Koordinator kelompok mengatakan pada musim hujan secara umum peternak tidak kesulitan untuk mendapat hijauan (pakan ternak) yang dipelihara peternak, karena saat musim hujan rumput atau hijauan lainnya dapat tumbuh dengan subur.
Namun ketika menghadapi musim kemarau, kata dia, peternak akan mengalami kesulitan untuk mencari hijauan untuk pakan ternak. Guna menanggulangi permasalahan tersebut pihaknya mensosialisasikan salah satu cara yang bisa dilakukan peternak yaitu dengan mengawetkan hijauan disaat kondisi hijauan melimpah pada musim hujan dengan proses ensilase sehingga didapatkan suatu produk yang dinamakan silase.
“Silase merupakan awetan segar yang disimpan dalam silo, sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara, pada kondisi anaerob,” kata dia kepada Lampung Post.
Manfaat pembuatan Silase untuk persediaan makanan ternak pada musim kemarau yakni menampung kelebihan Hijauan Makanan Ternak (HMT) pada musim hujan dan memanfaatkan secara optimal meningkatkan kualitas nutrisi pada hijauan.
“Kami tujuh mahasiswa KKN melakukan sosialisasi cara pembuatan Silase terhadap warga desa Baru Ranji yang memiliki ternak,” ujar dia.
Menurutnya Bahan yang perlu disiapkan diantaranya, Rumput 30 Kg
Bekatul 3 Kg (10% dari berat hijauan) Molases 500 ml (3% dari bobot hijauan) EM4 20 ml (5% dari berat hijauan) dan air secukupnya.
Alat yang perlu disiapkan yaitu Silo / wadah hijauan yang akan di fermentasi, Alat pencacah / golok dan talenan Ember.
Kemudian cara membuatnya, kata dia, menimbang semua bahan yang diperlukan menghamparkan hijauan di atas alas plastik yang bersih. Mencampurkan EM4 dan molases, kemudian memercikannya pada hijauan secara merata, menaburkan dedak pada hijauan secara merata, menambahkan air jika tingkat kebasahan campuran kurang dan belum merata.
“Mengaduk semua bahan secara merata dengan mombolak-balikan hijauan Memasukan hasil campuran ke dalam kantong plastic (Silo), sedikit demi sedikit, sambil dipadatkan, agar udara yang ada didalam kantong plastik bisa dikurangi atau dihilangkan sama sekali,” katanya.
Setelah semua bahan campuran dimasukkan, maka kantong plastik diikat serapat mungkin, supaya tidak ada udara yang masuk. Setelah fermentasi dilakukan selama 1 minggu, silo dibuka untuk mengeluarkan hasil silase kemudian diangin-anginkan sebelum diberikan kepada ternak.
Agung menjelaskan, kelompok KKN berjumlah 7 orang dengan dirinya sebagai Koordinator, Hendrik Julian (Peternakan 2018), Dean Nugraha (Ilmu Hukum 2019), A.Muniif Fadhlurrohman (Teknik Sipil 2019), Katarina Esti Wulandari (Administrasi Negara 2019), Zatarina Al Farisi (Teknologi Hasil Pertanian 2019), dan Wulan Dwi Lestari (Agribisnis 2019). (EBI/D2)