SEJAK Tahun 1977 desa Rulungmulya, kecamatan Natar, Lampung Selatan tidak pernah tersentuh pembangunan. Bahkan jalan utama menuju desa tersebut masih berupa batu besar alias jalan onderlagh.
Meski demikian warga desa paling penghujung kecamatan terbesar di Lamsel ini rutin memperbaikinya secara swadaya atau bergotong royong.
Kepala desa Rulungmulya, Maryoto mengatakan masyarakat bersama pemerintah bahkan membuka donasi untuk memperbaiki jalan yang ada di desa tersebut.
Menurut dia, harapan warga desa sederhana, yakni akses utama masyarakat untuk berpergian diperbaiki.
“Yang saya kasihan ada banyak anak sekolah dari desa melintas menuju sekolahan tetapi kondisi jalanya masih bebatuan. Jalan ini kalau tidak salah di onderlagh tahun 77,” kata dia, Minggu (20/2).
Dia mengaku segala upaya telah dilakukan agar jalan tersebut diperbaiki. Menurutnya, gotong royong hampir setiap hari libur dilakukan, seperti membuat siring disisi kiri kanan jalan onderlagh. Dengan harapan saat ada pembangunan dari Kabupaten mereka tidak perlu repot membuatkan talut.
“Perbaikan seadanya saja kami lakukan karena memang itu yang kami bisa. Kami mohon kepada pemkab terkait agar memperbaiki akses jalan kami ini,” ujar dia.
Warga desa setempat, Rodin mengaku saat musim buah di desa ini, petani kesulitan menjual hasil panennya karena akses jalan sulit untuk dilalui.
“Sekarang sudah mendingan jalan tidak banyak lobang karena ditimbun dengan membeli bahan dari luar. Pemerintah desa pesan sabes dari luar, sabes ini lah yang ditimbun kemudian dipadatkan secara manual,” katanya.
Warga desa sangat semangat ikut serta bahu membahu memperbaiki jalan berlubang, membuat talut dan lainnya dengan harapan pemerintah Lamsel membangun jalan layak untuk masyarakat desa ini.
“Kalau di desa lain rusak aspalnya karena memang pernah dibangun, tapi di sini belum pernah tersentuh sekalipun pembangunan jalan aspal,” ujarnya. (EBI/D2)