DALAM rangka meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan dan mendorong UMKM memanfaatkan potensi Sumberjaya lokal, Dinas Ketahanan Pangan Lampung Barat menggelar pelatihan pengolahan produk pangan lokal melalui berbagai inovasi, Selasa (26/7).
Kegiatan yang dipusatkan di gedung sekolah kopi Lambar itu diikuti 30 peserta dari Kelompok Wanita Tani (KWT), UMKM dan kader PKK Lambar. Pelatihan itu berlangsung selama tiga hari mulai Selasa (26/7)-Kamis (28/7) dengan materi lima paket yaitu tentang teknik pembuatan aneka tepung,
pengolahan produk turunan ubi jalar, pengolahan produk turunan talas,pengolahan produk turunan pisang dan pengolahan produk turunan kopi.
Sementara narasumber pelatihan berasal dari Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) “Teladan Sahabat” dari Bandar Lampung.
Kegiatan itu dibuka oleh asisten II Wasisno Sembiring. Wasis menyampaikan, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan di Lambar maka perlu menggali dan memanfaatkan potensi sumber pangan lokal yang kemudian dikembangkan untuk menjadi sumber pangan. “Salah satu tujuannya agar terhindar dari ancaman krisis pangan dan dari ketergantungan pada produk impor terutama gandum,” kata dia.
Menurutnya, Lambar sangat kaya akan berbagai jenis pangan lokal seperti ubi kayu, ubi jalar, talas, pisang dan lain-lain. Potensi lokal ini dapat dijadikan sebagai pengganti gandum dan pengganti beras. “Karena itu perlu inovasi dan kreatifitas tentang teknik pengolahannya agar tercipta produk turunan yang memiliki cita rasa tinggi, nilai gizi yang baik dan nilai jual yang dapat diterima oleh pasar,” ujar dia.
Kemudian berdasarkan Peraturan Bupati Lambar No. 20 tahun 2011 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal di Kabupaten Lambar juga diperlukan upaya promosi, kampanye dan edukasi kepada masyarakat luas. “Hal ini dilakukan agar tujuan diversifikasi pangan dapat memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman, mengembangkan usaha di bidang pangan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara optimal,” katanya.
Karena itu perlu dilakukan upaya percepatan diversifikasi pangan secara menyeluruh, sejak dari hulu hingga hilir. Perbaikan dari hulu dilakukan dengan melakukan penerapan teknologi budidaya, pendampingan serta penyediaan sarana dan prasarana sehingga bahan pangan dapat tersedia dengan cukup.
Perbaikan dari sisi akses masyarakat untuk mendapat pangan lokal dilakukan melalui perbaikan pada teknologi pasca panen, penyimpanan, pengolahan dan memperluas skala usaha serta pemasaraan melalui kemitraan dengan retail dan industri yang lebih besar.
Selanjutnya upaya perbaikan dari sisi pemanfaatan dilaksanakan melalui edukasi dan promosi yang diharapkan dapat merubah kebiasaan dan pola pikir masyarakat terhadap konsumsi pangan lokal non beras dan non terigu yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.
“Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pangan lokal masyarakat Lambar, membangkitkan UMKM yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomin masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lambar Maidar, menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan juga untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal dan pengembangan diversifikasi produk lokal terutama umbi-umbian melalui inovasi tentang cara pengolahan produk berbasis pangan lokal menjadi produk turunan yang memiliki nilai gizi dan nilai ekonomi yang tinggi, mulai dari pembuatan tepung-tepungan sampai produk olahannya.
Hal itu juga sekaligus merupakan upaya dalam rangka mendorong tumbuhnya industri pengolahan pangan lokal yang sangat potensial di Lambar guna menumbuhkan ekonomi kreatif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian mengantisipasi terjadinya krisis pangan dan dalam rangka menurunkan pasokan produk impor khususnya gandum. Inovasi dilakukan untuk mencari alternatif barang substitusi atau barang pengganti jika sewaktu-waktu terjadi kelangkaan produk gandum. (ELI/D2)