DESA Bengking yang terletak di Kecamatan Jatinom menjadi desa pertama di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang merancang pembangunan wilayah dengan konsep agro eduwisata. Konsep pembangunan itu memadukan potensi pertanian dan pariwisata, didukung sektor ekonomi kreatif melalui para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Ketua Kelompok Tani Sarana Makmur Desa Bengking, Muhammad Wiji Supriyono, mengatakan Desa Bengking menerapkan konsep agro eduwisata, pengunjungnya bisa belajar pertanian sambil menikmati suasana desa naik armada transportasi tradisional, yakni gerobak sapi. Terlebih, di wilayah tersebut banyak budi daya tanaman jeruk.
“Dulu Desa Bengking dan sekitar banyak budi daya jeruk Jatinom. Karena tidak terkonsep, saat panen raya harga jeruk jatuh. Harga per kilogram hanya Rp5.000. Lalu, saya ada ide untuk menjual jeruk Jatinom dengan konsep mencicipi gratis lewat Facebook. Tiba-tiba saja Bengking banyak tamu. Mereka penasaran datang mencoba mencicipi jeruk Jatinom,” kata dia dalam acara Ngobrol Pertanian di halaman SD 2 Bengking, Minggu (20/3).
Pemuda asal Bengking itu mengajak para pemuda desa tidak malu terjun di dunia pertanian. Setelah diungggah di media sosial, ternyata harga jual jeruk Jatinom bisa meningkat 100 persen. Terbukti kalau pertanian bisa menjadi jalan menuju sukses.
“Kita itu jangan malas membuka jalan rezeki orang lain. Di Desa Bengking itu kabarnya desa miskin. Namun, kalau mau berkunjung ke Bengking, ada UMKM produksi olah pangan hasil pertanian, seperti Turtela. Belajar bertani seperti menanam cabai, okulasi buah kelengkeng, petik kelengkeng, atau panen madu. Semua ada di Desa Bengking. Yang lebih sensasional adalah keliling desa naik gerobak sapi, keren,” ujar Wiji, sapaan akrabnya.
Kepala Desa Bengking, Suroto, menjelaskan kalau keadaan desanya masih kategori miskin ekstrem. Namun, ia mengaku kalau warga desanya tidak mau menyerah. Dari generasi tua sampai pemuda kompak bergotong royong membangun desa lewat sektor pertanian.
“Desa Bengking itu masuk desa miskin ekstrem. Nmaun, generasi mudanya semangat. Didukung kelompok tani, bahkan wanita taninya kreatif. Di Bengking ada budi daya buah kelengkeng, madu, sayuran, budi daya pepaya, olah produk pertanian, sampai buah durian,” kata dia.
Selain itu, konsep agro eduwisata Desa Bengking mempunyai ikon dengan wisata gerobak sapi. “Kalau ke Desa Bengking jangan lupa keliling desa naik gerobak sapi. Para peternak sapi ambil bagian dalam konsep agro eduwisata. Atau yang suka tantangan naik sapi juga bisa. Kami berharap kami bisa didukung pemerintah untuk mengembangkan Desa Bengking menjadi desa agro eduwisata pertama di Klaten,” ujarnya. (RLS/D2)