DENI ZULNIYADI
AKTIVIS Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan meminta pemerintah daerah di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu melakukan berbagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor pada musim hujan tahun ini.
Pemda yang wilayahnya rawan banjir dan tanah longsor perlu mulai melakukan berbagai tindakan pencegahan sejak awal musim hujan ini sehingga dapat dicegah timbulnya kerugian harta benda dan korban jiwa dalam jumlah besar.
Direktur Eksekutif Walhi Sumsel M Hairul Sobri mengatakan bencana tersebut berpotensi terjadi di 11 daerah, yakni Kota Palembang, Pagaralam, Lubuklinggau, Kabupaten Musirawas, Musirawas Utara, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Ogan Komering Ulu Timur.
Pemerintah daerah di sejumlah kabupaten dan kota yang tergolong rawan bencana hidrometeorologi perlu melakukan perhatian khusus antisipasi bencana pada musim hujan tahun ini.
Banyaknya korban dan kerugian yang disebabkan bencana tersebut menunjukkan telah terjadi ketidakseimbangan ekologis, yang kemudian memicu perubahan iklim.
Tindakan antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemda, yakni menghentikan penyimpangan tata ruang yang menjadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, harus mengendalikan bahkan bersikap tegas menghentikan investasi dan eksploitasi sumber daya alam (SDA).
Bencana hidrometeorologi, seperti genangan, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor terjadi karena akumulasi kerusakan akibat kesalahan pengolahan dan pemanfaatan SDA serta eksploitasi karena kepentingan industri.
Banyaknya korban dan kerugian yang disebabkan bencana tersebut menunjukkan telah terjadi ketidakseimbangan ekologis, yang kemudian memicu perubahan iklim. Perubahan iklim menimbulkan bencana dengan dampak yang sangat luas dirasakan masyarakat. Kondisi tersebut, menandakan ada sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan SDA di provinsi ini.
Siapkan Bantuan
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menyiapkan stok bantuan bencana untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor pada musim hujan ini yang dipengaruhi fenomena La Nina. Fenomena alam itu dapat mendorong peningkatan hujan ekstrem.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan stok bantuan bencana terutama beras yang disiapkan di gudang selama ini jumlahnya akan ditingkatkan sehingga jika sewaktu-waktu terjadi banjir dan tanah longsor bisa segera disalurkan kepada masyarakat.
Stok bantuan itu perlu disiapkan dalam jumlah maksimal terutama di daerah yang tergolong rawan bencana. “Jika diketahui masyarakat mengalami bencana banjir dan tanah longsor, bisa segera diberikan bantuan sehingga dapat dicegah timbulnya masalah sosial seperti rawan pangan,” kata Wagub.
Bantuan tersebut sifatnya sebagai perlindungan sosial kepada masyarakat yang benar-benar layak menerimanya, untuk menyalurkannya akan dilakukan secara selektif sehingga tepat sasaran.
Beberapa daerah berpotensi terjadinya tanah longsor yang menjadi pusat perhatian seperti Kabupaten Lahat, Empat Lawang, dan Kota Pagaralam, mengingat daerah tersebut berada di dataran tinggi, sedangkan daerah berpotensi banjir adalah yang berada di kawasan dataran rendah, seperti Kota Palembang, Kabupaten Banyuasin, Ogan Ilir, Musirawas, dan Ogan Komering Ilir.
Masyarakat di daerah tersebut diimbau meningkatkan kewaspadaan dari ancaman bencana itu sehingga diharapkan permasalahan sosial akibat dampak bencana pada musim hujan dapat dihindari atau paling tidak bisa diminimalkan. (ANT/D1)
deni@lampungpost.co.id