FERDI IRWANDA
BADAN Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Bahari yang berada di Kampung Bratasena Adiwarna, Kecamatan Denteteladas, Tulangbawang menjadi Bumdes terbaik di Kabupaten Tulangbawang.
Direktur Bumdes Sumber Bahari, Bibit Saputra, mengatakan hal itu usai berhasil meraih nominasi penerima penghargaan ASEAN Rural Development and Poverty Eradication (RDPE) Leadership Award bersama 20 perwakilan provinsi se-Indonesia dan kementerian.
“Pendapatan BUMDes saat ini mencapai Rp480 juta dan melibatkan 50 masyarakat kampung setempat dalam menjalankan roda bisnisnya. Prestasi kami sudah menembus tingkat nasional,” kata dia kepada Lampung Post, Senin (13/12).
Bumdes Sumber Bahari, lanjut dia, mampu mengaktifkan potensi kampung dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.
Bibit menceritakan awal mula pengembangan Bumdes yang dikelolanya sejak 2016 lalu itu. Dia mengaku mendapatkan suntikan dana Rp40 juta dari APBD kampung. Dari dana tersebut, pihaknya menggeluti usaha jual beli barang bekas atau rongsokan.
“Tercetusnya membuka usaha itu karena melihat potensi barang bekas melimpah yang berasal dari limbah rumah tangga dan usaha tambak udang masyarakat di sekitar kampung,” ujar dia.
“Selama 20 bulan berjalan usaha itu, pendapatn Bumdes berkembang menjadi hampir Rp100 jutaan,” katanya.
Dua tahun berjalan, kata dia, bisnis yang digeluti tersebut memberikan dampak positif, karena selain pendapatan meningkat juga menciptakan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat.
Dia kemudian, membuka unit usaha baru untuk mendongkrak pendapatan.
Hingga saat ini, dia mengaku terdapat sembilan unit bisnis yang digeluti Bumdes, yakni isi ulang air minum, pangkalan minyak jenis solar khusus petambak, penyediaan bibit benur udang Vaname, penyediaan es balok, dan Toko kebutuhan usaha tambak.
Kemudian, jasa penjualan udang, penyediaan pakan udang, dan penyediaan kebutuhan alat tambak seperti kincir tambak dan aksesorisnya.
“Dari berbagai bisnis itu Bumdes mendapatkan pendapatan mencapai Rp480 juta. Untuk jasa penjualan udang kami mendapatkan fee dari setiap udang yang berhasil dijual,” ujarnya.
50 Warga
Bibit menambahkan, terdapat 50 warga yang dilibatkan dalam sejumlah bisnis milik BUMDes. “Warga ada yang berperan sebagai pekerja sortir udang, petugas bongkar muat, dan pengampas air mineral,” katanya.
Pada waktu tertentu, jumlah masyarakat yang bekerja akan meningkat drastis sesuai dengan kebutuhan.
“Yang paling banyak melibatkan pekerja itu saat penanganan panen udang, karena vendor-vendor dari luar yang kerjasama dengan Bumdes, kami wajibkan memperkerjakan warga sekitar. Jumlahnya ini bisa mencapai 70 orang,” ujarnya.
“Dari berbagai bisnis itu Bumdes mendapatkan pendapatan mencapai Rp480 juta.”
Dia mengaku telah mempersiapkan jenis usaha baru guna mendongkrak pendapatan kampung melalui sektor Bumdes. Unit usaha itu menyediakan jasa perbaikan mesin tambak udang.
“Kedepan rencananya kami membuka layanan reparasi mesin. Cuma untuk usaha ini kan membutuhkan alat dan tenaga khusus. Jenis usaha ini yang sedang kami persiapkan untuk menambah pendapatan dan juga merekrut tenaga kerja baru bagi masyarakat,” kata Bibit. (D2)
ferdi@lampungpost.co.id